Aileen sudah kembali sehat dan masuk bekerja lagi, Xavier hari ini belum datang karena ada sedikit urusan bersama Rey terkait rencana peresmian hotel yang sebentar lagi akan segera di laksanakan.
Veyara sedang mencari berkas di meja kerja bekas Aileen dulu, karena disana ada contoh proposal yang harus ia kerjakan hari ini. "dimana sih si aileen nyimpen?" gumam nya.
kebetulan sekali Arga datang ke ruangan Veyara untuk meminta tanda tangan, "vey, kalau buat ajuan kaya gini tuh tanda tangan ege, malah kosong kalau pak Xavier tau lo udah kena marah" kesal Arga lalu menyimpan dokumen nya di atas meja.
"hah gue belum tanda tangan ya?" tanya nya sambil bangkit karena dia sejak tadi mencari di setiap laci.
"belum, noh liat. ini laporan keuangan anjir bisa bisa nya lo lupa" kesal Arga sambil mencari cari batang hidung jenny sahabat nya.
"mana si jenny?" tanya Arga.
Veyara menandatangani dokumen itu dan menatap Arga, "dia kan ada jadwal foto brand ambasador, nanti juga giliran elo" sahut nya.
"ah iya bener, btw lo nyari apa si?" heran Arga melihat sahabat nya yang seperti kebingungan.
"nyari dokumen lama bekas peresmian hotel waktu jaman Pak Dirga, malah nemu diary Aileen anjir ga guna banget dia nyimpen di kantor beginian" heran Veyara menyimpan buku itu dan melanjutkan kembali pencarian nya.
Arga membaca bagian depan, jika buku diary itu adalah buku diary Aileen semasa sekolah dulu. membuka nya karena penasaran dan ada tulisan { Hai .. aku Aileen, ini adalah cerita hari hari aku semasa sekolah }
terus saja membaca satu persatu di ruangan Veyara, namun ada yang janggal ketika di bagian buku itu ada nama dirinya, "arga," gumam arga sendiri.
membaca lebih banyak lagi membuat nya terkejut bahkan tidak menyangka, "Akhirnyaaa" senang Veyara sudah menemukan hasil laporan Aileen dulu.
melihat Arga yang tampak serius membaca buku diary Aileen membuat nya mengerutkan dahi, "ga, lo ngapain? ga penting banget baca buku diary Aileen" heran Veyara.
"ini penting buat gue," sahut nya lalu pergi ke luar meninggalkan Veyara.
menggelengkan kepala nya sambil menepuk dahi dengan pelan, "haduh haduh, apalagi nih? tapi gue emang gapernah baca buku diary itu sih. karena emang gamau tau itukan privasi seseorang? tapi kenapa harus disimpen dikantor?" bingung Veyara.
Aileen keluar dari ruangan nya ingin membantu Veyara hari ini karena tugas dia sudah selesai, tidak sengaja bertemu Arga di depan pintu. "Arga?" sapa nya sambil tersenyum.
"bisa masuk ga leen?" tanya nya.
"oh boleh, kenapa?" heran Aileen.
"lo ga jujur sama gue leen," rilih Arga membuat Aileen mengerutkan dahi apa yang ia tutupi dari Arga?
"maksud nya?" tanya Aileen.
"ada yang lo sembunyiin dari gue" kekeh Arga.
"ya apa? bisa sebutin dong lo, jangan bikin gue penasaran gini" heran Aileen.
"gue pengen tau dari mulut lo langsung," kekeh Arga.
"ya soal apa? mungkin gue udah lupa," bingung Aileen.
"gamungkin lo lupa," bantah Arga membuat Aileen semakin bingung.
Tiba tiba Xavier datang membuat kedua nya terkejut, "ngapain?" marah Xavier langsung to the point melihat kekasih nya bersama Arga.
Aileen ikut panik karena merasa bersalah sudah berduaan diruangan kerja, apalagi konteksnya bukan melakukan pekerjaan nya masing masing.
"ngapain?" menaikan satu alis nya menatap Arga dan Aileen.
"ga ngapa-ngapain, Arga cuman kesini nanyain proposal yang harus di tanda tangan iya kan?" mengedipkan satu mata nya untuk kode berbohong.
"mana proposal nya?" tanya Xavier membuktikan.
"ah ini," asal Arga namun yang diberikan adalah buku diary Aileen, terkejut iya karena isinya adalah curhatan dia semasa sekolah.
"eh maaf salah yang ini maksud nya," ucap Arga cengengesan membuat Xavier membawa dokumen proposal tersebut.
gimana bisa itu diary ada ditangan Arga? ga ga mungkin arga baca semuanya kan? batin Aileen.
"oh proposal nya udah jadi? oke, ini juga laporan keuangan peresmian hotel kan? oke cukup" ujar Xavier lalu penasaran dengan buku yang Arga sembunyikan dibalik tubuh nya.
"kalau tadi buku apa?" tanya Xavier membuat Aileen membulatkan mata nya.
"ah engga pak, ini biasa buku catatan saya" sahut Arga alasan.
Aileen sudah gelisah terus menarik nafas pelan agar tidak terlihat panik oleh Xavier dan Arga, namun justru tatapan Arga sudah mencurigakan kepada nya.
"udah kan?" tanya Xavier kepada Arga.
"oh udah pak, makasih pak saya permisi" sahut nya dan meninggalkan ruangan sambil tersenyum.
kayanya Aileen udah mulai panik waktu gue salah ngasih ke pak Xavier, batin Arga.
Xavier langsung memegang dagu Aileen, "kenapa kok kaya panik gitu sih? kepergok berduaan ya?" sindir Xavier membuat Aileen menggelengkan kepala nya.
"terus kenapa keringet dingin gini?" meraba raba telapak tangan Aileen yang basah.
"aduh gerah sayang," sahut Aileen mengipas-ngipasi leher nya.
Xavier melihat ke arah sekitar, "cium boleh ya?" gemas Xavier.
Aileen tampak gelisah dia harus cepat cepat pergi menemui Arga, "Xavier ini dikantor," cegah Aileen.
"ya gapapa dong, disini cuman ada kita berdua terus ruangan juga gaada karyawan lain kan?" usil Xavier mendekat ke arah Aileen lalu dia melingkarkan kedua tangan nya mencium bibir sang kekasih dengan lembut, sehingga gadis itu hanyut dalam buayan Xavier.
"tuan," kaget Rey masuk tiba tiba membuat Aileen langsung mendorong Xavier.
"REY!" kaget keduanya.
"maaf maaf, ga tepat banget maaf" cengengesan Rey.
"emang dasar ya! kenapa ga ketuk pintu atau gimana sih?" heran Xavier malu.
"ya karena pintu nya ga ditutup," sahut rey polos membuat Aileen menutup wajah nya karena malu.
"aku ke ruangan Veyara mau bantuin dia, kamu urus aja dulu rey" ujar Aileen bisa bisa nya dia kepergok berciuman oleh bawahan Xavier.
Xavier melihat kekasih nya pergi, lalu menatap asisten yang berada di depan nya dengan tatapan tajam bahkan mata elang yang begitu kuat membuat Rey menundukan kepala nya."apa yang kamu liat tadi?" tanya Xavier.
"ya anda sama nona Aileen," sahut nya polos.
"terus?" tanya nya lagi.
"udah," sahut rey.
"ga, gamungkin. terus kamu liat apa lagi?" tanya Xavier kekeh.
"ya liat anda berciuman lah sama Nona Aileen, wah parah sih berani banget di kantor" sindir Rey membuat Xavier ingin memukul nya, karena mereka berdua memang sudah akrab seperti kakak beradik.
"eh kurang ajar ya! suka suka dong mau ciuman dimana itu terserah saya" kesal Xavier langsung duduk di kursi kekuasaan nya.
"ya jangan di kantor juga lah, gimana kalau karyawan lain liat? kan malu," sindir kembali Rey membuat Xavier terdiam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Evil Heart
RomanceCinta? . . Cinta seperti apa yang aku harapkan? Jalan cerita cinta bagaimana yang aku inginkan? Apakah aku bisa merubah semua yang terjadi? Bisa merubah takdir? Merubah rencana tuhan dari awal menjadi mulus? Jika aku harus memilih, aku tidak ingi...