* * *
*
Menciptakan memori indah untuk melupakan semua memori buruk yang telah berlalu, hal itulah yang saat ini Jaemin lakukan. Sekarang ia berada di sebuah taman bermain yang sedang ramai di kunjungi orang-orang, termasuk dirinya serta Haechan dan Felix hanya kurang Renjun di sini. Dirinya hanya butuh kesenangan yang membuatnya melupakan sejenak semua permasalahan yang ditanggungnya.
Bukannya langsung pulang ke rumah seusai pelajaran di sekolah berakhir, mereka malah menghabiskan waktu di pusat kota. Niatnya, Haechan hanya ingin mengembalikan kecerian Jaemin yang beberapa hari ini ditutupi oleh awan gelap. Mengajak Jaemin bersenang-senang di pusat kota bukanlah pilihan yang buruk, buktinya saja anak itu sekarang sudah tertawa terbahak-bahak seperti orang gila.
"astaga perutku sakit karena terus tertawa" keluh Jaemin memegangi perutnya, tawanya masih belum berhenti walaupun bisa ia kendalikan tapi entah mengapa melihat wajah sahabatnya membuatnya kembali tertawa.
"sudahlah hentikan tawamu itu, gigimu bisa kering nanti" ucap Felix.
Mereka tertawa bukan tanpa alasan, tawa itu terjadi karena Felix yang kalah dalam memainkan permainan dan menghabiskan semua uangnya dengan hasil kosong. Itulah yang membuat Jaemin dan Haechan tertawa puas.
FLASHBACK ON
Bel tanda pelajaran telah usai berbunyi. Jaemin Haechan serta Felix berkumpul di depan gerbang sekolah, Renjun sudah mereka ajak namun dia menolak dengan alasan ada urusan penting yang harus diselesaikannya, jadilah mereka tinggal bertiga sekarang, pergi menikmati waktu di taman kota.
Urusan penting (?) Jaemin tau itu hanyalah alibi Renjun untuk menghindar darinya.Menunggu di halte busway selama lima menit, akhirnya bus menuju pusat kota datang, mereka menaiki bus itu untuk mengantarkan mereka ke taman bermain yang akhir-akhir ini sedang populer di kalangan anak remaja serta orang dewasa.
Setibanya mereka di tempat tujuan Jaemin membayar ongkos bus dan turun dari bus diikuti oleh dua printilan nya.
"waww! banyak sekali permainannya, ayo kita memainkan sesuatu dan mendapatkan hadiah" ajak Felix dengan berjalan lebih dahulu memasuki area bermain.
Jaemin dan Haechan hanya mengikuti langkah Felix. Mereka bisa memainkan berbagai macam permainan dengan hadiah boneka serta makanan.
Felix memulai sebuah permainan, yaitu permainan melempar bola basket kedalam ringnya. Bermain basket bukan keahlian Felix namun entah nyali darimana ia mau memulai permainan di pusat taman kota dengan permainan yang satu ini. Pada lemparan pertama ia berhasil memasukkan bola, begitupun dengan lemparan bola kedua dan ketiga, sialnya pada lemparan bola keempat sampai ke tujuhnya ia gagal memasukkan bola ke dalam ring. Alhasil permainan pertamanya kalah. Tidak menyerah, Felix melanjutkan permainan berikutnya, lempar cincin. Pada permainan ini Felix tidak berhasil memasukkan satupun lingkaran cincin ke botol yang telah disediakan. Jarak antar dirinya berdiri dengan botol, lingkaran cincin cukup jauh membuatnya kesusahan memasukkan lingkaran cincin ke botol. Jaemin dan Haechan yang yang menyaksikan ke seriusan Felix dalam bermain hanya tertawa ketika melihat raut wajah kesal yang dipancarkan Felix.
"sudahlah kau tidak pandai dalam memainkan permainan itu" ucap Haechan di iringi tawa.
"tidak, setidaknya biarkan aku memenangkan satu permainan yang lainnya"
"kau tidak akan berhasil"
Felix mendengus kesal, bukannya memberikan ucapan semangat untuknya, Haechan malah membuat Felix semakin kesal karena gagal memenangkan dua permainan yang dimainkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Destiny Is With You [End]
Teen Fiction"kenapa kalian tidak mendengarkan ku dulu? aku tidak bersalah disini, aku juga tidak tahu jika akan berakhir seperti ini" -Jaemin "aku sudah sejauh ini membawamu, bahkan aku diusir oleh keluarga ku sendiri... kau harus bertahan agar aku memiliki s...