part 20

446 7 0
                                    


*  *  *

*




Mark mendudukkan pantatnya diatas sofa ruangan Jeno. Sedangkan si pemilik ruangan masih sibuk dengan kekasih kertasnya. Bahkan ia tidak menyadari kehadiran Hyungnya disana.

"HEI JUNG JENO!" pekik Mark yang sukses mengambil alih fokus Jeno dan membuatnya terperanjat kaget.

"Mark sialan" umpat nya penuh kekesalan "pulanglah Hyung, kau sangat menganggu"

Mark tersenyum polos seakan dia tidak memiliki kesalahan karena sudah membuat adiknya kaget.

"kau sibuk sekali dengan berkas-berkas itu, dimana Xiaojun?" tanya Mark.

"dia pergi, dia bilang ingin bertemu kekasihnya"

"baiklah baiklah, apa perkerjanmu masih banyak, aku ingin membicarakan sesuatu yang penting denganmu" ujar Mark memandang Jeno serius.

Jeno menghentikan aktivitasnya dan berjalan menuju sofa untuk duduk di dekat Mark agar dia lebih leluasa dan fokus mendengar Mark.

"ada apa?"

"eumm.. Daddy bilang untuk sementara kau harus membantuku mengurus perusahaan di Canada"

"hah!!" Jeno melotot kaget, bukankah sang Mommy dan Hyungnya, Mark, sudah mengurus perusahaan itu beberapa minggu lalu (?) Tapi kenapa sekarang Daddy nya menyuruhnya untuk mengurus perusahaan itu (?)

"bukankah kau sudah mengurusnya dengan Mommy?"

Mark tersenyum canggung, memang sebelumnya kondisi perusahaan itu bisa ditanganinya sendiri, namun sekarang keadaannya semakin memburuk, ia sudah menyuruh Lucas orang kepercayaannya untuk membantu mengurus namun hasilnya nihil.

"itu karena kau tidak bisa menetap disana, coba saja kau selalu berada di sana untuk mengontrol perusahaanmu dan membantu Lucas Hyung bekerja pasti keadaannya baik-baik saja" oceh Jeno.

"tumben sekali kau boros kata Jeno"

"diam dan pulanglah ke Canada aku tidak akan membantumu"

Mark melongo mendengar penuturan Jeno. Keadaan ini sangat darurat, bahkan Lucas sudah hampir menyerah menanganinya.

"ayolah bantu aku sekali saja" pinta Mark.

"tidak"

"kumohon kali ini saja"

"sekali tidak ya tidak"

"tidakkah kau kasihan denganku Jeno?"

Mark memanyunkan bibirnya berharap Jeno bisa berubah pikiran dan membantunya menyelesaikan permasalahan yang dihadapi perusahaannya.

"kau membuatku ingin muntah, menyingkirlah"

Jeno beranjak dari duduknya dan berjalan menuju meja kerjanya. Tidakkah Hyungnya itu tahu bahwa pekerjaannya sangat menumpuk karena sudah lama ia tinggalkan.

"kau bisa membawa Xiaojun jika kau mau, dia pasti bisa menanganinya" saran Jeno.

"tapi Daddy menyuruhmu"

"baiklah jika kau tak mau, karena urusan kita sudah selesai maka pulanglah aku akan lembur hari ini"

"kenapa kau pelit sekali huh?"

Mark meninggalkan ruangan Jeno, apa yang harus ia lakukan (Bungsu keluarga Jung itu sungguh sangat keras Kepala sekali.

"baiklah akan aku adukan kau ke Daddy dasar keras kepala" sungut Mark sebelum keluar dari pintu.

My Destiny Is With You [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang