Bab 13 - Bunga dari Devano

16 4 0
                                    

Aileen sudah sampai di kantor bahkan dia juga sedang mengerjakan tugas hari ini, walaupun itu bukan tugas dari Xavier namun dia membantu tugas sahabat sahabat nya yang menumpuk banyak.

Mengerjakan itu di kursi kerja nya, hari ini dia tidak menyiapkan kopi untuk Xavier dan dia juga tidak menyimpan dasi di meja nya. Dia benar benar ingin menjauh dari pria itu sebelum jatuh cinta terlalu dalam.

Xavier datang melihat ke arah Aileen dengan sendu dan berjalan menatap ke arah nya, namun Aileen sama sekali tidak melihat kepada Xavier, ya dia mencoba untuk tidak menatap pria itu.

Aileen terus menatap layar komputer menghiraukan Xavier, dengan segera pria itu duduk di kursi kekuasaan nya melihat meja dia yang masih kosong membuat Xavier menatap Aileen.

"Udah siang tapi belum buat kopi, mana dasi nya?" Tanya Xavier tumben sekali pria itu berbicara kemarin saja Xavier sama sekali tidak mengeluarkan suaranya.

Tatapan Aileen sangat tajam kepada Xavier, "bapa perlu saya?" Tanya nya membuat Xavier menghela nafas dengan panjang.

Mengusap wajah dengan kasar dan membawa dasi di laci lemari ada berbagai macam dasi disana bahkan Aileen selalu mencuci nya ke laundry jika Dasi yang sudah di pakai oleh Xavier.

Xavier memakai dasi sendiri dan segera melakukan tugas nya ada meeting zoom hari ini dengan beberapa klien dari luar, tidak berselang lama Arga masuk ke dalam ruangan dan memberikan salam.

"Selamat pagi pak, permisi maaf menganggu. Saya ada perlu dengan Aileen" jelas nya Xavier langsung menatap dengan tajam.

Aileen bangkit keluar dan menghampiri Arga, "leen," rilih Arga menatap Aileen dengan sendu.

"Gimana? Masih pagi loh, kalau mau nanya istirahat nanti gue bales. Hp gue lagi cas, semalem gamasuk" jelas Aileen membuat Arga menganggukan kepala nya.

"Lo dari tadi gabuka hp?" Tanya nya.

"Engga, gue lagi sibuk bantuin kerjaan si jenny" jawab Aileen. "Udah cepet mau ngomong apa? Ntar pak Xavier ngomel" kesal Aileen memanyunkan bibir nya.

"Ditelepon lo ga jawab leen, adik lo" ucap nya terhenti membuat Aileen terdiam menyaring perkataan sahabat nya.

"Adik gue Kenapa?" Marah Aileen.

"Adik lo kecelakaan, devano nabrak truk besar dia meninggal ditempat." Rilih Arga meneteskan air mata nya.

Sekujur tubuh Aileen gemetaran, bagaikan petir di siang bolong mendapatkan kabar seperti ini. "Aaaaa" teriak Aileen terdengar oleh Xavier.

Dengan sigap Xavier berjalan ke arah luar, "gamungkin Arga, dia sekolah! Gue dianter sama dia pagi tadi. Dia nganterin gue kesini, dia ga mati arga dia gamati! Kemarin adik gue rawat gue pas sakit. GAMUNGKIN!" Sedih Aileen dia lemas dan duduk terperosot kebawah.

Arga berjongkok dan menatap Aileen "dia emang pergi kesekolah, tapi dia gasampai kesekolah. Karena devano balik lagi ke arah perusahaan" jelas Arga membuat Aileen terpelongo.

"Buat apa? Buat apa dia balik lagi ke perusahaan hah? Ngapain?" Marah Aileen memukul Arga.

"Tadi ibu lo ngabarin gue dari jam 8 tapi gue baru buka barusan, devano bawa bunga kesukaan lo. Dia mau ngasih lo bunga karena devano tau kakak nya lagi patah hati" sedih Arga membuat Xavier terdiam membisu.

Tidak terasa air mata Xavier menetes ketika melihat Aileen menangis menjerit-jerit seperti orang gila, "dev kenapa kamu nekad kesini lagi? Kakak bilang pergi kesekolah kenapa kamu malah ngasih bunga sih? Inisiatif yang ga bermanfaat malah bunuh kamu!" Teriak Aileen.

Veyara dan Jenny yang baru sampai di lantai atas ruangan Xavier langsung mendekap Aileen dengan erat, "yang kuat leen, ayo kita ke rumah" ujar nya.

Mereka semua baru membuka ponsel karena mereka bertiga sedang ada survey tadi, sehingga tugas jenny dan veya dikerjakan oleh Aileen. "Adek gue" tangis Aileen.

Xavier langsung sigap dan berjongkok di hadapan Aileen, dia menjadi merasa bersalah akan kejadian ini. Andai saja Aileen tidak patah hati mungkin adik nya tidak akan membeli bunga untuk menghibur sang kakak.

Tatapan Xavier yang membuat Aileen jatuh cinta, bahkan Aileen meneteskan air mata berkali kali ketika di tatap penuh cinta oleh Xavier.

"Kita kerumah zella, kamu harus kuat zel" memberikan uluran tangan kepada gadis itu membuat Aileen teringat bahwa kemarin Xavier memanggilnya dengan nama Aileen bukan Zella, dia semakin yakin jika perihal chat malam bukan Xavier yang membalas.

** Sesampai nya di rumah milik Aileen dia berlari melihat jenazah yang terbaring lemah tidak berdaya, membuka balutan kain putih itu dan menangis terisak-isak penuh kesedihan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

**
Sesampai nya di rumah milik Aileen dia berlari melihat jenazah yang terbaring lemah tidak berdaya, membuka balutan kain putih itu dan menangis terisak-isak penuh kesedihan.

Sang ibu mencoba mengelus punggung Aileen dengan lembut, "devanoo!! Kamu ninggalin kakak hah? Kenapa?" Tangis nya sangat sakit kehilangan kakak dan adik dalam waktu yang tidak lama.

Sang kakak meninggal karena penyakit dan sekarang adik nya meninggal karena kecelakaan, haruskah dia juga pergi? Apakah harus meninggalkan sang ibu sendirian di dunia ini?

"Dev siapa yang ngurus kakak kalau lagi sakit kek kemarin? Kakak mau diurus kamu lagi dev, kakak janji mau ngurus kamu kalau lagi sakit! Hiks hiks hiks .. bisa bisanya kamu beliin bunga buat ngehibur kakak, kenapa? Kamu malah mati dev waktu beli bunga!" Marah nya membuat semua kasihan.

Sang ibu menangkup wajah Aileen dengan kedua tangan nya, "kamu gaboleh gitu, kamu jangan nyalahin takdir! Takdir udah ada yang ngatur, kamu jangan kaya gitu" tangis sang ibu tidak kuat menatap putri nya.

Disisi lain Xavier berdiam diluar dia tidak kuat dengan suara tangisan Aileen yang sangat sakit, gara gara dia Adik Aileen menjadi seperti ini.

Mengusap air mata yang menetes karena ikut bersedih dan turut berduka cita dengan hal ini, Arga menghampiri bos nya di luar. "Pak" panggil nya dengan pelan menepuk bahu Xavier.

Xavier menengok ke arah Arga, "jangan ngerasa bersalah, ini udah takdir nya" jelas Arga bijaksana membuat Xavier menganggukan kepala dan menatap lurus ke arah depan.

"Saya nyakitin hati Zella, mungkin kamu gabakalan tau. Dan tanpa kita ketahui aku juga udah nyakitin hati devano, ya devano sakit karena ngeliat kakak nya patah hati. Sampai bela belain beli bunga buat hibur Aileen," ungkap Xavier.

Arga paham dan mengerti maksud Xavier, "bapak suka sama Aileen?" Tanya Arga membuat Xavier menatap nya penuh kebingungan.

"Kalau kamu suka sama Zella, cintain dia sepenuhnya" jelas Xavier membalikan perkataan Arga.

"Saya ga nanya itu pak, tapi saya nanya bapak suka sama Aileen apa bapa udah cinta sama dia?" Tanya nya penasaran.

"Itu gapenting. Saya tau kamu suka sama dia, udah kamu jaga aja Zella. Dia nyaman sama kamu, dan dia juga gabakalan sakit hati kalau sama kamu" tegas Xavier lalu dia menjauh dari Arga dan kembali masuk ke dalam untuk melihat Aileen.

Evil HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang