Bab 7 - Urusan Ibu

18 4 0
                                    

ketika mereka  keluar ruangan sambil tertawa terbahak bahak, menceritakan hal lucu bahkan terlihat sangat seru dengan obrolan nya itu, tiba tiba ada seorang pria gagah dan tampan siapa lagi jika bukan Xavier Dirgantara. semua merasa terkejut dan terdiam di hadapan bos muda nya itu, "mau kemana kamu??" tanya Xavier.

"Mau istirahat pak," jawab maya.

"Bukan kepada mu, tapi saya berbicara sama dia" tunjuk nya kepada Aileen membuat nya menelan saliva berulang kali, apakah dia tidak akan bisa untuk pergi bersama sahabat nya?

"A-aa-aku?" gelagapan Aileen.

Xavier menganggukan kepala nya dan mengangkat kedua alis nya mengisyaratkan iyaa kepada aileen, "ada apa emang? tugas ku belum beres ya?" tanya Aileen bingung.

"udah beres, kamu kan asisten saya. kemanapun saya pergi kamu ikut! istirahat makan siang pun kamu harus temani saya, bukan pergi bersama orang lain!" Tegas Xavier membuat Aileen dan teman teman nya terkejut seperti tidak boleh jika mereka bersama-sama.

"Jadi aku gabisa istirahat bareng mereka pak? Atau gimana?" Aileen terkejut mendengar penjelasan Xavier.

Xavier menarik tangan Aileen membuat teman teman nya menghela nafas dengan panjang, sebegitunya bos baru mereka kepada Aileen.

"Kenapa Aileen ditarik kaya gitu?" Heran Arga melihat Aileen dan Xavier yang sudah jauh dari pandangan nya, dia baru menghampiri Veya dan Jenny karena ada urusan sebentar.

"Biasalah tugas asisten kan emang harus berdampingan sama Bos nya," ujar Jenny.

"Ya ga gitu lah, kan bisa baik baik gausah pake narik tangan Aileen segala. Apalagi sampe pegang pegang" kesal Arga membuat Jenny dan Veya menahan tawa.

Sorot mata Arga tertuju ke arah mereka berdua, "kenapa?" Heran nya.

"Ada yang lagi cemburu nih, du du du du du" ujar veya bersenandung melewati Arga.

"Heh gue bukan cemburu ya, tapi gue kesel aja liat bos baru itu narik kasar tangan Aileen" jujur Arga kekeh.

"Iya iya Arga, itu namanya cemburu dah ah yuk kita makan udah laper banget gue" ujar Jenny sambil melewati Arga.

**
Di mansion keluarga Dirgantara, rumah yang begitu mewah dan luas. Penjagaan mansion itu sangat ketat dengan beberapa body guard di depan untuk menjaga pengawasan nya.

Dibagian depan ada sebuah taman yang tak kalah luas ditumbuhi dengan tanaman maupun pepohonan kecil. Dengan bagian dalam begitu aestatic aksen yang berkelas dan furnitur yang lain nya.

Xavier masuk dan berjalan ke ruang tengah sambil menenteng jas nya di tangan kiri, "udah pulang?" Tanya ayah Xavier sambil membaca majalah hari ini.

Dia duduk dan menyandarkan punggung nya sambil memejamkan kedua mata, "gimana keadaan perusahaan yang sekarang? Baik kan? Karyawan nya juga ramah ramah dan super giat" ujar pak Dirga.

Putra nya hanya tersenyum seketika dia mengingat Aileen gadis kecil yang selalu ceria dan mampu membuat dia merasa nyaman, "lah kenapa malah senyum sendiri?" Heran sang ayah membuat xavier tertawa kecil.

"Ga yah, cuman seru aja liat karyawan karyawan disana." Ujar Xavier mengelak.

"Sekretaris andalan ayah sih lebih ke Aileen ya, dia orang yang bisa di andelin. Kalau jenny dia lebih banyak males males nya, tetapi dia juga kalau buat presentasi bagus banget" jujur pak Dirga.

Xavier tersenyum kembali ketika ada yang menyebut Aileen, sekalipun itu adalah ayah nya. "Awas jatuh cinta sama Aileen, ya ayah tau dia cantik banget. Banyak yang mau sama dia" sindir ayah nya membuat Xavier bangkit berdiri.

"Ah makin ngawur aja ya ga mungkin xavier suka sama gadis kecil kek gitu ayah" elak nya lalu berjalan ke arah tangga.

"Xavier ingat pesan ayah, jangan jatuh cinta" tegas nya membuat Xavier menganggukan kepala.

Di tangga dia bertemu adik perempuan nya yang masih berkuliah semester akhir di perguruan tinggi populer, "kak Xavier," sapa nya namun Xavier melewati Alea.

"Dasar kakak kurang ajar, berani nya ga jawab sapaan gue" kesal Alea membuat Xavier membalikan tubuh nya.

"Apasih? Gue cape dah gausah ganggu" tegas Xavier.

"Yaudah sana istirahat, bacot amat" jawab nya ketus.

**
Aileen sedang membantu mengerjakan tugas sekolah sang adik, membuat sebuah hotel dari stick bekas ice cream yang di kumpulkan. "Ini sih hotel yang mau di bangun sama perusahaan kakak ya?" Ujar Devano dia memang masih Sma namun badan nya lebih besar dari pada kakak nya sendiri, orang orang lebih banyak mengira jika Devano adalah kakak nya.

"Ya sih pengen nya gini, siapa tau terwujud ya doain kakak soalnya design kek gini jarang kan" kekeh Aileen sambil memberikan lem kepada stick itu.

Devano menganggukan kepala nya, "kak, kenapa kak Xavier ga kesini?" Tanya nya penasaran.

Aileen menghela nafas dengan panjang, huh.. "gausah nanya yang gapenting," jawab Aileen kesal.

"Ya gapapa dong, kan pacar kakak" polos nya sambil menutup mulut karena malu.

"Devano!" Kesal Aileen dengan nada tinggi nya.

Sang ibu mendengar percakapan putra putri nya itu, "siapa pacar kakak? Aileen kamu pacaran lagi?" Marah sang ibu membuat Aileen memejamkan kedua mata nya.

Ingin rasanya memukul adik nya itu karena sudah membuat keributan dan masalah baru untuk nya, "gaada bu, Aileen gapunya pacar" jawab nya.

"Bohong tuh bu" sindir devano.

Aileen memberikan kode mata dengan tajam karena devano sudah membuat nya kesal, "Aileen kamu baru aja putus dari Gino, kenapa secepat ini cari pengganti dia? Udah balikan aja sama Gino, dia orang nya baik" kekeh sang ibu padahal kelakuan Gino banyak yang tidak di ketahui sang ibu.

"Bu please, aku yang menjalani bukan ibu. Jadi mau engga nya aku balikan sama Gino itu bukan urusan ,..."

"Urusan ibu, karena ibu pengen yang terbaik buat kamu" tegas nya membuat devano merasa bersalah karena sudah membuat kegaduhan.

Aileen bangkit dan menatap sang ibu dengan sendu, "tapi Aileen bahagia sama pilihan aileen," kekeh nya.

"Jadi kamu beneran sama bos itu? Aileen kamu itu terlalu ngasih hati tau ga? Dibilangin sama ibu malah ngeyel" marah sang ibu namun Aileen tidak mau mendengarkan nya.

"Aileen ga pacaran sama bos itu, udah aileen mau tidur capek" tegas aaileen membuat devano terdiam dan melanjutkan kembali tugasnya itu.

Beberapa menit kemudian tugas devano sudah selesai, sehingga dia pergi ke kamar Aileen yang bernuansa pink lucu karena warna itu identik dengan seorang anak perempuan.

"Kak maaf," ujar Devano melihat Aileen yang sedang bermain ponsel dengan posisi membelakangi adik nya.

"Gapapa udah biasa ribut soal Gino, gausah khawatir" jawab Aileen ketus.

"Ini salah aku kak" kekeh Devano namun Aileen tidak mendengarkan nya.

Evil HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang