part 15

398 7 0
                                    

Matahari mulai terbit, menampilkan cahaya terangnya menghiasi suasana pagi indah hari ini. Jaemin membuka matanya perlahan mencoba menetralkan cahaya yang masuk ke retina nya. Perlahan ia mendudukkan dirinya di atas kasur.
Matanya menerawang melihat area sekelilingnya. Melihat jam weker di atas nakas di sebelah ranjang ia mendengus pelan, sekarang sudah pukul 05.34 yang artinya Jaemin harus segera mempersiapkan dirinya untuk berangkat sekolah dan juga ia harus memasak untuk sarapannya pagi ini. Jaemin mengambil handphone nya, ia mendapat beberapa panggilan telepon dari Eomma nya namun ia tidak sempat menjawabnya karena sedang tertidur

"aku harus segera mandi dan setelah itu aku akan menelfon Eomma" gumam Jaemin.

Jaemin merapikan ranjang tidurnya dan berjalan menuju kamar mandi.

Lima belas menit berlalu, Jaemin telah menyelesaikan acara mandi paginya. Langkahnya berjalan menuju lemari baju dan mengambil seragam sekolahnya. Ia mengancingi bajunya dengan sempurna, rambutnya ditata dengan rapi, rambut berwarna hitam kecoklatan itu tampak cocok dengan wajah Jaemin yang memiliki pipi sedikit berisi.

Jaemin meletakkan tas nya di atas meja pantry di dapur. Kini ia berada di depan kulkas, tangannya sedang memilih bahan masakan yang akan di masaknya pada pagi ini. Ia juga mengambil sebuah susu kotak dari dalam kulkas. Ia meneguk susu instan itu sampai habis lalu memulai acara memasaknya. Ini sudah kegiatan Jaemin setiap hari ketika dia di tinggal di rumah sendirian.

Seperti keinginannya tadi, setelah selesai bersiap-siap ia akan menelfon orangtuanya yang berada di Jepang untuk mengabari mereka tentang keadaan Jaemin yang sendirian di rumah. Ia berbicara di telefon sambil memasak sarapan paginya.

"hallo Eomma!" sapa Jaemin. Ponselnya di letakkan di atas pantry dapur, sedangkan dirinya asik mondar-mandir dari wastafel menuju kompor. Ia memasak sambil mencuci bahan makanannya yang belum bersih di wastafel.

"hallo sayang, bagaimana kabarmu? kau baik-baik saja kan? apakah kau sudah sarapan? apa kau bisa tinggal sendirian di rumah? maafkan Eomma masih sangat sibuk disini, maaf Jaemin Eomma sangat jarang menelfon mu selama disini" ujar Winwin betubi-tubi memberikan Jaemin berbagai macam pertanyaan-pertanyaan, sedangkan Jaemin hanya tertawa geli mendengar ucapan penuh khawatir Eomma nya.

Sebernarnya ditinggal sendirian di rumah bukanlah hal yang menakutkan bagi Jaemin, ia sudah terbiasa dengan ini. Tapi orangtuanya selalu saja mengkhawatirkan dirinya.

"aku baik-baik saja Eomma, apa yang Eomma khawatirkan?"

"benarkah?"

"hmm.. ya benar, aku aman disini"

"baiklah, kau anak mandiri sayang"

"nah Eomma tau aku anak mandiri" ucap Jaemin di iringi tawa bahagianya yang menggelegar.

"aishh, anak ini, baiklah, Jaemin Eomma benar-benar sudah besar sekarang"

"oh iya, kapan Appa dan Eomma akan  pulang?"

Jaemin masih sibuk memasak sarapannya, ia memasak dengan bahagia karena ditemani oleh sang Eomma. Walaupun ia sedikit riweh karena harus mondar-mandir mencari alat dapur yang terletak jauh dari jangkauan tangannya.

