Mengungkap Kasus

826 66 11
                                    

Mengapa dunia seakan keras untuk menghancurkanku.
Aku sudah tidak punya tenaga.
Tapi ujian ini selalu terjaga.
Dan tidak pernah membuatku lega.

(Salma)

"Kak. Kak Paul kenapa sih harus keras gitu sama Kak Rony? Kak Paul kan nggak liat juga situasi waktu itu. Kalo ternyata tuduhan Kak Paul salah gimana? Malah menurutku Kak Paul harusnya curiga sama Kak Diman." Nabila berbicara berdua dengan Paul setelah keributan tadi.

"Kenapa jadi Diman?" Tanya Paul terheran-heran dengan omongan Nabila.

"Kak Paul pernah nanya nggak dimana jelasnya Kak Salma ketabrak? Gimana kronologisnya? Waktu kita ke rumah sakit semuanya udah beres sama Kak Diman. Dia bahkan nggak ngabarin Kak Paul kan waktu pas kejadian. Alesannya karena panik, tapi kalo dipikir-pikir lagi penjelasannya Kak Diman juga kurang runtut. Sekarang kunci kita cuma Kak Salma. Kak Paul jangan kepancing sama omongan orang lain. Kalo perlu kita cari CCTV di deket sana. Biar kita tau kenyataannya gimana, jangan main tuduh-tuduhan gini."

Paul terdiam. Ia sejujurnya juga tidak percaya bahwa Rony akan setega itu terhadap Salma. Namun entah mengapa pengaruh Diman begitu kuat menguasainya.

"Aku coba tanya Diman dulu."

"Tanya apa? Jangan buat pergerakan yang mencurigakan, kita juga belom tau Kak Diman lagi ngerencanain apa." Nabila mencoba memperingatkan Paul.

"Kamu tenang aja." Paul bergegas pergi dan menemui Diman yang tengah duduk di bangku depan kamar Salma.

"Dim" Diman menoleh ke arah Paul.

"Kenapa?"

"Gue mau ngomong sebentar."

"Ngomong apaan?"

"Lo masih inget titik dimana Salma kecelakaan? Lo kan yang waktu itu ngurusin semuanya sampek masalahnya clear."

"Oh iya. Lu kenapa tiba-tiba nanyain itu?"

"Ya gua mau tau lah. Nanti temenin gua kesana. Dia kebentur apa sampek kepalanya konslet gitu. Dan gimana ceritanya sampek Rony bisa terlibat." Mendengar penuturan Paul, Diman merasa memiliki kesempatan untuk semakin menjauhkan Rony dari Salma.

"Oke. Nanti kita kesana." Paul tidak memberitahukan rencana untuk mengecek CCTV di daerah itu karena ia ingat perkataan Nabila. Bukan hanya Rony, Diman pun bisa menjadi pelakunya. Karena dialah satu-satunya orang yang ada disamping Salma sebelum dan setelah kecelakaan.

Paul menunggu sampai sore hari. Hal itu karena teman-temannya yang lain tengah sibuk merencanakan pembuatan video klip yang akan dilakukan beberapa hari ke depan. Meski kondisi Salma belum pulih, mereka tetap tidak boleh lupa tujuan awal mereka datang ke sini untuk apa.

"Wey Powl." Akhirnya Rahman dan yang lainnya datang juga.

"Wey. Akhirnya lu dateng."

"Kenapa? Mau keluar lu?"

"Iya Man. Gua keluar bentaran ya sama Diman."

"Nabila nggak diajak?"

"Ya diajak dong. Kasian dia belom makan dari tadi. Gue titip Salma ya."

"Yoi. Aman."

"Ntar kalo dia ngamuk-ngamuk lagi panggil suster aja."

"Si Salma bangun-bangun bawa khodam ya."

"Ckk. Ngaco lu. Udah ah gue berangkat."

"Yo. Ati-ati."

Paul, Diman dan Nabila berangkat ke tempat kejadian dimana Salma kecelakaan. Disana Paul diam-diam mengamati juga beberapa toko dan gedung yang mengarah ke jalan.

Teka Teki Salma | EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang