꒰❝ᵎ🧸⋯ Beauty and the beast - 18⋯🧸ᵎ❞꒱

117 23 3
                                    

Katakan jika Sullyoon bermimpi, katakan jika semua yang terjadi di festival sekolah adalah kebohongan. Katakan kepada Sullyoon jika ia tidak pernah mendengar jika Bae menyukainya.

Oke Sullyoon mungkin terlihat seperti gadis yang trust issue akan sesuatu tapi hei, disukai balik oleh orang yang selalu kau pikir mustahil untuk membalas benar-benar sebuah kejutan yang cukup mampu membuat Sullyoon tidak bisa tidur semalaman.

Semuanya terasa mimpi, begitu juga dengan hari-hari setelahnya dimana Bae selalu memuji dan bersikap manis secara terang-terangan, memberikannya kecupan manis dan juga mengajaknya pergi ke pasar malam.

Bae Jinsol dan tangannya kini tengah bertautan dengan manisnya. Tidak begitu erat namun begitu nyaman.

Sullyoon hanya terpaku mengikuti langkah Bae dengan tangan yang digenggam si pemilik surai pendek, tidak ada kata terucap bahkan keramaian pun tak mampu membuat Sullyoon berkedip. Terlalu terpaku dengan pahatan bagian belakang Bae, memuja ciptaan tuhan itu dengan di setiap detiknya.

"Mau makan apa? Atau mau naik sesuatu dulu?" Tanya Bae yang bagaikan angin lalu di telinga Sullyoon, gadis itu tak bisa menjabarkan kenapa ia mampu terhipnotis seperti saat ini.

"Yoon-A?" Merasa tak mendapatkan jawaban, Bae berbalik menghentikan langkahnya namun sayang Sullyoon yang tak memprediksi langkah itu tanpa sengaja menubruk Bae. Meski harus mundur beberapa langkah karena terkejut namun tangannya dengan cekatan memegang bahu Sullyoon.

Posisi mereka seolah seperti sedang berpelukan, ketidak sengajaan itu mampu membawa Sullyoon kembali ke kenyataan. Gadis itu tergagap sembari mendorong halus dada Bae.

"Ah, maaf, aku melamun" Gugup gadis Seol itu yang membuat Bae menatapnya dengan khawatir, tangan Bae dengan mudah menelusup menuju pinggang sang gadis lalu menariknya semakin mendekat.

Wajah Sullyoon terkejut seketika karena tubuhnya menempel dengan milik Bae, maniknya melebar dengan lucu saat menyadari posisinya cukup kikuk bersama Bae.

Tangan lain Bae terangkat dan menyentuhkan punggung tangannya ke dahi Sullyoon, kemudian menuju kedua pipinya yang dingin karena suhu. "Lo kedinginan? Seharusnya gua gak bawa Lo keluar malem-malem"

"E-enggak" Sullyon menyanggahnya dengan cepat, mengambil punggung tangan Bae dan memegangnya dengan kedua tangan didepan dada.

Ada sedikit remasan pada telapak tangan Bae yang membuat Bae mengerti. Meremas sesuatu adalah kebiasaan Sullyoon saat gugup. Gadis Bae itu menahan senyumannya melihat seberapa manis gadis yang menyamai tingginya itu.

"Kenapa sih sayang?"

Blush

Sullyoon menunduk dengan tangan masih meremas tangan Bae di dadanya, menggemaskan. Hingga Bae harus menggigit pipi dalamnya karena merasa gemas dengan tingkah Sullyoon.

Tangan Bae yang berada di pinggang Sullyoon naik, mencubit pipi si manis dengan gemas. "Gemes banget Lo Seol Yoon-A"

"Jinsol-ieee malu" Rengek Sullyoon yang membuat Bae meledakan tawanya, tak bisa berhenti memuja gadis manis di hadapannya ini.

"Mau naik wahana apa jajan dulu? Gua traktir deh" Ujar Bae menuntaskan acara iseng menggoda Sullyoon, tubuhnya dan Sullyoon kini telah berjarak, entah siapa yang melepaskan diri terlebih dahulu namun Bae tidak masalah.

Sullyoon nampak berpikir, bingung ia harus melakukan apa pertama kali lalu saat pandangannya mencari sekitar ia berhenti untuk memandang kearah sebuah tempat. "Cumi"

Bae mengangguk lantas meraih tangan Sullyoon lagi untuk ia genggam, membawa gadis itu mendekati sebuah pedagang yang berjajar. Sebuah Cumi bakar yang nampak menggugah selera.

Beauty And The Beast Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang