Jangan Sentuh Dia

1.6K 58 0
                                    

Masa laluku datang tanpa di undang. 

Dan kamulah penyelamat yang menarik tanganku untuk keluar dari jurang kenangan itu. 

Membawaku pergi untuk sejenak menghindar dan tak melihatnya lagi.

(Salma)

"Al." Ucapnya lirih, kini jantungnya berdegup kencang. Ia yang tadinya duduk berjongkok tiba-tiba tersungkur ke belakang karena terkejut.

Laki-laki didepannya itu juga ikut terkejut melihat Salma. "Sal." Ucapnya kemudian.

Salma berdiri perlahan sambil mengontrol napasnya yang memburu. Ia segera pergi meninggalkan Al begitu saja. Tentu Al tidak tinggal diam, ia menahan tangan kanan Salma hingga membuatnya meringis kesakitan.

"Aww." Seketika Al melepas pegangannya. Ia melihat ada sebercak darah di telapak tangannya.

"Tangan kamu kenapa Sal? coba liat." Al menarik tangan Salma sekali lagi, namun kali ini ia lakukan dengan perlahan. Namun Salma dengan cepat menepisnya.

"Jangan sentuh gue."

"Gue cuma mau liat Sal. Tangan kamu kenapa?" Lagi-lagi Al menunjukkan sikap overprotektifnya kepada Salma.

"Gua nggak papa. Lepasin."

Tiba-tiba ada sesosok pria lain yang menarik tangan kiri Salma dari belakang. "Kalo nggak mau jangan dipaksa." Ucap pria itu.

"Elu?" Salma sangat mengenali laki-laki itu. Ya dia adalah Rony, orang yang baru saja ditemuinya di ruang UKM Musik.

"Ikut gua sekarang." Rony menarik tangan Salma hingga membuat pegangan Al meregang.

"Nggak. Gua masih ada urusan sama dia. Lu kenapa sih selalu ikut campur urusan gua?" Al berusahan menahannya.

"Al, urusan kita udah selesai."

"Lu denger sendiri kan?" tegas Rony.

Rony membawa Salma pergi dari suasana canggung itu. Salma pun menurut dan pergi meninggalkan Al yang masih terpaku disana.

Al yang melihat Salma digandeng oleh Rony terlihat sangat tidak terima. Entah ada masalah apa antara Al dan Rony, mereka seperti terselimuti hawa persaingan yang begitu kuat. Namun ia mencoba untuk sedikit mengontrol emosinya, karena tidak ingin Salma menjadi semakin takut kepadanya.

"Stop." Salma melepas pegangan tangan Rony.

"Makasih. Gue mau pulang."

"Lo bisa nurut nggak. Ikut gua sekarang." Entah hawa apa yang diciptakan oleh manusia kulkas satu ini hingga Salma tidak bisa membantah. Ia mengikuti Rony dari belakang dan mereka berhenti di unit kesehatan kampus.

"Duduk." Rony menyuruh Salma untuk duduk di kasur ruangan itu.

Perlahan Rony menaikkan lengan baju Salma, tentu Rony meminta izin terlebih dahulu sebelum melakukannya. Salma hanya mengangguk memberi persetujuan. Keheningan begitu melekat diantara mereka, Salma meringis menahan sakit karena efek obat yang dioleskan Rony di lengannya.

"Sorry." Ucap Rony meminta maaf karena mungkin olesan tangannya sedikit kasar. "Lu ada hubungan apa sama si Al?" tanyanya tiba-tiba.

"Nggak ada." Jawab Salma ketus.

"Terus kenapa dia sampek maksa-maksa lu kayak tadi?"

"Gua kira lu nggak banyak ngomong ya? Ternyata bawel."

Teka Teki Salma | EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang