꒰❝ᵎ🧸⋯ Beauty and the beast - 05⋯🧸ᵎ❞

151 24 2
                                    

Pagi-pagi sekali, Bae sudah siap berangkat ke sekolahnya namun ada yang berbeda pagi ini, tidak ada Sullyoon di dapur yang memasakan gadis itu sarapan. Hal ini membuat Bae merasa kesepian.

Merasa tidak bernafsu hanya untuk memasak sarapan, Bae lebih memilih untuk melangkahkan kakinya menuju pintu keluar. Menghela nafas sembari mengunci pintu dan menyempatkan diri untuk melirik rumah disebelahnya Bae menemukan dua wanita tengah bercanda ria.

Itu adalah orang tua Sullyoon, Seol Tzuyu dan Seol sana. Tzuyu tengah menyiram tanaman ditemani pelukan hangat sana dari belakang sesekali wanita cantik berkebangsaan Jepang itu berbisik pada sang istri yang membuat sang istri merona malu dan mencubit punggung tangannya.

Itu memberikan Bae Dejavu saat ia memandang kedua pasangan lesbian itu l, pemandangan nya berubah buram dan berubah menjadi pemandangan dirinya dan Sullyoon berpelukan di ruang dance beberapa hari lalu.

Begitu terang dan terasa nyata hingga Bae secara tidak sadar malah melamun dengan mulut terbuka.

"Jinsol! Jinsol!"

Bae tersadar ke dunia nyata saat panggilan dari Sana menarik paksa kesadarannya, bayangan dirinya dan Sullyoon pun lenyap digantikan oleh Sana yang menatapnya dengan senyuman bersama Tzuyu, mereka berdua memang mirip dengan Sullyoon.

"Ah iya mama, bunda" Bae berlari kecil menuju pagar rumahnya dan menguncinya sebelum berlari kearah rumah keluarga Seol.

Dirinya tersenyum melihat kedua orang itu bermesraan, terbiasa dengan pemandangan yang masih sebagian orang sindir keras tersebut.

"Kenapa tadi ngelamun? Kangen sama Sully ya?" Tanya Sana memberikan cengiran, bermaksud menggoda tetangga nya yang merupakan sahabat dekat putrinya tersebut.

"Apa sih mama belum sehari juga gak ketemu" Bae cemberut, si cantik nampak mendelik kearah sang wanita yang nampak masih saja cantik di usianya yang tidak termasuk belia.

"Sully bakal sibuk nih 2 hari ini nyiapin festival sekolahnya jadi deh kamu di anggur in, sabar ya menjanda sampe Sully-awww sayang!" Sana meringis, menatap kesal kearah Tzuyu yang melotot kearahnya.

"Jangan di isengin Jinsol nya, aku siram kamu biar tumbuh kaya tanaman" Ujar Tzuyu kepada Sana yang dibalas kekehan oleh sana.

"Kamu tuh yang harus di siram, aku kan tumbuh dengan baik" Naik turunnya alis sana membuat Tzuyu melotot, mengerti kearah mana pembicaraan Sana.

"Rata gini kamu suka nyusu"

Bae merona malu dan kikuk berdiri ditempatnya, emang biasa jokes kedua orang ini vulgar herannya Sullyoon tumbuh jadi anak yang polos.

Bae menggeleng kecil saat lagi-lagi ia malah memikirkan Sullyoon. "Ya udah Mama, Bunda, Jinsol berangkat sekolah dulu ya. Permisi"

Setelah berpamitan Bae langsung saja berlari kecil menjauhi sepasang lesbian yang kini tengah menatap kepergiannya.

"Menantu kita tuh" Celetuk Sana. Tzuyu hanya memutar matanya dengan malas dan kembali memberikan cubitan pada Sana yang langsung protes.

***

Sesampainya disekolah, Bae menemukan sebuah panggung besi yang nampak hampir selesai dengan seorang ketua OSIS yang amat dikenalinya tengah mengobrol dengan sosok perempuan yang tentu lebih dari Bae kenali.

Gadis itu menatap Younghoon dengan dahi mengernyit karena cahaya matahari pagi menyilaukan matanya, jas OSIS melindungi tubuhnya yang tidak begitu tinggi dengan tangan memeluk sebuah kardus entah apa isinya mungkin hiasan.

Beauty And The Beast Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang