part 41

417 13 0
                                    


"hidup itu bukan sebuah perlombaan tetapi sebuah kenyataan yang bagaimana cara kita menjalaninya"

*  *  * 

"Ja.."

"Jaemin.. " pelukan itu semakin kuat dengan suara yang terdengar lirih.

"maafkan aku, Jaemin, maaf" suara itu terdengar bergetar, bahkan bahunya terasa basah.

Sean tak membalas pelukan itu, dirinya hanya menerima perlakuan yang dirindukan nya itu.

Jaemin terisak, hingga suara tangisnya terdengar jelas oleh orang yang memeluknya.

Terlena dalam pelukan hangat yang dirindukan nya Sean tersadar lalu melepaskan dengan paksa pelukan yang menuntut itu.

Jaemin.. atau dengan nama lain Sean, Jaemin mengubah namanya ketika ia pergi meninggalkan kota Seoul.

"maaf"

"kenapa meminta maaf?" orang itu menatap bingung Jaemin yang menggumamkan kata maaf.

"salahku.. karena.. a.. aku kau.. ja.. jadi.. mendapat nilai jelek.. saat.. kelulusan...SHS.." ucap Jaemin dengan sesenggukan.

"maaf.. Re..Renjun.. ha..ha..rusnya.. sedari..dulu aku menga.. ta.. kannya.." Renjun, pemuda yang tadi melepas rindu dalam pelukan Jaemin memegang kedua sisi bahu Jaemin dengan kedua tanganya.

"tenangkan dirimu, sesenggukanmu hanya akan membuatmu susah bicara Jaemin" ujarnya lembut.

Jaemin tersenyum dan mengangguk. Renjun menggiring Jaemin untuk duduk di kursi dan dirinya duduk berhadapan dengan Jaemin.

"MAKANAN KITA SUDAH SI-" pekikan itu terhenti ketika sang pemilik suara menyadari Jaemin yang tengah sesenggukan di depan seseorang yang entah siapa itu.

Irene berlari menuju Jaemin, sebelum itu ia memberikan Jisung ke gendongan Doyoung.

"apa yang kau lakukan?" ujar Irene menahan emosinya, ia tidak suka melihat Sean seperti ini.

"Sean ku sayang ada apa?"

Sean aka Jaemin menggeleng ribut saat Irene menarik tangan mungil Renjun untuk berdiri.

"jangan.. Noona.. dia te.. manku" Jisung yang melihat Nana nya menangis meronta dalam gendongan Doyoung.

"Nana.. " lirih jisung.

Sean aka Jaemin berjongkok menumpu berat badannya pada sikut kaki untuk menyamai tingginya dengan Jisung.

"ada apa Jisung?" Jaemin berbicara dengan pelan untuk mengurangi sesenggukan nya.

"apa yang dia lakukan?" tunjuk Jisung pada Renjun "kenapa Nana menangis?"

Sean aka Jaemin tersenyum teduh membuat hati Jisung yang semula nya gundah menghangat kembali.

"dia" tunjuk Jaemin kepada Renjun "teman dan sahabatnya Nana, namanya Renjun"

Empat manusia dewasa lainnya hanya menatap interaksi Jaemin dan Jisung.

My Destiny Is With You [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang