꒰❝ᵎ🧸⋯ Beauty and the beast - 19⋯🧸ᵎ❞꒱

110 19 4
                                    

Pagi pertama dengan status kekasih Bae membuat Sullyoon tidak bisa berhenti tersenyum, bahkan hampir semalaman tidak bisa tidur. Semalam setelah Bae mengantarkan Sullyoon dan mendapatkan Omelan dari Sana, Bae mengecup dahi Sullyoon sebagai ciuman sebelum tidur dan itu membuat Sullyoon sulit untuk melupakannya.

Gadis manis keluarga Seol itu mematut dirinya di cermin, memoleskan lip tint sedikit. Dirinya memandang tubuhnya sendiri yang telah dibalut oleh celana training dan juga tank top putih yang dibalut jaket sewarna.

Dia semalam diajak Bae untuk pergi lari pagi bersama-sama, Bae yang selalu malas bangun pagi mengajaknya lari pagi? Berdua? Sebagai kekasih?

Blushh

Sullyoon tak bisa menyembunyikan senyumannya, dia memutar tubuhnya lantas melompat keatas kasur. Menenggelamkan wajahnya pada bantal lalu.

"AAAAAAAA!!!!"

Menjerit dengan sekuatnya. Berharap suara jeritannya dapat terendam bantal namun sayang suara keributan dan gebrakan pintu tak lama setelahnya mampu membuat Sullyoon menoleh kearah pintu dengan cepat.

Sana berdiri di sana sembari memegang sapu, hari ini tugasnya membersihkan rumah sementara Tzuyu pergi ke rumah sakit.

"Ada apa sayang? Kecoa??" Tanya Sana yang membuat Sullyoon menggeleng dengan cepat.

Sullyoon berdiri menghampiri ibunya tersebut sembari tersenyum kikuk. "Engga, bukan itu, Yoon-A cuman salah tingkah aja mau lari pagi sama Jinsol-ie"

Sana menurunkan tangannya yang memegang sapu, menatap putrinya yang tengah kasmaran itu sedikit tidak habis pikir. "Bisa-bisanya kamu buat ribut pagi-pagi cuman karena salting"

"Hehe" Sullyoon menghadiahkan cengiran sembari menggaruk belakang kepalanya. Rambut gadis itu telah rapih diikat tinggi dan di tahan oleh pita putih yang cantik. "Namanya remaja, Mama kaya ngga pernah muda aja"

"Heh, Mama dulu mah slay kalo ngejar, jaga image" Sana tersenyum dengan angkuh, membuat putrinya itu memutar mata dengan malas.

Sullyoon menghamburkan tubuh tingginya memeluk leher sang ibu dan menatapnya cemberut. "Jadi maksud Mama aku ngejar Jinsol-ie ugal-ugalan?"

"Emang kenyataanya begitu" Sana menjawab dengan lugas, tidak begitu perduli dengan putrinya yang langsung merengek dengan kesal.

"Mama jahaaaat, gak kaya bunda" Pipi Sullyoon menggembung dengan lucu.

Sana memandang putrinya, tersenyum karena gemas apalagi menemukan wajah Sullyoon hampir persis dengan miliknya. Ahh ia jadi ingat masa muda nya dulu.

"Anak Mama cantik banget, udah sana Mama tadi naik mau nyuruh kamu turun soalnya udah ditunggu Jinsol-ie" Ujar Sana mengusap rambut yang di biarkan tergerai dan membingkai wajah si cantik.

Sullyoon tersenyum dengan hangatnya apalagi setelah mendengar nama Bae disebutkan. "Beneran?"

"Iya sayang, gih"

Pelukan itu terlepas dari pihak Sullyoon, gadis itu berlari dengan riang setelah mengambil smartphone nya, lantas meninggalkan Sana yang tersenyum kecil memandang punggungnya.

Siapa sangka, putrinya sudah remaja dan sudah mengenal cinta.

****

Hari itu benar-benar cerah, minuman isotonik didalam botol plus Bae yang tengah mengipasi diri sendiri. Duduk berdua di kursi taman kompleks benar-benar sempurna. Sullyoon berusaha untuk jaga image seperti bagaimana Sana berkata tadi pagi.

Gadis itu mendongak, menatap langit biru dengan sedikit awan dari mata bulat besarnya. Langit sangat cantik dan matahari nya pun disini tak kalah menghangatkannya dari mentari diatas sana.

Beauty And The Beast Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang