prolog

414 31 2
                                    

Sore itu langit nampak cantik dengan gerimis ringan turun di kota Seoul, Korea Selatan. Namun ada yang berbeda dari gerimis kali ini karena matahari bersinar dengan terik nya di jam 4 sore dengan lembayung senja yang nampak cantik dari perpaduan warna khas yang hanya dapat di temukan pada sore hari yang cerah.

Seorang bocah dengan pipi bulat dan sorot mata sendu nampak duduk di teras sebuah rumah sederhana sembari mendongakkan wajah manisnya menatap langit untuk beberapa detik hanya untuk mengadu pada rintik hujan jika dirinya ingin hujan cepat berhenti.

Bae Jinsol, menghembuskan nafas panjang sebelum kembali memandang lurus ke depan, hujan telah turun semenjak pagi namun sore ini reda menjadi gerimis ringan ditemani sinar cerah sore hari. Dunia seolah menertawakan bocah manis itu karena gagal bersenang-senang ke taman dan menikmati musim semi.

Ketika tengah sibuk dengan keadaan memandang langitnya suara deru mobil nampak terdengar diantara suara hujan membuat Bae menoleh kearah jalanan dan menemukan di penghujung jalan sebuah mobil box besar berjalan dibawah hujan.

Pandangan mata Bae mengikuti kemana mobil Box itu melewati rumahnya dan berhenti didepan sebuah rumah besar tepat berada disamping rumahnya. Rumah kosong itu sangat besar dan seingat Bae memang telah kosong sejak lama.

Bae kecil yang penasaran memilih berdiri dari duduknya dan berlari tanpa alas dibawah hujan untuk mendekati pagar rumahnya yang begitu tinggi. Gadis itu mengintip sang mobil besar dengan pandangan bertanya-tanya.

Tak lama mobil yang lebih kecil berhenti dibelakang mobil besar tersebut, Bae dapat menemukan seseorang turun dari mobil itu untuk membukakan kunci pagar dan membuka lebar pagar tersebut menimbulkan derit panjang dari besi tua tersebut.

Bae mengalihkan perhatian nya dari hal itu menuju mobil hitam utama, jendelanya terbuka menampakan seorang wanita tengah memeluk seorang bocah cantik yang dengan wajah mengantuknya.

"Sana Eonnie cepat lah, Yoon-a sepertinya sudah tidak nyaman" Ujar wanita itu meneriaki wanita yang membukakan pagar.

Wanita dengan wajah jepang itu itu nampak merenggut. "Sabar Tzuyu-chan"

Bocah yang tengah menyandarkan pipinya pada dada sang wanita nampak mengucek matanya, wajahnya begitu manis sehingga Bae kecil terpaku di bawah Hujan. Bocah tadi pun menemukan keberadaan Bae.

Seol Yoon-a atau kerap disapa Sullyoon itu menatap Bae dengan mata besarnya, keduanya berpandangan hingga Bae melemparkan senyuman yang perlahan dibalas sang bocah perempuan.

Hujan dibawah sinar senja adalah momentum tak terlupakan karena pada hari itu pertemuan pertama Bae dan sullyoon terjadi.

***

Bae mengelap ingus yang keluar dari lubang hidung bagian kirinya menggunakan sapu tangan yang kerap di bawanya ke manapun, Bae melangkahkan kakinya sendirian melewati jalanan untuk sampai ke taman bermain.

Bocah berusia 7 tahun itu berjalan dengan lesu, selain karena ia pilek akibat hujan-hujanan beberapa hari lalu. Ia juga enggan minum obatnya.

Bae malas, orang tuanya sangat sibuk bahkan tetap meninggalkan Bae bekerja meski bocah itu tengah sakit. Tidak salah kan jika Bae ingin merasakan kasih sayang ibu dan ayahnya saat ia sakit?

"Kembalikan permen Yoon-a!"

Bae yang semula fokus memandang kearah kakinya melangkah sontak mengangkat kepalanya, ia memandang lurus kearah seorang bocah perempuan yang nampak merengek marah kepada bocah laki-laki yang nampaknya baru memasuki sekolah menengah pertama. Tangan kecilnya berusaha meraih sebuah lolipop dengan sesekali melompat.

Gemas, Bae menggelengkan kepalanya. Bukan saatnya untuk memuji si manis.

Bae melangkah dengan berani mendekati dua bocah laki-laki yang berani sekali mengganggu bocah yang baru tinggal di samping rumahnya tersebut.

"HEI KEMBALIKAN LOLIPOP NYA!" Lantang suara Bae yang cempreng mengalihkan perhatian kedua bocah yang lebih besar.

Salah satu diantara mereka mendekati Bae bahkan memandangnya dengan remeh. "Kalo gua gak mau, mau apa Lo Cil?"

Bae mendelik. "Ngaca ya, situ aja masih SMP ngomong udah kaya anak SMA aja dasar BOCAH"

Kedua anak laki-laki tadi terhenyak, tak menyangka dengan jawaban ngegas yang baru saja Bae lontarkan kepada mereka.

"Berani banget Lo" Satu bocah laki-laki menarik kerah baju Bae membuat sang bocah perempuan harus berjinjit. Namun Bae tidak takut, yakali anaknya pak Kyuhyun takut.

Tanpa menjawab, Bae menekan sapu tangannya ke arah mulut bocah laki-laki itu sembari berseru. "MAKAN TUH INGUS!"

Genggaman pada kerahnya terlepas kala bocah laki-laki tadi mundur dengan air wajah yang nampak shock. Kesempatan itu membuat Bae dengan cepat membuka sapu tangan penuh ingus nya.

"MAJU KALIAN! LAWAN INGUS INI!"

Teman bocah yang tadi menarik kerah Bae nampak mengernyit jijik begitupun dengan tersangka yang telah bercumbu dengan ingus pada sapu tangan Bae. Dia dengan cepat berlari dengan suara 'Huek' yang menemani nya.

Orang yang mengambil lolipop tadi langsung saja melemparkan lolipop milik Sullyoon. "Bocah sinting" Ujarnya sembari ikut berlari mengejar temannya yang telah tunggang langgang duluan.

Bae mengambil lolipop yang di buang bocah SMP tadi dan mendekati Sullyoon yang nampak terpaku kearahnya, Bae tentu saja malu di pandang oleh bocah secantik Sullyoon apalagi dalam keadaan meler ingus seperti sekarang ini.

"Ini lolipop kamu" Bae mengulurkan lolipop yang sedikit retak itu kearah sang bocah perempuan.

Bocah itu memandang lolipop tersebut dan meraih gagangnya, pertama kali Bae melihat gadis itu tersenyum kearah nya secara langsung. Semburat tipis malu-malu keluar dari pipi bocah tadi.

"Terimakasih sudah menolong Yoon-a" Suara lembutnya yang pelan terdengar membuat Bae tersenyum dengan lebar.

"Namaku Bae Jinsol, kau Yoon-a?" Tanya Bae dengan tangan masih terulur bedanya kini ia menawarkan sebuah jabat tangan.

Bocah itu mengangguk dengan lucu. "Aku Yoon-a tapi banyak yang memanggilku Sullyoon"

"Wah namamu cantik Sullyon-ie" Bae nyengir kearah Sullyoon kecil yang membuat kedua pipinya nampak semakin merah.

Bae kecil-kecil udah bisa gembel ya gimana gedenya.

"T-terima kasih Jinsol-ie" Bocah itu melemparkan senyuman manisnya membuat Bae terpaku.

Itu bukanlah pertemuan yang terlalu berkesan, mereka hanya dua anak perempuan yang di pertemukan oleh takdir.

Tapi apa hanya itu saja takdirnya? Atau akankah hadir kembali takdir baru yang mengikat mereka berdua?

Beauty And The Beast Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang