Berseberangan

870 48 3
                                    

Kita tidak saling mengerti

Kita tidak saling memahami

Namun mengapa hati ini memilihmu untuk selalu membersamai?

Aneh bukan?

(Salma)

"Bung, lu kenapa?" Tanya Salma pada Bunga yang sejak tadi hanya diam tanpa suara, padahal biasanya Bunga selalu banyak bicara seperti Novia.

"Eh, nggak kok. Nggak papa." Bunga berusaha mengelak seolah-olah memang tidak ada apa-apa, padahal isi kepalanya masih sibuk berdebat sejak tadi, saat ia sempat mendengar pengakuan Salma dan Rony di depan Al. 

Bunga diam-diam mengikuti Rony yang tiba-tiba ikut berlari mengejar Salma saat kejadian dipanggung tadi. Namun bukannya mendapat informasi penting, ia malah dihadapkan dengan  kenyataan yang begitu memilukan bahwa Salma dan Rony sudah memiliki hubungan lebih dari sekedar teman.

"Woi, ayok berangkat kita." Suara Novia yang begitu melengking mengagetkan semuanya.

"Ih, lu kalo teriak bisa diatur kagak si Nop volumenya? heran gua udah kaya toa aja suara lu."

"Hehehehe. Udah setelan pabrik Sal, mana bisa dihilangkan."

"Buruan mau kemana kita? udah laper banget gua." Ucap Josse sambil mengusap-usap perutnya yang kelaparan.

"Cafe deket kampus aja. Nggak usah jauh-jauh." Jawab Rony memberi solusi yang akhirnya disetujui oleh teman-temannya.

Salma dan kawan-kawan bergegas menuju cafe untuk merayakan kesuksesan mereka hari ini sekaligus mengisi perut yang sejak tadi sudah keroncongan. Maklum saja, sejak mempersiapkan penampilan Sky Force sampai menunggu selesainya Syarla dan Nabila tampil, membuat mereka harus mengulur waktu lama untuk pergi makan.

Tak berselang lama mereka pun sampai di tempat tujuan. Josse terlihat paling lapar diantara mereka semua, hal tersebut dibuktikan dengan pesanan didepannya yang lebih banyak dibanding yang lain.

"Nggak lu makan aja sepiring-piringnya Jos?" Salma nampak gemas melihat kelakuan Josse yang teramat rakus.

"Apaan si lu Sal? laper gua." Ucap Josse sambil masih mengunyah penuh makanan dimulutnya.

"Ya pelan-pelan kek. Nggak nggak kita rebut makanan lu. Udah kaya hamster aja lu makan."

Josse tak menggubris ucapan Salma, ia masih saja bertingkah seperti anak kecil yang kelaparan. 

"Bener bener lu ya." Salma hampir saja mengamuk pada Josse kalau saja tidak ditahan oleh Rony.

"Heeh, heeh. Jangan." Meski hanya dengan beberapa kata saja, hal itu berhasil menahan Salma dan membuatnya terdiam meskipun bibirnya masih saja manyun karena kesal.

"Nurut banget si istri." Josse tidak diam dan justru terus memancing emosi Salma.

"Lu gua tumbuk juga ya. Dikasih tau bukannya dengerin, malah nyari ribut."

"Udah Sal. Nggak usah diladenin, makin gila lu nanti. Yang waras ngalah aja." Rahman ikut berkomentar.

"Maksud lu gua gila?" Josse tak terima.

"Gua nggak ngomong ya. Tapi kalo lu sadar ya bagus."

"Bangke lu Man."

Sontak hal tersebut membuat teman-teman yang lain tertawa, perkelahian-perkelahian kecil seperti ini memang cukup seru untuk menambah hiburan dalam kelompok mereka. Adanya Josse si tukang jail dan Salma yang emosian memang tak pernah gagal membuat mereka tertawa terbahak-bahak.

Teka Teki Salma | EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang