Let me let you go

752 73 4
                                    

Marsha seperti zombie, hidup tak mau mati takut jadi hantu. Keluar masuk kamar hanya untuk makan, tak banyak bicara, kebiasaannya melamun sambil mendengarkan musik galau lalu menangis.
Anehnya marsha lebih menyukai curhat dengan orang asing yang sama sekali tak dikenalnya yaitu teman online yang menjual tiket konser one ok rock padanya. Marsha sering mengirimkan chat panjang lebar menceritakan hari-hari patah hatinya karena kak zee, namun hanya mendapat tanggapan "y" , "kasihan" atau "wkwk" . Dia hanya ingin didengar tanpa perlu mendapatkan kritik atau justru beradu nasib. Namun ketika dia merasa diabaikan atau moodnya sedang buruk, tak jarang dia juga mengiriminya umpatan.

cocopie : msh idup?
takacha : msh. knp?
cocopie : lupa? hr ini konsernya!

Marsha terbangun dari posisinya dia benar-benar lupa hal sepenting ini lalu bergegas bersiap secepat kilat, memilih outfit dengan terburu-buru, berniat make up seadanya namun berakhir memakan waktu yang cukup lama sembari menata rambutnya memakai hair spray agar poninya anti badai angin topan.

"Akhirnya anak mama keluar kamar juga, mama udah khawatir takut kamu kenapa-kenapa."

"Marsha buru-buru ma nanti telat." Ucap marsha sambil mencium tangan mamanya.

"Ati-ati sayang, have fun ya."

Marsha terjebak macet, semua kendaraan menuju ke tempat yang sama.

cocopie : dmn? gue dah smpe.

Marsha tak membalasnya, dia takut jika cocopie marah karena taksinya tak bisa jalan sama sekali dan dia mulai merasa panik.
"Pak turun disini aja."
Marsha memilih turun, lebih baik berjalan kaki karena lokasi konser sudah terlihat dari posisinya saat ini.

Dia memegangi lututnya, mengatur napasnya, cukup melelahkan berjalan cepat dan ternyata jaraknya tak sedekat yang dipikirnya.

takacha : smpe. km pake baju apa?
cocopie : serba item, di bwh baliho.
takacha : lbh spesifik bisa gk jelasinnya?
cocopie : kaos item, flanel item, cln pndk item,
                 pke topi item juga.
takacha : btw, ak aj gk tau km
cowok apa cewek🗿
cocopie : cowok. gue aj yg nyri. lu pke bju apa?

Marsha berjalan menuju arah baliho, bola matanya berputar melihat orang-orang dengan outfit yang cocopie sebutkan. Matanya berhenti pada cowok yang sejak tadi menjadi perhatian banyak orang. Cowok dengan kaos, flanel, celana dan topi serba hitam itu sedang menunduk sibuk melihat ke layar hp nya, tapi apa benar itu orangnya? Dia mecoba menelpon cocopie, setelah 2 kali panggilannya di tolak, ketiga kalinya akhirnya di angkat juga.

"Halo"

Suara yang sangat akrab di telinga, membuat jantungnya tersentak dan diam sejenak. Perlahan dia melangkahkan kaki menuju arah dimana orang yang mengangkat panggilan teleponnya itu berdiri.

"Halo. Halo, takacha?"

"Kak zee.."

Zee menatap ke depan, marsha yang berdiri di depannya dengan hp menempel di telinganya.
Keduanya saling memandang, tampak raut wajah terkejut dengan gejolak perasaan aneh yang pernah mereka rasakan. Atau memang perasaan itu sebenarnya selalu ada terpendam jauh di dalam sana, kini saatnya muncul kembali ke permukaan membuat dadanya penuh dengan debaran hebat.

Dunia ini sempit ya. Atau memang duniaku yang hanya sebatas tentang kamu? batin zee

Aku suka hal kebetulan seperti ini. Tapi, wait! Jadi selama ini aku curhat ke orangnya langsung? batin marsha

Dari sekian banyaknya cara untuk bertemu, memang cara Tuhan sangatlah tak terduga. Outfit mereka bahkan senada, marsha juga memakai short skirt dan kaos berwarna hitam.
Ditengah lalu lalang orang-orang kecanggungan membalut keduanya. Kerinduan setelah sekian lama tak saling bertegur sapa seketika lupa bagaimana caranya untuk menyapa.
Zee dan marsha memperlihatkan layar hp masing-masing memastikan memang benar merekalah si cocopie dan takacha itu.

BimbangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang