Mimpi Buruk

723 38 5
                                    

"Jangannnn!!!" Nabila berteriak keras hingga membuat Josse dan yang lain terkejut.

"Kenapa Nab?" Tanya Rahman.

"Hmmm....anu. Biar Nabila aja. Iya, Nabila aja yang tutup kordennya." Nabila buru-buru bangkit dari tempat duduknya dan segera menutup korden jendelanya.

Rony sudah deg-degan setengah mati. Ia pikir ia akan ketahuan. Nabila benar-benar cerdas. Ia sudah menyelamatkan Rony berkali-kali.

Malam semakin larut kaki Rony sudah mulai pegal. Untung saja tepi jendela ada sedikit ruang untuk duduk. Setidaknya ia tidak akan mati berdiri. Korden yang menutupinya pun lumayan tebal dan panjang sehingga mampu menutupi tubuhnya dengan sempurna.

"Powl lu beneran nggak mau gantian?" Tanya Diman.

"Nggak Dim. Gue mau disini. Lu bawa aja Nabila pulang."

"Nggak." Nabila dengan tegas menolak. "Nabila juga mau disini."

"Nab. Kamu dari tadi udah kecapekan. Pulang aja ya?"

"Nggak Kak. Nabila baik-baik aja kok, lagian kalo di apart juga Nabila sendirian. Mending di sini temenin Kak Salma."

"Ya udah kalo gitu kita pulang dulu ya. Ntar kalo ada apa-apa kabarin aja."

"Iya Man. Ati-ati di jalan." Rahman dan yang lain pulang ke apartemen. Rony akhirnya sedikit lega. Setidaknya kalau ia ketahuan, hanya Paul yang akan memukulinya.

Waktu terus berlalu, Nabila semakin cemas. Ia takut Rony bisa pingsan karena terlalu lama berdiri.

"Ehemmm. Kak Paul nggak ngantuk?"

"Lumayan sih Nab."

"Ya udah gih tidur."

"Kamu nggak ngantuk emangnya?"

"Nabila belum ngantuk. Kak Paul duluan aja."

"Oh oke." Paul mengambil posisi di sofa. Tak berselang lama ia pun mulai tertidur.

Nabila mendekati Paul sambil mengendap-endap. Ia memanggil nama Paul sambil berbisik untuk mengecek kesadarannya. "Kak.. Kak Paul." Paul samasekali tidak merespon, itu tandanya ia sudah terlelap.

Nabila buru-buru langsung membuka korden dan melihat kondisi Rony.

"Yaampun Kak." Rony nampak seperti gelandangan yang belum makan tiga hari.

"Lama banget sih Nab. Pegel kaki gua."

"Stttttt. Jangan berisik nanti Kak Paul bangun. Udah ayok keluar." Nabila menuntun Rony untuk keluar kamar. Namun baru beberapa langkah ia berjalan, Paul menunjukkan tanda-tanda pergerakan. Ia membalikkan badan. Hal itu membuat Rony dan Nabila berhenti sejenak. "Hufttt, untung aja. Ayo kak cepetan." Nabila kembali menarik tangan Rony agar segera keluar dari sana.

"Makasih ya Nab."

"Sama-sama kak. Kak Rony hati-hati ya." Nabila mengantar Rony sampai ke depan.

Nabila kembali setelah mengantarkan Rony pulang.

"Nab."

"Kak Paul?" Nabila terkejut melihat Paul yang sudah berdiri didepan pintu. 'Apakah Paul mengetahuinya?" pikir Nabila.

"Kamu darimana?"

"Hmmm....anu kak. Dari luar, nyari udara segar."

"Ini udah malem Nab. Bahaya keluyuran di luar. Udah cepet tidur."

"I...iya kak. Nabila juga udah ngantuk."

***

"Kak, Kak Paul." Nabila berteriak saat menyeka tubuh Salma.

Teka Teki Salma | EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang