Mata dan Hati

1.2K 70 1
                                    

Mata dan hati sering kali salah persepsi.

Apa yang dilihat tak seperti apa yang dirasakannya.

Apa yang nampak didepan mata tak akan sama dengan apa yang terjadi sebenarnya.

Mata dan hati adalah penggambaran dua pandangan yang berbeda

(Salma, Rony, Bunga)

"Sssssss, aduh."Rony terbangun dari pingsannya sambil memegangi kepalanya yang berat. 

"Ron, hati-hati."

"Gua dimana?"

"Di rumah sakit Rony. Udah jangan banyak gerak dulu." Bunga duduk disamping ranjang Rony.

"Lu ngapain disini?"

"Tadi aku liat kamu digebukin orang dijalan. Terus kamu pingsan, jadi aku bawa kesini."

"Gua mau balik." Rony memaksakan tubuhnya yang sakit untuk bangun.

"Ron, kamu boleh benci sama aku. Tapi nggak gini caranya, tolong kasihani diri kamu sendiri."

"Lu peduli apa sama gua? gua udah berusaha buat ngelupain semuanya, sama kayak yang lu omongin dulu. Dan sekarang, lu ngapain disini? kenapa lu harus muncul di depan mata gua?"

"Ron. Hiks, hiks, hiks. Aku tau aku salah. Tapi nggak bisakah kita perbaiki semuanya? aku juga sakit Ron. Kamu pikir aku selama ini gimana?"

"Nggak usah belagak sedih sama apa yang udah kamu putuskan sendiri. Kita udah selesai." Rony bangkit dari ranjang dan mencabut paksa infus ditangannya.

"Ron... Hiks, hiks, hiks." Bunga tetap menangis ditempatnya, ia tak berani untuk mengejar Rony.

---

Rony berhenti di pinggir jalan, menarik napas panjang untuk menghilangkan rasa gundah dalam dirinya. Sejujurnya ia tak mengerti apa yang dirasakan oleh hatinya. Ia juga tak paham apa yang benar-benar ia inginkan.  

Rintik hujan mulai gugur membasahi tanah. Menerpa perlahan tubuh Rony yang mematung di trotoar. Ia bimbang, benar-benar bimbang. Kenapa Salma dan Bunga harus dihadirkan kembali ditempat yang sama?

"Ron?" seseorang dengan jas hujan berwarna hitam berteriak memanggil Rony dari atas motornya.

"Rahman?"

"Buruan naik." Rahman menyuruh Rony untuk naik keatas motornya. Rony pun menurut.

Rahman membawa Rony pulang kerumahnya.

"Lu ngapain sih bengong di jalan kayak orang bego? tu muka lu juga babak belur, tangan berdarah. Ini juga gimana bisa motor lu tiba-tiba dirumah, kan tadi lu bawa ke kampus?"

"Masuk dulu Man. Ada yang mau gua bahas juga sama lo."

Rony membawa Rahman untuk masuk kedalam rumah. 

"Gua ganti baju dulu."

"Hmmm."

Rony kembali dengan membawa dua cangkir kopi. 

"Nih minum. Gua nggak punya apa-apa."

"Jadi gimana? apa yang pengen lu omongin?"

"Tadi waktu gua balik dari kampus, ada dua orang yang nyerang gua tiba-tiba. Gua sempet di pukul pake balok kayu sampek nggak sadar. Terus bangun-bangun gua udah dirumah sakit."

"Siapa yang bawa lu kerumah sakit?"

"Adaa pokoknya lu nggak kenal. Gua juga nggak tau gimana tiba-tiba tu motor udah dirumah. Mungkin dikirim sama orang yang barusan bawa gua kerumah sakit."

Teka Teki Salma | EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang