꒰❝ᵎ🧸⋯ Beauty and the beast - 30⋯🧸ᵎ❞꒱

114 14 0
                                    

Tuhan, Sullyoon bukan tipe orang yang taat terhadap Tuhannya. Bahkan mungkin gadis itu yakin dirinya tidak memiliki agama karena orang tuanya sendiri tidak pernah mengajarinya sesuatu soal ke agama karena kondisi keluarganya memang di tentang oleh setiap agama. Lagipula siapa yang mendukung orang-orang dengan orientasi tidak normal seperti kedua orang tuanya? Bahkan keduanya di usir oleh keluarga masing-masing dan mendirikan marga sendiri di negeri gingseng tersebut.

Orang tuanya tidak gagal dalam mendidiknya karena Sullyoon tumbuh menjadi gadis yang mengenal etika dengan sangat baik, kekurangannya hanyalah Sullyoon tidak bisa menatap laki-laki sebagaimana seharusnya ia menatap mereka. Justru sebaliknya ia malah memandang wanita dengan pandangan yang tidak seharusnya dan itu semua malah jatuh pada Bae Jinsol.

Sosok yang menjadi teman kecilnya, gadis yang teguh dan kuat itu berhasil membuat Sullyoon jatuh hati namun di sudut hatinya ia tidak begitu yakin apakah perasaanya ini benar atau salah. Ia paham jika perasaannya salah dan setiap kesalahan harus di jadikan pelajaran bukan di ulangi, namun Sullyoon tidak mampu menjadikan Bae sebuah pelajaran karena Sullyoon ingin Bae menjadi kesalahan seumur hidupnya.

Tapi lagi-lagi ia tak bisa melakukannya, dunia sudah menentang jadi apa yang harus dia perjuangkan? Kesalahan hanya akan berlalu begitupun mengenai perasaanya pada Bae yang akan berlalu dan kisah masa remaja mereka hanya akan berakhir menjadi sebuah kesalahan yang terlupakan.

Duk

"Aduh" Sullyoon mengusap dahinya setelah mundur beberapa langkah, ia tidak sengaja menabrak seseorang dan hal itu cukup menyebalkan apalagi secara tidak sadar ia malah melamun sambil berjalan.

Sullyoon menatap sebuah punggung tegap di depannya. Itu adalah punggung milik Younghoon yang langsung menoleh saat tengah berbicara dengan Lily, entah membahas apa lagipula Sullyoon tidak sengaja menabrak Younghoon jadi ia membungkuk dengan sopan pada ketua OSIS yang akan segera lengser tersebut.

"Maaf, aku tadi melamun" Gumamnya sembari menegakan tubuh kembali, matanya yang tak bersemangat tidak seperti biasanya memandang Lily dan Younghoon bergantian.

Younghoon hanya membalasnya dengan senyuman. "Tidak papa, ada yang mengganggu pikiran?"

Sullyoon menggeleng kecil sebagai jawaban, dia kemudian menaikan senyuman paksa. "Aku permisi duluan ya Kak Hoon, Kak Lily"

Lily hanya mengangguk kecil sebagai jawaban namun Younghoon malah menatapnya dengan pandangan yang sulit di artikan. Lily menyadari bagaimana Younghoon tidak berhenti menatap punggung Sullyoon yang berlalu entah hendak kemana.

"Ada apa?" Tanya Lily menatap Younghoon  yang nampak mulai menaruh atensi kepadanya lagi. Lily menatap pemuda itu dengan kepala sedikit di miringkan. "Kudengar dia dan Bae putus"

"Secepat itu?" Tanya Younghoon dengan ekspresi terkejut, dia baru tahu soal kabar tersebut setelah di sibukkan dengan acara pengangkatan ketua OSIS baru sementara Lily hanya mengangguk kecil. Dirinya mendapatkan kabar tersebut dari beberapa adik kelas saat tidak sengaja melewati mereka.

Sementara itu, Younghoon nampak menghela nafas saat menatap ke arah dimana Sullyoon sudah menghilang, lalu kembali menatap Lily. "Gimana dengan Lo? Hubungan Lo sama si cewek Oh itu?"

Lily tersentak, seingatnya hubungannya dan Haewon tidak begitu banyak orang yang tahu jadi dia langsung menatap terkejut kearah Younghoon. "Sejak kapan tahu soal itu?"

"Kyujin" Jawab nya singkat, Younghoon menggeleng kecil saat melihat ekspresi sedih nampak tertera pada wajah manis Lily. "Kalian juga pisah?"

"Begitulah, pas Haewon tahu aku mau kuliah di luar negeri dia langsung bereaksi menentangnya. Dia ataupun aku gak bisa LDR jadi aku sempat naif berfikiran Haewon bakal menerima dengan ikhlas dan menjadikan sisa semester ini manis buat aku bawa ke Aussie tapi ternyata dia minta pisah" Jelas Lily tanpa menyembunyikan satu pun fakta, gadis manis itu menghela nafas dengan berat.

Beauty And The Beast Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang