Tiba dirumah sakit yang kemarin, dokter yang menangani itu juga sampai hafal dia wajah Aileen karena sudah tiga kali nya sekarang ke rumah sakit.
"Coba tarik nafas nona Aileen," jelas dokter sambil memeriksa detak jantung nya.
Aileen menarik nafas pelan pelan, suster pun juga menyuntikan obat dan selang infusan untuk Aileen. "Tuan, nona Aileen kan kemarin belum sembuh bener. Kenapa nekad pulang?" Tanya Dokter itu.
"Suster bilang udah sembuh kok, saya juga udah tanya. Keadaan Aileen pun udah sehat. Makanya saya berani bawa pulang," pembelaan Xavier.
"Apa nona Aileen langsung bekerja? Sebaiknya jangan dulu banyak aktivitas ya, biar kesehatan nya cepet pulih. Dan ingat satu lagi nona Aileen jangan banyak pikiran, itu adalah point penting agar penyakit Panik Attack ini tidak banyak kambuh berlebihan," terang dokter membuat Aileen menganggukan kepalanya.
Dokter dan suster pergi meninggalkan Xavier dan Aileen berdua, "zel, kenapa kamu tiba tiba gini lagi? Emang apa yang kamu pikirin? Apa kamu pikirin tentang aku sama ..."
"Ngga vier, aku lagi kepikiran kakak aja sama devano." Ujar Aileen berbohong.
"Sebegitunya? Masa sih? Tapi aku denger sedikit kalau ibu bilang kalau kamu sayang sama ibu, itu maksud nya apa?" Tanya Xavier penasaran.
Aileen tetap menggelengkan kepalanya, "engga, ya kalau aku sayang sama ibu jangan terlena sama kematian mereka berdua gitu maksudnya" bohong lagi Aileen agar Xavier tidak tahu.
"Oh gitu, yaudah jangan banyak pikiran ya? Udah ada aku disini, baik baik" mencium Aileen dengan lembut dan mengenggam tangan yang tidak ada selang infusan yang menempel.
Veyara dan yang lain nya datang ke rumah sakit, masih pagi Aileen sudah mengejutkan mereka lagi. "Ada apa lagi sama Aileen?" Tatapan jenny kepada Xavier yang tidak biasa.
"Gausah tatap saya kaya begitu," tegas Xavier membuat Jenny menganggukan kepala.
"Oh oke, kenapa bisa?" Tanya Jenny lagi.
"Ya panik attack nya kambuh lagi," sahut Xavier.
"Gara gara masalah apalagi? Pasti bapak kan yang buat ..."
"Jen udah jen," tegas Aileen menggelengkan kepalanya.
"Ini bukan gara gara saya, kamu jangan asal bicara juga. Zela emang kambuh karena kepikiran Kak Aish sama Devano itu aja," jujur Xavier membuat semuanya terdiam.
"Ngapain sih leen lo nginget nginget kejadian Kak Aish?" Heran Veyara.
"Lagi inget aja vey," sahut nya berbohong.
Arga menatap raut wajah Aileen seperti orang yang sedang berbohong, "yakin?" Tanya Arga membuat Xavier melirik nya dengan tajam.
"Kenapa? Apa zela bohong?" Heran Xavier.
"Ya engga, tumben aja dia panik attack nya kambuh gara gara nginget kak Aish. Paling juga sekedar gemeteran doang ga sampe gini, itu setau saya ya pak" sindir Arga.
"Ada hal lain yang lo sembunyiin leen?" Tanya Jenny ia juga terbesit pikiran seperti itu.
Terus saja menggelengkan kepala agar semua tidak tahu kenapa dia bisa seperti ini, "engga, ini emang gue lagi kecapean juga jadi panik attack nya kambuh bareng lambung gue jadi tipes deh" ujar Aileen menyanggah lagi.
"Yaudah kalau gitu, panik attack tuh sama aja kek gerd leen ciri ciri nya. Ya jangan banyak pikiran juga, kalau pun ada jangan sampai di pikir mateng banget. Lo harus cerita sama kita semuanya ga boleh ada rahasia rahasia" tegas Jenny.
"Siap jenn" memberikan ibu jari kepada sahabat nya itu.
Tiba tiba ada yang membuka pintu melihat siapa yang datang ternyata itu adalah Metta ibu dari Aileen sudah dengan keadaan mata yang sembab habis menangis.
"Leen," panggil nya lalu Aileen bangkit untuk duduk dan sang ibu reflek memeluk anak nya.
"Maafin ibu leen, maafin ibu" rilih meta membuat semua nya curiga kepada sang ibu, ada masalah apa sampai dia meminta maaf?
"Sehat sayang? Sehat ya, kamu kan kuat" menguatkan sang putri membuat Aileen menangis.
"Oke bu, Aileen kuat" sahut nya.
Meta menatap Xavier dengan sendu, tidak ada pilihan lain selain menerima kehadiran Xavier dan menerima nya sebagai kekasih sang putri. Itu adalah pilihan Aileen dan juga untuk kebahagiaan putri nya, tidak mungkin sang ibu mau melihat putri satu satu nya sakit karena cinta nya tidak di restui?
"Xavier, titip Aileen ya nak. Jaga dia baik baik, dia putri ibu satu satu nya." Ujar Meta membuat Xavier menganggukan kepalanya.
"Xavier bakalan jagain Zella bu, jangan khawatir" ujar Xavier dia tahu tentang kematian Aish karena waktu itu sempat viral di media sosial dan bahkan di berbagai kalangan bisnis juga banyak yang kena imbas nya apalagi Vito adalah seorang ceo.
Namun Xavier tidak tahu jika itu adalah kakak Aileen, karena kejadian nya memang sudah cukup lama hampir empat tahun kebelakang mungkin Aileen masih sekolah menengah pertama.
"Mau makan sayang? Ibu bawain sarapan buat Aileen, makan ya? Tadikan belum sempet makan" ujar sang ibu membuat semuanya terharu.
Membuka kotak bekal nya dan mulai untuk memberikan satu suap kepada sang putri "Dulu kamu itu sering banget di suapin, sampai sampai lagi main sama Arga aja masih disuapin ya kan Arga? Itu padahal kelas dua SMA loh" ujar sang ibu sambil menyuapi Aileen.
"Iya tante, emang anak nya manja. Ya kan Xavier? Aileen emang manja" ujar Arga membuat Xavier menatap nya.
Aileen kepada Xavier tidak manja, melainkan seperti orang dewasa. Apakah Aileen hanya berpura pura untuk menjadi dewasa agar disukai oleh Xavier? Padahal asli nya dia itu ke kanak-kanakan.
"Ah iya Zela sering manja," sahut nya zela memang manja jika sedang berpelukan itulah pikiran Xavier.
"Sering minta disuapin ya?" Tanya sang ibu membuat Aileen menggelengkan kepala sambil menatap Xavier.
"Engga bu, Aileen kalau sama Xavier gapernah minta disuapin kan malu" ungkap nya.
"Pernah waktu itu sekali, tapi Xavier lupa kapan. Tapi emang pernah" sahut Xavier.
"Syukurlah kalau Aileen jadi dewasa depan kamu Vier, biar belajar ga kaya bocah lagi" sindir sang ibu.
Semua nya tertawa mendengar ucapan ibu nya, dalam hati Aileen benarkah sang ibu ini menerima Xavier dalam secepat ini? Apa karena dia sakit jadi ibu membiarkan putri nya bersama Pria ini? Ibu memiliki trauma yang cukup besar kepada seorang ceo, makanya dia takut sekali jika Aileen sampai menikah dengan Xavier, takut Xavier sejahat Vito dipikiran nya semua ceo itu sama.
"Aileen, kita langsung balik lagi kerja ya? Udah jam 8 juga, nanti Pak Xavier marah lagi" sindir Veyara.
Xavier tersenyum kecil mendengarkan celoteh karyawan nya, "ya engga kan kalian juga niatnya nengok orang sakit gapapa diizinin, lewat satu jam pun gapapa," sindir kembali Xavier karena kantor masuk sekitar jam 07.30.
"Ah syukur kalau gitu," senang Veyara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Evil Heart
Roman d'amourCinta? . . Cinta seperti apa yang aku harapkan? Jalan cerita cinta bagaimana yang aku inginkan? Apakah aku bisa merubah semua yang terjadi? Bisa merubah takdir? Merubah rencana tuhan dari awal menjadi mulus? Jika aku harus memilih, aku tidak ingi...