"tiga atau empat hari lagi mungkin, Eomma juga belum tau pasti kapan kami bisa menyelesaikan pekerjaan disini, oh iya Jaemin bagaimana hubunganmu dengan Jeno?" tanya Winwin dari seberang telepon. Terdengar suara bahagia Winwin yang penasaran dengan alur hubungan anak manisnya dengan anak rekan kerja suaminya sekaligus anak dari sahabat mereka, Jaehyun dan Taeyong.

Helaan nafas kasar Jaemin keluarkan. Ia masih bingung dengan status hubungannya dengan Jeno, yang Jaemin tahu pemuda Jung itu mencintainya dan ia pun juga menyukai anak itu. Namun ia belum bisa menerima sepenuhnya pemuda Jung itu di kehidupannya. Walaupun ia mencintai Jeno di hidupnya sekarang bukan berarti Jeno bisa melakukan semua hal yang dia inginkan kepada Jaemin.

Perlakuan Jeno yang menciumnya saat tidur membuat trauma Jaemin kembali, saat bagaimana ia dicium dan di perkosa oleh orang yang tidak ia kenali. Kejadian itu meninggalkan bekas yang sangat menyakitkan dan menakutkan bagi Jaemin.

"aku dan Jeno Hyung baik-baik saja Eomma"

Hanya itu jawaban yang bisa Jaemin katakan kepada Eomma nya. Ia tidak ingin Winwin merasa sedih.

"kau menerimanya Jaemin? Jeno itu anak yang tampan dan baik ia akan cocok dengan anak Eomma yang manis ini" suara Winwin terdengar ingin menggoda Jaemin dari telepon.

"ishh Eomma ini, sudah jangan menggodaku" tegur Jaemin. Pipinya memerah mendengar perkataan Eomma nya tadi. Ia salah tingkah sendiri. Tapi Jaemin berusaha mengontrol dirinya agar Winwin tidak lanjut menggodanya.

"bagaimana pun kau tidak akan bisa bersamanya, sadarkan dirimu Jaemin" gumam Jaemin pelan, ia berusaha menyadarkan dirinya bahwa dia bukanlah anak polos lagi.

"apakah Eomma di sana sendirian?" ujar Jaemin mengalihkan pembicaraan ia tidak mau terus terusan di goda oleh Winwin.

"mungkin begitu, Appa mu sudah berangkat bekerja, dia bilang ada urusan mendadak yang sangat penting"

"pagi-pagi begini? aishh Appa selalu saja begitu"

"bagaimanapun dia tetap Appa mu nak"

"baiklah..baiklah, Eomma Jaemin akan menutup teleponnya aku harus pergi sekolah"

"lakukanlah, jaga dirimu baik-baik sayang, kami menyayangimu"

"aku juga menyayangi kalian"

Jaemin mematikan sambungan teleponnya. Ia menaruh teleponnya di saku celananya agar ia tidak lupa membawanya nanti. Jika ia meletakkan handphone nya di atas pantry bisa saja ia melupakannya nanti.

Sarapan paginya sudah siap dimasak. Ia hanya memasak omelet, hanya ini yang sempat Jaemin masak, ia tidak mau memasak masakan lain karena mungkin saja bakal menghabiskan banyak waktunya. Pemuda manis itu juga lupa membeli roti ketika ia berbelanja di minimarket kemarin, yang banyak ia beli hanyalah cemilan-cemilan untuk makannya ketika bosan.

Tangannya dengan telaten memindahkan masakannya ke dalam piring dan membawanya ke meja makan. Jaemin langsung menyeruput makanannya dengan rakus.

Sudah lama rasanya ia tidak memakan omelet, terakhir kali ia memakannya adalah ketika Eomma nya memasak untuk makan malam sekitar dua minggu yang lalu (?) Mungkin,Jaemin juga sudah lupa. Ia benar-benar merindukan masakan Eomma nya, masakan yang sangat enak menurutnya, bahkan Appa nya juga mengakui bahwa masakan Eomma nya sangat enak.

* * *

Next part!!!

*
*
*

My Destiny Is With You [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang