Bohong

1.4K 60 2
                                    


Sembunyi adalah caraku mencintaimu.

Salma duduk sendiri sambil bermain gitar di balkon lantai atas. Sesekali ia menyalakan ponsel untuk melihat jam. 

"Huft, si Paul mana sih? kebiasaan dah, balik telat nggak ngomong-ngomong."

Jeglek. Tiba-tiba seseorang muncul dari dibalik pintu. Salma pun menengok untuk memastikan.

"Paull." Ia sedikit terkejut tatkala melihat saudara kembarnya itu kini sudah didepan mata.

"Belum tidur lu?"

"Belom. Kemana aja lu? Nabila mana?"

"Nabila pulang ke kontrakan. Orang tuanya udah di Jakarta."

"Ohh. Tumben banget dia nggak ngabarin gua."

"Buru-buru Mak. Besok juga paling nelpon anaknya." Paul duduk disamping Salma sambil menyandarkan kepala di pundaknya.

"Kenapa lu?" tanya Salma cemas sebab Paul sangat jarang bersikap manja seperti itu.

"Bete gua sama lu. Beberapa hari ini kita udah jarang ngobrol, lu lebih sering sama Rony daripada sama gua."

"Dih, cemburu lu? orang kok baperan, cari cewek makanya." Paul tiba-tiba mengangkat kepala dan menoleh menatap Salma serius.

"Jujur sama gua. Hubungan lu sama Rony udah sejauh apa?"

"Apaan sih Powl? kita ya temenan, emang mau apalagi?"

"Lu suka sama Rony?"

"Hahaha. Ngaco lu." Salma menjawab dengan sedikit gelagapan namun tetap berusaha cool seolah-olah ia tak ada perasaan.

"Mak. Gua liat dari sikap lu, tatapan mata lu, respon lu tentang Rony, semuanya menggambarkan kalo lu itu ada perasaan lebih. Begitupun dengan Rony. Serius lu berdua nggak ada apa-apa?"

"Powl lu dari kapan hari kayaknya nanya itu mulu. Gua kan udah jawab berkali-kali gua sama Rony cuma temenan, sama kayak elu ke Rony. Udah lah nggak usah gitu, lagian gua sering sama dia kan karna emang lagi ada urusan aja. Apalagi kan ada Nabila juga disini, nggak enak lah gua ninggalin dia terus. Paling nggak kalo ada elu kan dia nggak kesepian dirumah." Paul menatap Salma dengan penuh curiga, seolah-olah apa yang dikatakan adiknya adalah sebuah kebohongan.

"Hmmmm. Terserah lu deh Mak, betah banget bohongin diri sendiri." Paul kemudian berjalan pergi meninggalkan Salma sendiri. 

Sejujurnya, sebagai seorang kakak, Paul sungguh menginginkan Salma bahagia. Ia tak ingin terus-menerus menyaksikan adiknya tertekan dengan trauma masa lalu yang pernah dialaminya. Salma selalu saja berusaha menyingkirkan semua perasaan orang lain yang datang padanya dengan tulus sejak kejadian menyakitkan itu. Biasanya Paul hanya membiarkan sikap adiknya itu. Namun saat kedatangan Rony dalam hidup Salma, nampak ada sesuatu yang berbeda dari responnya. Salma seakan menerima baik Rony dalam hidupnya, berbeda dengan beberapa laki-laki sebelumnya. Paul selalu menanyakan perasaan Salma hanya karena ia ingin adiknya itu terbuka dengannya. Paul ingin dijadikan sandaran, perlindungan, dan orang pertama yang tau tentang masalah apapun dalam hidup Salma. Hanya saja berbeda dengan keinginan Paul, Salma justru selalu menyembunyikan masalahnya dengan alasan tidak ingin merepotkan dan membuat Paul khawatir. Namun setiap kali berbohong, Paul hampir selalu bisa menebaknya. Hanya, ia tak ingin memaksa Salma untuk terbuka jika ia sendiri tidak mau.

Salma kembali memetik gitarnya. Namun suaranya kini nampak sumbang, ia sembarang menggerakkan jari-jarinya secara acak. Hingga membuat nada-nada yang dilantunkannya melalui gitar tersebut nampak buruk dan tidak enak di pendengaran.

Teka Teki Salma | EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang