Tukang Tidur

1.3K 52 2
                                    

Teduh kala kuliat wajahmu saat itu.

Wajah dengan senyum tipis namun menggemaskan.

Wajah dengan raut datar yang tidak membosankan.

Lama-lama aku semakin terpana.

Terpesona dengan wajah teduhmu saat itu.

(Salma)

"Powl, laper nih ke kantin yuk."

"Gas." Paul merapikan buku-bukunya yang berserakan dimeja daan begegas menuju kantin bersama Salma. 

Terlihat segerombolan anak laki-laki sedang berkerumun di lorong. Mereka tertawa terbahak-bahak entah sedang membahas apa. 

"Powl stop."

"Apaan si, Mak?"

"Mending jangan lewat sini deh."

"Kenapa?"

"Itu kating temen-temennya Al. Males banget gua ketemu mereka."

"Muter dong kalo lewat sana. Yaudah si nggak papa dari pada ribut."

"Ckkk. Yaudah deh."

Mereka memilih jalan lain daripada harus menghadapi manusia-manusia itu. Salma sungguh tidak ingin ada kegaduhan apapun selama ia kuliah. 

Sesampainya dikantin, mereka berdua langsung memesan makanan. Salma memilih untuk makan soto, sementara Paul lebih memilih makan bakso. 

"Mak, tuh ada Rony sama temen-temennya. Gabung yuk." Ajak Paul.

"Males ah. Masa tiba-tiba nimbrung kesana."

"Ya nggak papa sih. Lu kan yang ngajarin gua jangan introvert, biar makin banyak teman kita. Enak kali bisa kenal kating."

"Powl sumpah gua lagi males ngobrol sama orang baru."

"Yaudah biar gua yang ngomong. Udah ayo, tu bangku juga udah pada penuh. Daripada duduk sama yang lain mending sama Rony kan."

"Serah lu deh Powl."

Mau tak mau Salma menurut untuk bergabung dengan Rony dan teman-temannya. 

"Ron."

"Woy Powl."

"Boleh gabung nggak ni? Hehehe."

"Boleh dong sini-sini." Salah satu teman Rony mempersilahkan Salma dan Paul untuk duduk. Ternyata mereka sangat welcome.

"O iya kenalin. Gua Paul, ini adek kembar gua Salma." Salma begitu malas sebenarnya, tapi ia harus tetap mempertahankan senyumnya.

"Kenapa lu?" Rony tiba-tiba nyeletuk.

"Apanya yang kenapa Ron?" Salah satu teman Rony bertanya keheranan. Namun sebenarnya sudah jelas Rony sedang berbicara dengan siapa, sebab arah matanya menatap ke Salma.

Paul yang melihatnya hanya tersenyum tipis, pasalnya mungkin hanya dia yang paling paham situasi ini. Sedangkan Salma hanya menundukkan kepala karena malu. Kenapa Rony bisa-bisanya bertanya tiba-tiba seperti itu di depan teman-temannya.

"Apaan sih? kenapa jadi ngeliatin gua semua?"

"Elu aneh. Tiba-tiba nanya kenapa. Apanya yang kenapa?"

"Jawab dong Mak." Paul terus menggoreng mereka berdua dimanapun mereka berada.

"Powl sumpah lu bisa diem nggak?"

Teka Teki Salma | EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang