Wherever you are

736 75 6
                                    

Saat weekend kebanyakan orang berlibur dan menikmati waktu santai, mama zee justru tetap sibuk dengan pekerjaan.
Zee duduk melihat mamanya yang sedari tadi mondar-mandir mencari keperluan untuknya stay selama dinas di luar kota.

"Besok atau lusa pulang kok." Ucap mamanya

"Tapi ma, ngurus diri sendiri aja zee gak bisa. Apalagi disini gak ada art."

"Belajar mandiri ya sayang, buat makan kamu kan bisa pesen, cuci baju juga tinggal laundry." Ujar mamanya gampang.

Tapi bukan itu yang jadi masalah buat zee, dia harus tinggal berdua dengan marsha?!!
Zee menelan ludahnya, membayangkan entah apa yang akan terjadi nantinya.

"Mama berangkat ya. Mama ke bandara naik taxi, jadi kamu bisa pake mobil mama."
"Oya, jangan macem-macem ya. Mama percaya kamu anak baik, jagain marsha."

Dengan berat hati zee membiarkan mamanya pergi. Batinnya tak yakin, karena dia juga lelaki biasa yang pasti memiliki hasrat.

"Ati-ati ma. Kalo udah sampe kabarin zee." Ucap zee sambil menutup pintu taxi.

Kini dia hanya berdua dengan marsha. Zee sengaja tak memberitahu marsha kalau mamanya telah pergi dinas ke luar kota.
Mungkin marsha juga tak akan tau, dia tertidur saat mamanya pulang dan bangun saat mamanya telah pergi bekerja.

Akhir-akhir ini marsha sangat sulit ditebak, dulu zee menahan diri mendekati marsha saking pemalu dan cerobohnya marsha saat di dekatnya. Tapi sekarang?
Benar kata orang, semakin lama mengenal seseorang maka akan tau sifat aslinya.
Bukan berarti sikap marsha buruk, namun zee sedang berusaha mati-matian menahan dirinya. Dia takut kalo marsha terus terusan menggodanya, bisa saja ia hilang kendali.

Zee sedang membaca buku di sofa ruang tamu, marsha datang duduk didekatnya padahal disebelah kanan zee masih luas. Zee bergeser ke kanan, marsha mengikutinya bergeser.
Zee bergeser lagi sampai ujung, marsha juga mengikutinya.

"Kak zee lagi baca apa?" Tanya marsha dengan wajahnya yang sudah sangat dekat dengan muka zee.

Zee tak menjawabnya, tetapi malah menunjuk dahi marsha, lalu mendorongnya perlahan agar sedikit menjaga jarak.
"Aku ke kamar dulu mau kasih makan dino." Terang zee lalu meninggalkan marsha.

"Kak zee marah karena hal kemarin?" Pikir marsha.

Marsha sangat bosan, dia hanya memainkan hp di dalam kamarnya, scroll sosmed, rebahan hingga berguling-guling di kasur sudah ia lakukan.
Tak seperti bayangannya saat tau akan tinggal bersama dengan kak zee, dia pikir bisa bermesraan berdua.

Marsha mengetuk pintu kamar zee.
"Kak zee"

"Masuk aja sha"

"Boleh minjem pensil?"

Zee mengambilkan pensil untuk marsha.

Beberapa menit kemudian.
Toktoktok
"Kak zee, boleh minjem penggaris?"
Zee mengambilkannya lalu menutup pintunya kembali.

Sekarang marsha berdiri di depan pintu kamar kak zee, sedang memikirkan alasan apalagi yang akan ia gunakan.

"Apalagi??!"
Zee membuka pintu sebelum marsha mengetuknya. Marsha hanya menggeleng lalu nyengir.

"Aku mau pesen burger, kamu mau?" Tanya zee

"Gak ah, lagi diet." Jawab marsha

"Yakin?" Tanya zee memastikan dan dibalas anggukan marsha.

.
.
.

Zee menikmati double cheese burger, baru sesuap ia makan datanglah marsha.
"Mau sha?" Tanya zee sambil menyodorkan burger yang telah digigitnya.

BimbangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang