part 7

449 17 0
                                    

*  *  *

*

Bel istirahat telah berbunyi beberapa menit yang lalu, ruangan kelas sudah mulai kosong dan hanya menyisakan beberapa orang saja yang masih berada di kelas.

Setelah puas menangis di toilet sekolah, Jaemin sekarang berada di ruang kelas duduk di mejanya dan mengerjakan tugasnya. Wajahnya sedikit sembab dengan mata dan hidung yang memerah. Mau bagaimanapun dia harus menyelesaikan kembali laporan yang dihilangkannya itu hari ini sebelum bel masuk kelas berbunyi. Ia bahkan sampai melupakan waktu makan siangnya karena sibuk menulis ulang laporan prakteknya.
Jaemin tidak ingin Renjun mendiami nya terlalu lama, karena hal itu membuatnya merasa bersalah.
Untung Jaemin dibekali otak encer dari orangtuanya jadi ia bisa menulis ulang dengan mudah.

"Jaemin kau makanlah dulu, kau pasti lapar" ucap Felix menjulurkan sebuah roti kepadanya.

Jaemin menengadahkan kepalanya menatap Felix dan menggeleng pelan untuk menolak pemberian Felix.

"tidak perlu, terimakasih aku tidak lapar" tolak Jaemin dengan sopan.

Jika Jaemin bisa jujur, dia sangat lapar sekarang tapi bagaimanapun dia juga sedang di kejar waktu. Jaemin juga ingin pergi keluar kelas untuk makan siang namun itu akan memakai banyak waktunya jadi dia lebih memilih menahan lapar agar dia bisa cepat menyelesaikan tugasnya.

"aku yakin perutmu pasti lapar, kau tidak perlu memikirkan perkataan Renjun, sekarang makanlah" ucap Haechan.

"Iya Jaemin yang dikatakan Haechan benar nanti Renjun pasti tidak akan marah lagi padamu" Felix ikut menimpali.

"kalian tak marah padaku?" tanya Jaemin dengan ekpresi penuh keingintahuan. Jaemin menghentikan aktivitas menulisnya untuk mendengarkan jawaban dari kedua temannya ini. Ia menengadahkan kepalanya menatap Felix dan Haechan secara bergantian.

"untuk apa aku marah padamu? bukankah ini masalah biasa?" jawab Haechan santai dan mendudukkan dirinya di kursi di depan Jaemin duduk.

Felix mengangguk setuju dan tersenyum tulus melihat Jaemin "makanlah biar aku dan Haechan yang melanjutkan pekerjaanmu"

"maafkan aku, bagaimana jika nanti tugas ini tidak di terima lagi? aku benar-benar menyesal"

"tidak usah di pikirkan, kamu makan saja kami sudah membelikan mu roti untuk dimakan, ayo makan sekarang sebelum perutmu itu berbunyi" titah Haechan.

Jaemin menganggukkan kepalanya dan menikmati makanan yang diberikan oleh kedua temannya itu. Setelah ini bagaimana caranya menghadapi Renjun yang masih bersikap tidak peduli kepadanya bahkan sepertinya Renjun menjauh darinya. Renjun itu salah satu orang favoritnya, baginya Renjun itu sudah seperti saudaranya.

"maaf Renjun" batin Jaemin.

*

*

*

Siang yang cerah ini pintu ruangan kelas terbuka dan memperlihatkan para siswa yang ada di kelas Jaemin sedang bercanda ria sesamanya. Guru-guru di sekolahnya sedang mengadakan rapat untuk membahas ujian kelulusan siswa seangkatan Jaemin hanya sekitar lima bulanan lagi kelas tingkat akhir belajar di sekolah ini, setelahnya mereka akan melanjutkan pendidikan di Universitas favorit mereka.

Jaemin mendesah kecewa saat kembali dari ruangan guru. Laporan yang dikerjakannya bersama Haechan dan Felix pada jam istirahat tadi tidak di terima lagi. Jaemin terlambat memberikannya dari batas waktu yang telah mereka sepakati.

My Destiny Is With You [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang