Al

1.5K 68 0
                                    

Dia adalah laki-laki yang paling aku cinta sebelumnya.

Hingga tragedi mengerikan terjadi yang membuatku berubah benci.

Dia adalah laki-laki yang dulu kupercaya.

Namun kini aku sudah membuang muka.

Aku ingin melupakannya.

Tapi kenapa dunia berpihak padanya?

(Salma)

"Huh, capek banget aku Sal. Saking lamanya kau tinggal, udah jadi macam kandang aja rumahmu ini."

"Ya kek mana lagi lah Nop, orang nggak ada yang bersihin. Tetangga sebelah juga paling cuma mati nyalain lampu doang."

Tok tok tok. Tiba-tiba ada seseorang yang mengetuk pintu depan rumah Salma.

"Biar aku aja Sal. Penasaran aku siapa yang bertamu kerumahmu." Novia bangkit dari tempat duduknya dan membukakan pintu.

"Cari siapa ya Pak?" nampak laki-laki paruh baya sedang berdiri disana, usianya sekitar empat puluh tahunan.

"Ini betul rumahnya Mas Paul?"

"O iya betul. Ada apa ya pak?"

"Ini saya ditugaskan untuk mengantar kiriman mobil untuk Mas Paul.

"Mobil?"

"Iya mbak."

"Kalau gitu sebentar ya pak saya panggilkan tuan rumah dulu. Bapak boleh duduk disini sebentar."

"O iya mbak." Novia kembali masuk kedalam rumah untuk memberitahu Salma.

"Sal itu didepan ada orang antar mobil beneran?"

"Loh udah nyampek?" Salma berdiri dan bergegas menemui orang yang dimaksud Novia. Novia pun mengikutinya dari belakang.

Kedua orang itu mulai menyelesaikan proses serah terima barang, Sedangkan Novia sedari tadi hanya diam kebingungan. Melihat Novia yang begitu linglung, Salma mencoba menjelaskan situasi ini setelah melihat pria paruh baya tadi pergi.

"Ini kiriman dari bokap gua Nop. Ya lu tau sendiri gimana keras kepalanya dia kalo anaknya jauh-jauh."

"Keren juga bapak kau Sal. Baru juga berapa hari kelen disini udah dikirimi mobil aja."

"Gua udah bilang gausah Nop. Tapi tetep kekeh dia, kalo nggak gua disuruh balik."

"Ya bagus lah itu, tandanya bapak kau sayang sama kelen Sal. Apalagi sekarang kelen jauh disini, pasti makin kepikiran itu. Eh Sal, kau panas nggak sih? jalan-jalan yuk ke danau, refreshing sebentar. Engap kali aku mencium debu rumahmu."

"Yok lah gas."

"Emang paling enak kalau ngajak jalan kau ya Sal, kemana aja jawabannya ayok gas. Hahaha."

Mereka berdua berjalan kaki menuju danau yang ada di belakang rumah Salma. Letak danau itu tidak terlalu jauh, hanya 5 menit jika ditempuh dengan berjalan kaki.

 Letak danau itu tidak terlalu jauh, hanya 5 menit jika ditempuh dengan berjalan kaki

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Teka Teki Salma | EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang