忘れない

630 67 6
                                    

Kecewa, itulah perasaan zee sekarang.
Ia sering memakai headphone untuk menghindari siswa yang bergosip.
Kabar putusnya zee dan marsha telah menyebar di sekolah.
Sebagian dari mereka merasa senang, sebagian lagi menyayangkan putusnya hubungan mereka
karena terlihat sangat serasi.

Zee berjalan melewati koridor seperti biasanya, dengan banyak mata tertuju padanya. Tapi sekarang berbeda, kenapa tatapan sinis yang dia dapat. Dia juga mencoba membaca gerak bibir mereka, terlihat seperti ejekan.
Dia tidak tahan lalu melepas headphonenya.

"Anak haram!" Terdengar jelas di telinganya.

"Cantik sih, tapi anak haram!"

Lalu tersadar lontaran kata itu bukan untuk dirinya, melainkan gracie yang sedang berjalan menunduk di depannya.

Zee tergerak memakaikan headphonenya pada gracie, dia juga menatap tajam para siswa yang mengoloknya membuat mereka semua langsung terdiam.

"Makasih kak zee." Gracie mengembalikan headphone zee, segera memasuki kelasnya.
Zee merasa kasihan, tapi dia tak bisa selalu berada di dekatnya karena kelasnya berbeda.

.
.
.

Sebuah sisi positif dari patah hatinya adalah zee bisa menjadi lebih dekat lagi dengan teman-temannya. Karena fokusnya sudah tak tertuju pada marsha seorang.

Berbanding terbalik pada keadaan marsha. Ia justru mulai merasa kehilangan karena perhatian zee padanya perlahan mulai memudar.
Dia menjadi semakin gelisah dan selalu penasaran sedang apa kak zee sekarang.
Marsha sedang berbaris mendengarkan guru olahraga menjelaskan, dia menyenggol kathrina menanyakan kenapa kelas 12 ipa 1 tak datang ke lapangan padahal jam olahraga kelas mereka sama. Kathrina hanya mengangkat bahu, tak tau. Marsha menyenggol satu teman sebelahnya lagi.

"Kelas 12 pada kemana?" Tanya marsha berbisik.

"Disuruh fokus sama mapel ujian." Jawab temannya berbisik.

Marsha mengangkat tangannya.
"Pak, ijin ke toilet."

"Silahkan. Jangan lama-lama."

"Baik pak."

Marsha beralasan ke toilet untuk melihat ke kelas kak zee daripada dia mati penasaran. Marsha mengintip dari jendela kelas. Setelah melihatnya, dia tertawa namun berusaha agar tak bersuara takut ketahuan.

Keadaan kelas zee yang sebenarnya.
Semua anak berkumpul mengelilingi zee, christian, farel dan roy yang sedang bermain ludo. Hanya tersisa milik zee dan roy di permainan.

"Semoga dapet 3." Doa roy

"Wiiiiih beneran 3."
Baduk roy menggusur baduk milik zee dan harus mulai dari awal titik start lagi.

"Kurang ajar lo!" Kata zee

"Cupu lo zee. Huuuu" Ledek christian

"Cupu!!" Farel mengacungi jempol unlike

Sialnya zee sudah berulang kali kalah, dan kali ini pun kalah lagi. Dia harus merelakan mukanya dicoret dengan lipstick.

"Batu gunting kertas!"
Christian dan farel menang.

"Batu gunting kertas!"
Christian kertas sedangkan farel gunting. Jadi pemenangnya adalah farel, dia yang berkesempatan mencoret muka zee.

"Gue bikin joker biar jadi zeeker. Haha"

Farel melakukan pemanasan sebelum tangannya membuat karya indah pada wajah zee.
Ketika dia mulai mencoret, semua temannya ramai berteriak "ea ea ea... hahahahaha"
Semuanya tertawa terbahak-bahak melihat hasil coretan farel. Apalagi olla, perutnya sampai sakit karena tak bisa berhenti tertawa.

BimbangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang