Note:
Ini adalah Flashback seminggu sebelumnya.
Kyujin mengerang, lagi-lagi laporan yang ia siapkan atas kasus ibunya Bae lagi-lagi ditolak karena bukti dan saksi mata yang kurang, ditambah Kyujin dianggap masih minor dan itu memberatkan Kyujin untuk membuat sebuah laporan, ia tak bisa meminta Bae juga karena Bae cukup sulit ditemui, Jiwoo juga tak akan mungkin bisa diajak bekerja sama.
Ia melemparkan berkas ditangannya itu sembarang arah dan secara kebetulan pintu terbuka dan dokumen itu berserakan jatuh tepat didepan kaki Irene, Irene mengernyit saat melihat benda tersebut lalu menatap Kyujin yang tengah berjalan bolak balik macam setrikaan. Irene berlutut guna mengumpulkan dokumen tersebut dan menyempatkan diri untuk membacanya.
Matanya melebar saat dalam data laporan itu nama Bae Suzy tertera disana. "Kyujin."
Kyujin menoleh pada bibinya tersebut, Yap, irene adalah adik dari ibu Kyujin dan Irene bisa berada di rumah sakit tidak jauh dan tidak bukan karena orang dalam, abaikan fakta itu kita kembali pada Kyujin dan Irene.
Irene mendekat ke arah Kyujin dengan pandangan serius, ia tadinya bimbang untuk menceritakan mengenai kelakuan Bae Suzy yang terus saja mengancam dirinya karena kebetulan Suzy tahu jika Irene adalah selingkuhan dokter Wendy, well semua orang tahu jika dokter Wendy memiliki suami dan anak dan tentu saja ini termasuk sebagai pemerasan namun jika ia berbicara dengan orang yang salah kabar ini bisa menggemparkan satu gedung, Irene akan berada dalam masalah begitu pula dengan Wendy.
Berusaha memegang keberaniannya, Irene memandang serius Kyujin yang menghentikan langkahnya dan menatap Irene dengan bingung, mata rubah Kyujin menelusuri bagaimana cengkeraman Irene pada map terlihat mengencang pertanda jika bibi nya yang jarang berekspresi ini tengah kalut.
Kyujin menghadap Irene dengan serius, memberikan perhatian penuh pada Irene. "Ada apa?"
"Aku memiliki sebuah pengakuan."
Dan dengan kata-kata itu, ruangan yang memang telah hening kini bertambah mencekam dan dingin, aura serius yang dikeluarkan dua wanita itu berhasil membuat situasi jadi begitu mengerikan.
***
"Tidak cukup?!" Kyujin berteriak dengan kesal, tak perduli dengan pandangan setiap polisi yang berpapasan dengannya, ini ketiga kalinya laporan Kyujin ditolak dengan alasan, kekurangan bukti otentik, apa Kyujin harus membawa Bae sebagai bukti otentik?
Frustasi, Kyujin mendorong pintu keluar kantor polisi. Wajah gadis itu memerah karena emosi, ia telah berusaha sekuat tenaga untuk membela Bae karena ia begitu menyayangi Sullyoon namun tanpa uang, polisi-polisi itu tak mau bergerak dan ada saja alasannya, kurang bukti, ia masih dianggap minor, kurangnya saksi. Irene itu seorang saksi namun katanya masih kurang.
Terlalu sibuk dengan pikiran dan emosinya, Kyujin tak begitu fokus pada jalanan di depannya dan secara tak sengaja menubruk seseorang. Ia mendongak hendak menyemprot orang itu dan memakinya. Salah siapa dia datang disaat Kyujin tengah marah besar.
Namun Kyujin bungkam, itu Sana.
"Oh, Kyujin, sedang apa disini?" Tanya Sana dengan sebuah senyuman manisnya yang biasa, pesona istri Tzuyu itu mampu membuat emosi Kyujin luluh seketika.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beauty And The Beast
FanfictionBae mengambil lolipop yang di buang bocah SMP tadi dan mendekati Sullyoon yang nampak terpaku kearahnya, Bae tentu saja malu di pandang oleh bocah secantik Sullyoon apalagi dalam keadaan meler ingus seperti sekarang ini. "Ini lolipop kamu" Bae mengu...
