part 28

320 7 0
                                    

*  *  *

*

Kerlap-kerlip cahaya bintang menemani Jaemin yang tengah terduduk di halaman rumahnya. Cuaca yang dingin tidak membuatnya ingin berpindah. Matanya memandangi cahaya rembulan yang begitu redup. Sesekali tangannya menggosok pangkal pergelangan tangannya untuk memberikan kehangatan disana.

Entah apa yang ada didalam pikirannya, yang jelas sekarang otaknya sedang kalut dipenuhi oleh pikiran-pikiran yang tak berujung. Sesekali hembusan nafas kasar keluar dari belahan bibirnya.

"JAEMIN!!"

Ia tersadar dari lamunannya ketika mendengar namanya dipanggil oleh orang yang sangat disayanginya. Dengan segera ia berlari menuju sumber suara, ia tidak ingin pemilik suara itu menunggu dirinya.

"ya Eomma" jawab Jaemin ketika langkahnya terhenti di depan Eomma nya yang tengah menonton televisi.

Winwin menengadah melihat wajah sendu anaknya, sepertinya pemuda manis itu memiliki banyak beban pikiran.

"ada ada? apa ada masalah di sekolah?" Jaemin menggeleng.

Ia tidak tahu apa yang tengah bersarang di otaknya, suasana hatinya tak menentu.

"Jaemin tidak apa Eomma"

Kaki jenjangnya melangkah mendekati Eomma nya, mendudukkan dirinya di sebelah Winwin. Tangannya memeluk erat tubuh Winwin dari samping menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Winwin.

"ahh.. biarkan Jaemin seperti ini sebentar Eomma"

Winwin berdeham, tangannya terulur mengelus punggung anak satu-satunya itu. Mungkin Jaemin memiliki masalah yang tidak perlu dirinya ketahui. Jadi ia tidak ingin mencampuri urusan anaknya itu.

"kalau Jaemin memiliki masalah, ceritakan saja pada Eomma atau Appa kami pasti mendengarmu nak" ujar Winwin lembut.

Jaemin semakin menduselkan kepalanya di ceruk leher Winwin. Tangan mungil yang memeluknya erat tadi sudah melonggar, mungkin Jaemin tertidur. Jika Jaemin benar-benar tertidur maka Winwin harus setia duduk seperti ini sampai anaknya terbangun kembali nanti, ia tidak ingin mengganggu tidur anaknya. Mungkin hanya pelukan hangat yang dibutuhkan Jaemin sekarang.

*

*

*

Matahari datang menyambut pagi dengan cahaya terang menyilaukan mata. Sudah hampir sebulan kepulangan Jeno dari Canada, ia telah memulai hari-harinya seperti biasa. Mark sudah kembali ke Canada mengurusi pekerjaannya, Lucas (?) Pemuda itu meminta waktu lebih untuk bersantai. Mark melakukan pekerjaannya sendiri dengan lebih disiplin, ia tidak ingin lagi melibatkan Jeno dalam pekerjaan yang seharusnya dirinya lakukan.

Pagi ini Jeno akan menjemput Jaemin untuk melakukan fitting baju yang akan dipakai pada hari pernikahan mereka. Sekitar satu bulan lagi akan diadakan acara kelulusan angkatan Jaemin disekolah dan acara pernikahan mereka dilakukan seminggu sebelum acara itu diadakan. Jadwal Jaemin untuk datang kesekolah hanya tinggal satu minggu lagi, dan mungkin, hari-hari itu akan digunakan untuk mengurus persiapan acara kelulusan nanti dan mengantarkan tugas-tugas yang belum sempat diberikan.

Tugas laporan praktek mereka yang hilang sudah digantikan oleh Jaemin, ia memberikan tugas itu dan mendapat nilai yang kurang karena terlambat memberikan. Tapi tidak apa-apa karena setidaknya nilai mereka tidak ada yang kosong.

Semua keperluan pada hari pernikahan mereka sudah tersiapkan hampir separuh. Mommy nya sangat antusias mempersiapkan segala kebutuhan pernikahan nya. Semuanya sudah diatur oleh Taeyong dan juga Winwin sesempurna mungkin.

My Destiny Is With You [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang