Nothing

580 55 5
                                    

"Plaaakk!"
Sadar zee, dia bukan marsha. Zee menampar dirinya sendiri lalu segera berdiri. Beruntung karena mata gracie tertutup dan tak melihat hal bodoh yang hampir ia lakukan. Huft..

"Bangun." Zee mengulurkan tangannya pada gracie yang masih tertidur di lapangan tenis.

"Heh, anak haram! Buruan udah ditungguin papa. Kalo kelamaan kita tinggal." Kata chika

Gracie segera berdiri dan berlari menghampiri chika. Dia menengok ke belakang lalu melambaikan tangannya pada zee.

Gracie pergi ke meja makan. Papa, chika dan mamanya sudah duduk dan makan lebih dahulu.
"Mending lo pindah sekolah aja deh." Ucap chika saat gracie baru saja duduk.

"Lagi makan, jangan banyak bicara."

"Pa, chika malu banget. Di sekolahan semua anak manggil dia anak haram, mereka juga tau kalo dia adik tiri chika."

"Gracie bakal tetap sekolah disitu. Kamu juga kan bentar lagi lulus."

"Papa lebih belain dia dari pada aku?." Chika membanting sendoknya, dia pergi dengan muka cemberut.

"Kamu ini ya selalu aja belain dia!" Mama chika juga pergi dari meja makan menyusul chika.

Meja makan menjadi hening.
"Maaf ya pa. Makasih udah belain gracie."

"Papa gak bisa selalu belain kamu. Papa tau perasaan chika dan mamanya karena papa juga ngerasain sendiri gimana rasanya tersiksa tiap liat wajah kamu, papa selalu teringat kesalahan dan kebodohan papa di masa lalu. Maaf karena kita sebagai orang dewasa udah buat kamu lahir di dunia dan mengalami penderitaan seperti ini.

"Jangan dengerin omongan chika atau orang lain, bertahan di sekolah kamu yang sekarang. Kalau lulus nanti pergi ke luar negeri, papa akan tanggung semua biaya pendidikan dan hidup kamu."

"Sampai kamu bisa merawat dan menghidupi diri sendiri, saat itu juga hubungan kita sebagai ayah dan anak berakhir. Papa bahkan gak yakin kamu betul-betul anak papa."

Gracie melahap dan menelan semua perkataan papanya bersama makanan yang ia masukkan ke mulut. Air matanya berlinang deras membasahi pipi.
Tangisnya terisak, dadanya juga terasa sesak. Dia tak bisa memberontak ataupun meluapkan amarahnya, dunia terasa begitu kejam untuknya.

Gracie mencoba mencari ketenangan, dia keluar balkon merasakan hembusan angin. Mencoba menutup matanya dan merasakan kak zee ada disampingnya.

Zee telah membuat akun palsu sosial media untuk sekedar mengurangi rasa penasarannya. Dibukanya akun ig milik gracie, sebenarnya gadis seperti apa dia.
Zee terus menggeser slide dan menscroll, menggemaskan dia punya gigi kelinci. Zee memegang pipinya, selama ini baru sadar kalau mereka sama-sama punya dimple.
Sebagian besar foto gracie menampakkan dirinya yang tersenyum, namun saat membaca captionnya membuat zee seketika ikut merasa sedih. Dia meninggalkan sebuah komentar di salah satu postingannya.
~terimakasih sudah bertahan sampai saat ini~

.
.
.

Marsha melamun menatap roda sepeda yang diputar papanya saat sedang mencuci sepeda.
Dia sudah melupakan keinginannya untuk bisa bersepeda bersama.
Bajunya yang terkena cipratan air membuatnya merengek manja pada papanya.

"Papaaa.. Kotor ih."

"Jangan disitu dong. Emangnya kamu gak ada kegiatan? Libur malah ngelamun mulu."

BimbangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang