Dari kejauhan

2.6K 108 0
                                    

Rintikan hujan terlihat dari balik jendela kamar, sepertinya akan menutup malas hari libur sekolah. Mata mengantuk menghitung satu persatu air hujan yang turun. Hanya berpakaian kaos putih polos kebesaran dan celana hitam pendek, zeeco menghela nafas karena hujan tak kunjung berhenti.

"Bruuk" terdengar sesuatu jatuh dari atap rumah, tepat di depan pandangan zee. Terlihat jelas bahwa itu kucing, zee langsung berlari berniat menghampirinya. Sampai didepan pintu keluar rumah dia berlari balik, lupa kalau diluar masih hujan deras dan mengambil payung.

Saat sampai dititik jatuhnya kucing, zee tidak melihat kucing itu ada disekitarnya. "Mungkin sudah pergi?" pikirnya sambil menengok ke arah pagar rumahnya, terlihat kucing itu sedang melihat kearahnya juga.
Zee berusaha mengejar, tapi kucing itu malah berlari seperti naluri hewan yang sedang terancam. Dengan cepat arah pandangannya tertuju pada halaman tetangga samping rumahnya.
Ada dua orang tertawa lepas dibawah rintikan hujan, tanpa sengaja suasana saat itu membuatnya terpana dengan salah satu diantara dua orang tersebut. Dia tersadar beberapa menit memandang dari kejauhan "Kaya anak kecil aja hujan-hujanan." Dengan sedikit senyuman dia memiringkan payungnya merasakan tetesan air jatuh di pipinya lalu kembali kedalam rumah.

"Zee, kamu dari luar?" Tanya mama zee setelah melihat zee menaruh payungnya.

"Iya ma. Tadi ada kucing jatuh, zee samperin tapi kucingnya lari. Berarti kucing itu gak kenapa-kenapa, syukurlah." Jawab zee sambil mengacak-acak rambutnya yang agak basah.

"Mandi dulu gih. Abis itu makan."

"Nanti aja ma, mau main game dulu."
"Game terus. Mandi sekarang!"

"Siaaap!!!" Zee berlari menutup pintu kamarnya yang berarti dia tidak akan mandi.

Hari ini adalah hari terakhir zee libur, malam ini dia harus kembali ke rumah papanya. Iya, papa dan mama zee bercerai tahun lalu. Zee tinggal dengan papanya, karena kuasa papanya yang kaya raya dan merasa mampu merawat dan memberikan fasilitas terbaik untuk anak satu-satunya. Setiap libur sekolah, zee menyempatkan menginap di rumah mamanya. Namun kali ini, dia tidak hanya menginap tapi sekalian membantu pindahan rumah mamanya. Mamanya pindah agar lebih dekat dari kantor tempat kerjanya, walau itu membuat zee sedih karena jaraknya cukup jauh dari rumah papanya, tapi dia mengerti. Zee juga merasa kasihan kalo harus liat mamanya kecapean bolak balik kantor dengan jarak yang cukup jauh.

"Zee, papa udah dateng tuh. Buruan udah malem."

"Ma, walau gak setiap hari zee bakalan sering main ke sini kok."

"Ga harus maksain, kamu kan sekarang sudah kelas 2 sma. Tugas sekolah kamu juga banyak.."

"Hussst" zee memotong ucapan mamanya
"Kalo zee bilang sering, ya sering."

"Iyaaa. Nanti kan mama bisa main ke rumah papa."

"Gak usah deh ma. Zee aja yang kesini."

"Ayo zee cepetan." Papanya yang gak sabar dari tadi nunggu.

"Zee you ma🥺"

BimbangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang