花火

811 90 7
                                    

Tempat selanjutnya yang di datangi zee dan marsha sudah ramai dipenuhi banyak orang. Padahal acaranya masih 2 jam lagi.
Seperti kata zee, kalau tempat ini akan banyak makanan dan marsha akan menyukainya.

Sebuah festival kembang api dengan banyak kuliner di sepanjang jalannya.
Marsha yang menyukai hal-hal tentang anime begitu pula makanannya.
Sudah pasti zee tidak salah memilih tempat ini.

Zee dan marsha terus berpegangan tangan agar tidak terpisah di keramaian.

"Kak zee, ada takoyaki ayo beli." Ajak marsha

Antrian cukup panjang. Marsha juga melihat ke sekeliling,
"Ada ichigo ame juga, mauuuu."

"Boleh beli semuanya sha, tapi emang kamu kuat makannya?"

"Kan acara kaya gini gak selalu ada kak zee."

Setelah mendapatkan takoyaki, marsha hanya memakan 2 biji lalu bilang kenyang. Zee kebagian menghabiskannya.

Begitupun makanan-makanan lainnya. Marsha hanya ingin mencobanya tapi tak mau menghabiskannya.

"Aku gak mau yang ini kak zee."

"Yaudah sha, biar aku yang makan semua."

"Ada permen kapas juga."

"Sha, ini udah banyak banget lhoh daritadi."

"Terakhir deh."

"Janji ya, abis ini nyari tempat duduk."

Marsha mengangguk.
Tapi nyatanya dia juga membeli crepe, membuat tangan zee penuh dengan makanan yang dibeli marsha.

Tempat duduk depan telah penuh oleh orang-orang yang sudah menunggu dari siang menggelar tikarnya, bahkan ada juga yang mendirikan tenda camp agar tak kepanasan.

Marsha dan zee duduk dibelakang, di sebuah tanggul. Tempat yang agak jauh, justru lebih strategis, karena tak harus terlalu mendongak ke atas untuk melihat kembang api nanti. Disekelilingnya juga mulai dipadati orang-orang yang baru datang.

"Kapan mulainya kak zee?"

"Nanti jam 7 malem."

"Masih ada setengah jam, mau ke toilet dulu."

"Aku temenin ya."

"Gak usah, nanti tempat duduknya ditempatin orang."

"Ya udah, ati-ati sha. Jangan sampe nyasar."

Tak lama, marsha kembali.
Dia mengeluarkan ponselnya dan mengajak kak zee foto bersama.
Zee yang tak terlalu suka di foto bergaya ngasal dan membuat marsha menyerah.
Namun meski dengan gayanya yang aneh, kak zee tetap terlihat tampan. Membuat marsha merasa iri karena menurutnya dia terlihat gendut di foto.

"Aku keliatan gendut." Kata marsha

"Mana liat?"

Marsha memperlihatkan hasil fotonya.

"Gak gendut juga sha."

"Jelek."

"Marsha, kamu tuh cantik banget."
"Liat deh, aku sama kamu tuh kaya aku keliatan item banget."

Marsha kembali melihat hasil fotonya. Memang benar dia putih, tapi cuma itu saja selebihnya dia merasa jelek.

"Mau foto lagi?" Tanya zee

Marsha hanya menggeleng.

"Makan ini aja." Zee menyodorkan crepe

"Gak mau, diet."

"Kamu kan cuma makan dikit sha, tadi juga banyakan aku yang ngabisin."

Marsha masih menggelengkan kepalanya.

"Gak usah diet-dietan marsha, nanti kamu sakit."

Panitia mengumumkan kalau 5 menit lagi pertunjukan akan di mulai.

Zee bingung harus bagaimana dengan marsha. Moodnya cepat sekali berubah.
Berharap pertunjukan cepat dimulai dan membuat marsha senang lagi.

5! 4! 3! 2! 1! "Duaaaarrr!"

Kembang api pertama sudah ditembakkan.
Sangat besar dan hampir memenuhi luas langit.
Penonton bersorak dan tepuk tangan.
Marsha mulai tertarik.

Lalu beberapa kembang api dinyalakan beruntun, benar-benar menakjubkan dan terlihat indah.

"Waaahhh, bagus banget kak zee."

"Kan, aku bilang juga apa. Kamu pasti suka."

Marsha sangat senang, berkali-kali juga ikut tepuk tangan setiap kembang api selesai meledak.

"Keren bangeet."

Malam yang mulai gelap, membuat kembang api terlihat sangat jelas.
Orang-orang yang menontonnya terus menerus dibuat takjub.
Terkadang juga ada backsound yang mengiringi, membuat suasananya menjadi semakin mendebarkan.
Namun disisi zee ada marsha, yang menurutnya tak kalah cantik dari kembang api malam ini.
Dia selalu ingin melihat ke arah marsha yang terus tersenyum melihat letupan kembang api.

Zee mengamati setiap senyuman di wajah marsha, perlahan mulai mendekatkan dirinya. Sontak membuat jantung marsha berdebar seperti suara ledakan kembang api yang bertabrakan.

Akhirnya zee mengucapkannya.

"Would you be my girlfriend?" Ucap zee bersamaan dengan suara ledakan kembang api.

Lalu mengecup bibir marsha. Marsha menutup mata, mengepalkan tangannya. Tak lama ia refleks mendorong perlahan badan zee.

Keduanya tersadar, jika sedang berada di tempat umum. Walau tidak banyak orang yang memperhatikannya dan kejadian itu cukup singkat, juga tak terlihat jelas karena gelap.

Mereka duduk berpegangan tangan, marsha menyenderkan kepalanya di pundak kak zee.
Menikmati setiap pertunjukan kembang api yang berlangsung selama 2 jam. Sesekali juga saling menatap.

Jika menggambarkan perasaan keduanya saat itu, sama seperti ledakan kembang api. Jantungnya yang berdebar dan sangat menegangkan.
Hatinya terasa penuh seperti akan meledak.
Saat meledak diudara, maka perasaan senang bahagia menjadi satu sulit untuk dijabarkan.
.
.
.

Pertunjukan selesai pukul 9 malam.
Zee terus menggandeng tangan marsha ditengah-tengah padatnya manusia yang bubar setelah pertunjukan usai.

Marsha yang selalu melebarkan senyumnya, dan zee yang ingin terus memegang tangan marsha meskipun sedang menyetir.
Keduanya pulang dengan perasaan bahagia.

"Kak zee, makasih ya hari ini. Ini moment paling bahagia dalam hidup aku"

"Makasih juga sha udah nemenin seharian ini. Good night." Zee melambaikan tangannya.

"Kak zee!!"
Marsha mendekat, dengan kaki sedikit jinjit lalu mencium pipi kak zee.
Kemudian berlari masuk ke dalam rumah.

Zee memegang jantungnya yang hampir loncat keluar.
Bahkan kepalanya juga kepentok pintu mobil.
Dia memegang dahinya, lalu tersenyum.
Zee benar-benar terkena sindrom jatuh cinta.

Happy satnight ❤️

BimbangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang