Recharge

698 77 3
                                    

Zee mengambil beberapa batu kecil, lalu melemparkan ke jendela kamar ashel yang ada di lantai 2.

"Suara apa tuh?" Gumam ashel

Ashel membuka jendelanya dan melihat zee sedang menunggunya melambaikan tangan.

"Zee!!" Ucap ashel sambil berlari keluar rumah.

"Kan ada bell, kenapa harus lempar batu segala."

"Biar kaya dulu aja, pas jaman kita kecil." Ucap zee lalu keduanya tertawa sedikit mengenang masa lalu saat jam tidur siang ashel dulu, zee pasti akan melempar batu ke jendela kamar tidur ashel, lalu ashel pergi keluar diam-diam untuk bermain dengan zee.

"Cel, coba liat tangan kirimu."

Ashel membolak-balikkan tangannya lalu menunjukkannya pada zee.

Zee membandingkan tangannya dengan milik ashel, kemudian menyatukan jari-jari dan menggenggamnya.
Spontan ashel merasa jantungnya berdebar, untuk menutupi salah tingkahnya ashel memutar tangan zee yang membuatnya kesakitan.

"Sakit cel!" Teriak zee sambil melepas genggamannya.

"Jangan macem-macem zee!" Kata ashel dengan tangan siap menonjok zee.

"Temenin yuk." Ajak zee

"Kemana?"

"Udah ayo.."

"Sebentar, ganti baju dulu."

Zee menunggu ashel di ruang tamu. Ada beberapa foto keluarga ashel, diantaranya juga ada foto semasa kecil zee dan ashel.

"Zee, udah lama disini?" Tanya mommy ashel

"Belum tante"

"Tante ada makanan tuh, kamu mau?"

"Mau banget tante, tapi zee mau main keluar bareng ashel."

"Nanti pulangnya mampir lagi, tante bungkusin buat dibawa pulang."

"Wah, makasih banget tante."

"Zee ayo." Ajak ashel

"Mom, acel main dulu ya."

"Ati-ati ya di jalannya. Zee jangan ngebut-ngebut."

"Siap tante."

.
.
.

"Siang kak, ada yang bisa saya bantu?"

"Boleh liat cincin couplenya?" Jawab zee

"Disebelah sini kak. Silahkan."

"Bisa request ukir nama nggak?"

"Bisa, tapi lama pembuatnya tergantung model cincinnya ya kak."

Zee memilih-milih yang menurutnya menarik.

"Cel menurutmu yang itu bagus nggak?"

"Bagus."

"Coba pake cel."

"Kok gue?"

"Sini aku pakein."
"Soalnya tanganmu sama besarnya kaya tangan marsha." Ucap zee sambil memakaikan cincin ke jari ashel.

"Lo mau lamar dia?"

"Ngaco. Kita masih sekolah."

"Saya mau yang ini ya mba, ukurannya samain aja."

"Baik kak. Bisa tulis mau diukir apa disini. Nanti kita cek lagi kira-kira berapa lama pembuatannya."

"Ini mba sudah." Ucap zee

"Waktu pembuatannya satu bulan ya kak. Bagaimana? Kalo berkenan kita proses pemesanannya."

Waktu satu bulan cukup lama bagi zee, namun dia juga sudah tidak ingin mencari-cari lagi karena sebelumnya sudah beberapa tempat dia datangi.

BimbangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang