꒰❝ᵎ🧸⋯ Beauty and the beast - 26⋯🧸ᵎ❞꒱

72 13 0
                                    

Sebuah mobil melaju dengan kecepatan diatas rata-rata pada sebuah jalanan yang kala itu tumben sekali sepi, mungkin karena telah memasuki jam kerja dan mengajar menjadi alasan sepi nya jalanan kala itu. Kendaraan roda empat dengan warna dominan hitam mengkilat itu melaju meninggalkan debu dibelakangnya .

Suara deru khas mobil yang dipacu meninggalkan suara menuju kejauhan, Bae Suzy benar-benar mengendarai kendaraanya secara ugal-ugalan. Wanita cantik di usianya yang terbilang tak lagi muda tersebut memukul setir dengan marah lantas menjerit.

Suaminya tadi menelponnya, Kyuhyun ingin Bae segera tiba di jepang untuk menyetujui sesuatu yang tentu akan mempertahankan statusnya sebagai wanita terpandang, bahkan lebih dari yang sekarang ini ia miliki.

Tapi Bae sangat sulit di kendalikan, ditempat ini saja Bae bersikap bebal apalagi didepan suaminya nanti. Semuanya tidak akan mudah untuk Suzy. Sial kenapa baik suami, dirinya bahkan anaknya harus mempunyai kepala dan isi otak yang keras?

Untuk beberapa saat Suzy kehilangan fokusnya, wanita itu menginjak rem dan mengangkat kakinya dari pedal gas. Untungnya mobilnya dengan cepat berhenti meninggalkan jejak hitam dari gesekan ban dengan aspal.

Dia menatap emosi seorang anak SMA berseragam persis yang Bae gunakan, rambut hitamnya yang di ikat kepang dua nampak berantakan dengan wajah yang masih basah akan air mata. Gadis muda itu menatap kedalam kaca jendela mobil dengan pandangan putus asa.

Suzy membuka pintu mobil, ingin memarahi bocah sialan yang hampir saja mencelakakannya tersebut. Namun saat ia berhasil menutup pintu mobil sebuah tangan menggenggam pergelangan tangannya dengan erat membuat kepalanya berputar menatap sosok tersebut.

" Tolong, tolong antarkan Mama saya ke rumah sakit" Raungan terdengar dari wajah manis dengan manik yang menampakan rasa putus asa, tidak tahu harus melakukan apa karena tidak memiliki uang untuk memakai jasa taksi.

Suzy yang semula hendak memaki kehilangan seluruh kata-katanya, wanita itu menatap seorang wanita yang duduk di trotoar dengan keadaan hidung mengeluarkan darah, jejaknya masih basah menuju ujung dagunya.

Suzy sempat bimbang namun hati nuraninya menuntunnya untuk mengangguk dan membantu sang gadis mengangkat wanita yang tengah lemah tersebut ke kursi belakang di ikutin sang gadis. Suzy pun dengan cepat melajukan mobilnya meninggalkan tempat tersebut.

"Terimakasih, terimakasih Tante" Suara gadis itu bergetar, akibat menangis terlalu lama. Tangan kecilnya memegang tangan sang ibu yang berusaha tersenyum.

"Siapa namamu?" Tanya Suzy pada gadis itu, melirik adegan manis dimana sang ibu yang lemah berusaha mengusap air mata pada pipi anak perempuannya.

Pemandangan yang sangat langka dan hanya bisa dia lihat di drama, Suzy jadi memikirkan apakah Bae kurang kasih sayang sehingga tidak bisa bersikap sangat baik seperti gadis di kursi belakang.

"Aku" Si manis berpipi agak bulat itu menarik nafas, mencoba menenangkan tangisannya. "Aku Jiwoo"

"Jiwoo, kita akan sampai beberapa menit lagi, pertahankan kesadaran ibumu" Ujar Suzy sembari menambah kecepatan mobilnya.

Wanita yang biasa digambarkan keras itu meluluhkan sedikit hatinya, namun tidak ada yang berubah meski pikirnya sekilas menanyakan sesuatu yang benar. Suzy tetaplah Suzy.

****

Waktu istirahat, Sullyoon lebih memilih untuk menyibukkan dirinya berada di ruang OSIS meski tidak memiliki kegiatan apapun di sana. Menopang dagunya setelah bisa kabur dengan alasan rapat pada Bae yang sempat menahan tangannya.

Silent Treatment, Sullyoon sangat membenci hal ini karena tidak bicara dengan Bae adalah suatu hal yang menyiksanya lebih dari yang Bae rasakan. Sullyoon yakin Bae akan baik-baik saja tanpa nya karena Bae hanya akan bereaksi jika Sullyoon terluka.

Beauty And The Beast Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang