Pulang

2.3K 84 0
                                    

Aku memilih kembali,

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku memilih kembali,

pulang ke rumah yang sesungguhnya.

Mencari perlahan serpihan hati yang retak dan terpisah.

Menata lagi lembaran cerita yang tercacar dan berhamburan.

Aku pulang.

(Salma)

"Mah, Caca pamit ya. Maaf, Caca nggak bisa temenin mama disini. Tapi Caca janji, kalo nanti ada waktu lagi, Caca pasti bakal dateng buat tengokin mama. Sama Paul pastinya." Salma mengelus pelan batu nisan mamanya sambil menahan genangan air di matanya agar tidak jatuh.

"Mak ayo, kita harus berangkat sekarang." Suara Paul membuyarkan percakapan antara ibu dan anak beda dunia yang sudah lama tidak bercengkrama ini.

Salma mengusap setitik air yang hampir membasahi pipinya. Kurang lebih lima tahun ia dan Paul tinggal di Swedia. Dan hari ini adalah hari dimana mereka akan kembali ke Indonesia.

Perjalanan yang panjang cukup untuk membuat mereka berdua kelelahan. Sudah lama sekali mereka tidak pernah lagi menempuh perjalanan yang jauh. Selama di Swedia, mereka hanya fokus untuk melanjutkan sekolah.

"Akhirnyaa, gua seneng banget Powl bisa balik lagi ke Indonesia". Salma terlihat begitu lega setelah berhasil menapakkan kaki di bandara Jakarta.

Meskipun ia dan saudara kembarnya baru saja terbang dari Swedia dengan perjalanan kurang lebih 15 jam, namun rasa lelah yang ia rasakan tidak sebanding dengan perasaan senang karena telah kembali ke Indonesia setelah hampir lima tahun tinggal di Swedia.

"Aku juga seneng banget Mak. Jadi pengen cepet-cepet makan di warung Bu Mirah." Paul berbicara sambil memegang perutnya yang sudah lapar.

"Powl, lu dari tadi bahas Bu Mirah mulu dah. Nyampe rumah juga belom, udah keburu aja lu. Lagian Bu Mirah belom tentu masih jualan. Pede banget lu bakal ketemu Bu Mirah lagi. Curiga gua, lu sebenernya kangen ama Bu Mirah kan bukan makanannya?" 

"Ngomong sekali lagi ku jitak palamu Mak." Ucap Paul sambil memiting kepala Salma.

"Ih Powl gila lu. Lepasin." Salma memberontak sambil melepaskan tangan Paul.

Ya begitulah mereka berdua, meskipun terlahir sebagai saudara kembar, namun interaksi diantara keduanya lebih banyak dihabiskan untuk berkelahi.

"Powl buruan cari taxi, cape gua pengen rebahan."

"Sabar Mak, ini juga nyari. Udah lu duduk aja disini, aku mau kesana dulu." Walaupun sering cekcok, namun terkadang Paul juga tidak bisa melihat Salma kelelahan.

Setelah 15 menit berlalu Paul pun kembali. "Mak, udah ayok buruan. Bapaknya nunggu di depan." Paul menata dan mengambil satu per satu barang bawaannya.

Teka Teki Salma | EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang