part 10

574 14 0
                                    

*  *  *

*

Cahaya matahari yang cerah datang menyapa kota Seoul di pagi ini. Kain gorden yang sedikit tersingkap memancarkan cahaya matahari. Merasa terusik oleh cahaya yang merambat masuk Jaemin membuka matanya perlahan.

"berapa lama aku tertidur?" batin Jaemin. 

Ia berusaha mendudukkan dirinya di atas kasur, walaupun matanya belum terbuka sempurna karena silaunya cahaya yang merambat masuk kamarnya.

"ayo bangun Jaemin kau harus melakukan kegiatan bermanfaat hari ini" Jaemin berusaha menyemangati dirinya agar segera bangkit dari kasurnya.

Sudah seminggu berlalu sejak hari dimana dia di lecehkan oleh orang yang tidak jelas asal-usulnya. Dan seminggu itu pula Jaemin nampak murung dan selalu menangis ketika sendiri di malam hari. Dan ketika pagi hari wajahnya akan nampak sembab dan bekas air mata mengering juga terlihat jelas di pipi berisinya.

Orangtuanya tahu bahwa Jaemin tidak baik-baik saja saat ini. Namun, Jaemin juga tidak mau buka mulut untuk menceritakan keadaannya. Yuta khawatir terhadap Jaemin, apalagi Jaemin seperti ini sejak kedatangan Jeno.

Tentang hubungan Jaemin dengan Jeno, mereka sudah sangat dekat dan juga semakin akrab. Perasaan bersalah Jaemin semakin menyeruak, ia merasa bersalah kepada Jeno. Pemuda itu begitu mencintai dan menyayanginya dengan tulus. Sedangkan ia, ia telah membohongi pemuda baik itu. Tak seharusnya ia berhubungan dengan pemuda itu.

*

*

*

Jaemin melangkahkan kakinya menuju dapur. Perutnya sudah sangat lapar namun ketika ia berada di meja makan ia tidak melihat ada makanan disana. Kedua orangtuanya sekarang sedang berada di Jepang mengurus pekerjaan mereka. Tinggallah Jaemin sendirian di rumah.

"apa yang harus aku masak untuk sarapan pagiku?"

Jaemin melangkahkan kakinya menuju kulkas, ia melihat-lihat isi kulkasnya, tidak ada banyak bahan makanan yang tersisa disana hanya ada mie instan dan telur. Hari ini mau tidak mau dia harus sarapan dengan makanan instan.

"bahkan roti pun tidak ada" gumam Jaemin mengambil satu bungkus mie instan dan dua buah telur.

Selesai memasak mie nya. Jaemin berjalan ke meja makan dengan membawa sebuah panci berisikan mie yang baru saja selesai di masaknya. Ia memakan langsung dari panci itu agar tidak banyak mengotori peralatan dapur.

"ahh.. lumayan daripada aku harus sarapan di sekolah, sudah pasti akan mengantri" oceh Jaemin sambil menyuap makanannya.

Jaemin memakan mie nya dengan hati-hati agar tidak menumpahkan kuahnya. Ia harus segera berangkat ke sekolah, hari ini ia akan naik bus umum untuk pergi sekolah.

"aku harus segera berangkat"

Jaemin telah menyelesaikan sarapannya, ia membawa panci kotor serta gelas yang di pakainya menuju wastafel dapur. Tangannya mencuci benda-benda yang telah kotor itu dengan telaten dan menyimpannya kembali di tempat semula nya.

*

*

*

Langkah kaki beraturan berjalan menyusuri jalanan yang sudah mulai ramai di jejaki oleh orang-orang. Jaemin berjalan dengan senyuman indah terpatri di wajahnya, suasana hatinya sangat bahagia. Wajah ceria miliknya telah kembali setelah beberapa hari terlihat murung. Sepertinya cuaca mendung pada dirinya sudah pergi menjauh dan digantikan oleh cahaya matahari terik yang memancarkan cahaya.

My Destiny Is With You [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang