Jebreeet!! Marsha menutup pintu mobil taksi lalu memberitahu alamat tujuannya.
Lagi dan lagi, marsha dengan pikiran pendeknya meninggalkan zee dan membuat kesimpulannya sendiri.Bukan ashel ternyata gracie?
Sadar marsha! Semua yang terjadi hari ini cuma kebetulan.
Kak zee emang selalu baik ke semua orang. Perlakuan dia ke lo hari ini itu cuma manner.
Lo udah tau itu tapi kenapa lo masih baper?
Sampe kapan lo nyiksa diri lo sendiri?
Apa sebulan ngurung diri mendadak jadi introvert itu gak cukup?Rintikan hujan yang mulai turun membuat marsha makin tenggelam dalam lamunan, dia melihat keluar dari kaca mobil jalanan yang basah, serta klakson yang terdengar bising membuatnya semakin emosional. Air matanya mulai menetes, namun segera ia hapus karena malu jika supir taksi melihatnya.
"Pak berhenti disini."
"Yakin neng? Diluar masih gerimis loh. Ini juga masih cukup jauh dari tujuan."
"Yakin pak."
"Gelap loh neng, udah malem. Apalagi sendirian, ati-ati ya neng awas ada orang jahat."
"Makasih ya pak. Ini uangnya."
Marsha turun dari taksi, sedangkan supir taksi terus memantaunya memastikan bahwa penumpang yang dia antar benar-benar manusia.
"Syukurlah kakinya masih napak di tanah." Ucapnya sambil mengelus dada lalu menancap gas mobilnya.
Pasalnya marsha meminta berhenti di pantai yang sepi, pikiran kacaunya membuat ia tak ingin cepat-cepat pulang karena pasti akan berujung mengurung diri lagi di kamar.Marsha menarik nafasnya dalam-dalam.
Gerimis telah berhenti, menyisakan bau basah yang khas. Dinginnya angin malam menusuk sampai ke tulang marsha yang hanya mengenakan short skirt dan kaos lengan pendek.
Suasana sepi nan gelap tak ada suara lain selain deburan ombak yang menabrak pemecah ombak."Aku benci kak zee!!!" Marsha mulai berteriak melepaskan amarahnya.
"Aku tau aku salah, aku nyesel, aku putus asa. Harus gimana lagi buat bikin kak zee balik?"
"Kalopun emang gak bisa. Please ajarin aku caranya buat lupa."
Marsha menyeret kakinya berjalan sampai di ujung pemecah ombak.
Dia melepas cincin pemberian kak zee, menggenggamnya dengan erat, matanya menatap kosong pada kesunyian dan luasnya lautan.
"Gak! Marsha jangan bodoh!." Ucapnya sambil menggeleng-gelengkan kepalanya."Aarggghhhhhhh!!!!!" Teriakannya membawa semua beban dalam dirinya keluar.
Dia berjalan kembali dengan hati-hati ke arah tepi pantai mengurungkan niatnya. Entah pikiran buruk apa yang sesaat lewat di kepalanya.Klontang! Kakinya menyandung sesuatu. Marsha menyalakan senter hp nya, ternyata hanya sebuah kaleng kosong yang tak sengaja mengenai kakinya.
Tang! Dia tendang ke arah laut.
"Eehhhhhh!!!!"
Sepatunya ikut lepas ke laut bersamaan dengan kaleng yang ia tendang."Bodo amat!"
Marsha merelakan sepatunya begitu saja dan kembali melangkahkan kaki.
Dia bahkan melepaskan sepatunya yang satu lagi karena membuatnya kesulitan berjalan diantara kegelapan dan licinnya permukaan setelah hujan."Aaaaa!!"
Brug!
"Awww! sakit."
"Kenapa sih gue sial mulu!"
Huaaaaaaaaa. Berujung dengan tangisnya yang pecah dengan posisinya terpeleset dan terjatuh duduk sambil menyilangkan tangannya menunduk menutupi wajahnya.
Perasaan takutnya muncul setelah menyadari dirinya berada di sekeliling lautan yang luas dan gelap tanpa ada seorang pun yang terlihat.
Memikirkan juga bagaimana nasibnya agar bisa pulang selamat sampai rumah dengan keadaannya yang kacau seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bimbang
Teen FictionMarsha adalah gadis sma yang berusaha agar terlihat dimata kakak kelas yang ia sukai. Dia melakukan berbagai cara dengan bantuan teman-temannya. Zeeco anak cowok yang cukup pendiam dan tampan, namanya sering diplesetkan menjadi zeecool. Dia adalah k...