* * *
*
"Jeno, kau serius dengan keputusanmu?" tanya Taeyong dengan wajah sendu.
Jeno mengangguk menanggapi pertanyaan Taeyong. Ini sudah keputusan pastinya.
Ia sudah memikirkannya sejak beberapa minggu yang lalu. Satu bulan waktu yang telah dia habiskan sendirian tanpa Jaemin'nya'. Anak itu pergi entah kemana, bak ditelan bumi, tak ada informasi sedikitpun tentangnya sampai sekarang, benar-benar tidak meninggalkan jejak sedikitpun. Seolah dirinya tidak pernah terlahir didunia ini.
Dua minggu lebih Jeno habiskan waktunya untuk mencari bocah manis kesayangannya itu, namun hasil yang ia dapat nihil, benar-benar tak berjejak kepergiannya seperti sudah direncanakan. Jeno mengerti kenapa ia sangat sulit ditemukan, pastinya sekarang Jaemin sudah bersama kekasihnya, ayah dari calon anaknya itu.
Kepergian Jaemin satu bulan itu berhasil membuat Jeno merasa sedih dan sakit, hatinya sakit dikerumuni kabut hitam yang begitu tebal membuatnya menjadi sesak. Perasaannya masih tersisa untuk Jaemin, entah bagaimana ia selalu memikirkan kondisi pemuda manis itu. Rindu.
"untuk sementara biarkan Jeno pergi dari kota ini Mom, jika Jeno terus berada di sini, itu hanya akan membuat Jeno selalu mengingat Jaemin" sendunya.
Taeyong tersenyum miris, malang sekali nasib anaknya harus menerima kenyataan sepahit ini. Namun, disisi lain ia bersyukur anaknya tidak bersama orang yang salah.
"Mommy mengerti jaga diri baik-baik dan kalau Jeno kenapa-napa hubungi Mommy, okey?"
Jeno mengangguk paham keberangkatannya menuju Canada akan dilakukan esok pagi ia sudah mendapatkan tiket. Untuk sementara waktu ia memang harus pergi dari kota ini, karena disinilah awal cintanya bersemi kepada orang yang salah (?)
Jeno berganti tugas dengan Mark untuk beberapa waktu ini. Mark, Hyung nya itu ditugaskan untuk mengurus perusahaannya dan sebagai gantinya ia yang akan mengurus perusahaan Mark di Canada.
*
*
*
Jeno mengusap surai rambutnya dengan gusar, beberapa bulan sudah dihabiskannya di Canada berteman dengan dokumen-dokumen penting perusahaan. Selama itu pula ia dan keluarganya jarang berkomunikasi.
"YOO!! WHATSAPP BRO!!" teriak Lucas membuka pintu ruangan Jeno secara brutal.
Jeno yang sibuk dengan kekasih berkasnya terjangkit kaget di atas kursi. Manusia yang satu itu belakangan ini selalu saja membuatnya kesal.
"Wong sialan Lucas" umpat nya dengan wajah keruh.
"waww!! ternyata kau bisa mengumpat juga" kikuk Lucas menampilkan cengiran tanpa dosanya.
"apa pedulimu?"
"ayolah Jung Jeno kenapa kau serius sekali? kau punya masalah? masih memikirkan kekasihmu itu?"
Jeno menatap Lucas tajam membuat Lucas meneguk ludahnya kasar. Menyesal sudah menceritakan masalahnya pada orang ini. Seharusnya dia tidak perlu mencurahkan isi hatinya kepada Lucas, lebih baik ia menyimpan masalahnya sendiri dan mencari solusinya sendiri.
"maaf maksudku bukan begitu ta-"
"katakan apa yang kau inginkan Hyung? jika tidak ada kembalilah ke ruanganmu aku sedang sibuk sekarang" tukasnya dengan suara datar.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Destiny Is With You [End]
Teen Fiction"kenapa kalian tidak mendengarkan ku dulu? aku tidak bersalah disini, aku juga tidak tahu jika akan berakhir seperti ini" -Jaemin "aku sudah sejauh ini membawamu, bahkan aku diusir oleh keluarga ku sendiri... kau harus bertahan agar aku memiliki s...