Liburan sekolah kali ini, Bae benar-benar tidak bisa santai karena waktu festival yang semakin dekat jadi ekskul nya meminta banyak waktu untuk berlatih supaya penampilan mereka sempurna nanti.
Tulang dalam tubuh Bae rasanya cukup hancur karena terus berlatih, sial dia udah jompo aja padahal masih muda.
Dengan langkah yang dibawanya gontai. Bae keluar dari kamarnya dengan celana training dan juga kemeja putih kebesaran yang sebagian ia masukan kedalam celana. Penampilan Bae sederhana dengan rambut pendeknya dibiarkan tergerai begitu saja.
Dirinya menghirup aroma yang cukup mampu membuat perutnya bersuara, ia menunduk kebawah dari lantai dua dan hanya dapat menemukan kesunyian di ruang keluarga. Pemandangan biasa dari lantai dua.
Dirinya dengan memaksakan kaki, mencoba berlari kecil menuruni tangga dan melangkah menuju ruang makan. Menggeser pintunya dan menemukan Sullyoon tengah menaruh semangkuk nasi goreng. Kepala si gadis terangkat saat mendengar suara pintu terbuka.
Gadis dengan rambut hitam panjang itu tersenyum dengan lucu, crop lengan panjang hitam dibalut kemeja putih dan celana jeans biru yang nampak cocok untuknya.
"Yoon-A gua kira lo maling" Ujar Bae mengambil duduk di kursi dan menanti Sullyoon yang tengah mengambil piring dan menaruhnya di hadapan Bae sembari menuangkan air minum di gelas Bae.
"Aku padahal hampir setiap hari masak buat kamu bisa-bisanya kamu kira aku maling" Ujar Sullyoon dengan mata yang mendelik malas. Jangan tanya bagaimana gadis itu bisa masuk kedalam rumah Bae.
Bae sendiri memberikan kunci rumahnya pada Sullyoon jadi Sullyoon bisa keluar masuk rumahnya dengan sesuka hati si gadis. Sepercaya itu Bae pada si cantik.
"Iya istriku, kadang gua lupa kita pisah ranjang" Bae melemparkan candaannya yang membuat kedua pipi Sullyoon merona. Gadis cantik itu dengan cepat berbalik menuju wastafel dan menyalakannya untuk mencuci bekas makan Bae sebelum-sebelumnya dan alat masaknya.
Bae ini memang malas karena itu Sullyoon yang rajin dengan senang hati membersihkan kekacauan di rumah Bae, Bae sendiri tidak berniat menambah pekerja dirumahnya setelah bibi pengasuhnya meninggal karena sakit.
Sullyoon pernah beberapa kali bertemu orang tua Bae namun sepertinya mereka sangat sibuk sampai tidak sempat hanya untuk menengok sang putri setahun sekali.
"Yoon-A, lo ke sekolah hari ini?" Tanya Bae memakan nasi goreng buatan Sullyoon, enak seperti biasanya.
"Iya, aku harus bantu bikin dekorasi buat panggung acaranya kan bentar lagi" Jawab Sullyoon tanpa menoleh, dirinya lebih memilih fokus mencuci alat makan dan masak tersebut.
"Lo jangan terlalu capek deh, gua aja yang staminanya biasa gak abis bisa dibuat jompo begini apalagi Lo yang gampang sakit"
Sullyoon menghentikan acara mencucinya, dirinya tersenyum kecil mendengar hal itu. "Gak papa, kan ada kamu yang bakal jagain aku kalo aku sakit"
"Yee dasar bayi" Bae memutar bola matanya malas, Sullyoon sepertinya mulai pintar flirting darinya. Namun ia tak ingin berbohong.
Sullyoon yang sakit sangat manja lebih dari biasanya dan Bae cukup menyukainya. Bae menggeleng kecil dengan pikirannya.
Ah sial, lagi-lagi dia melantur mengenai Seol Yoon-A.
***
Seharian ini, kegiatan Bae kurang menarik selain berlatih dan berlatih hingga rasanya ia tak bisa lagi merasakan kaki-kakinya. Tubuh Bae terhuyung setelah ending pose yang dibuat tatkala lagu berakhir. Dia terduduk di lantai ruang ekskul bersama anggota lainnya.
Benar-benar kelelahan.
Bae menoleh kearah jendela dan menemukan bagaiman tirai melambai karena sapuan angin dari jendela yang dibuka sedikit. Terik mentari diluar begitu cerah.
"Okay, thanks ya. Latihan lagi di rumah dan jaga kesehatan kalian. Gua ngasih libur latihan 3 hari karena gua gak pengen kalian mati muda" Sunwoo sebagai wakil ketua dance nampak berujar. Dirinya bertugas untuk memimpin kelompok yang diisi Bae sedangkan ketua Ekskul sibuk dengan kelompok berbeda.
"Bajingan, pembunuhan lo berencana banget" Seorang laki-laki nampak berteriak. Sunghoon namanya.
Sunwoo hanya tertawa menanggapinya, ia berbalik tadinya mau pergi ke toilet namun dirinya langsung tersentak mundur menemukan seseorang yang dikenalnya.
"Sawa-Sullyoon" Sunwoo memanggil si cantik dengan tergagap, sempat salah memanggilnya dan langsung meralatnya. Dirinya menggaruk tengkuk melihat paper bag di pelukan si cantik.
"Hai kak, udah selesai latihannya? Aku mau nemuin Jinsol-ie" Ujar Sulllyoon dengan senyuman, bagaimana gadis itu nampak sedikit malu menjawabnya membuat Sunwoo berteriak dalam pikirannya mengenai betapa menggemaskannya gadis didepannya ini
"Kak?" Sullyoon memanggilnya sekali lagi, bingung karena pemuda itu hanya terpaku kepadanya.
"Ah iya latihannya udah selesai. Masuk aja" Menggaruk belakang kepalanya yang tak gatal, Sunwoo mengulurkan tangannya mempersilahkan Sullyoon masuk lebih dalam dan tidak hanya berdiri di daun pintu.
Sullyoon mengangguk dan segera berlari kecil setelah mengucapkan terima kasih menuju Bae yang masih terduduk dengan nafas yang coba diatur. Dia duduk bersimpuh di samping Bae yang belum menyadari kehadirannya.
"Jinsol-ie" Sullyoon memanggilnya lembut, Bae mengangkat kepalanya yang semula menunduk suara dirinya menarik nafas sangat kencang sampai tidak bisa mendengar suara langkah Sullyoon.
Dirinya menemukan wajah si cantik yang begitu dekat dengan wajahnya yang berkeringat. Bae sempat tenggelam dalam netra hazelnut sang tertua sampai sulit rasanya lepas dari jeratan pesona mata cantik tersebut.
Keduanya berpandangan dengan suhu yang keluar dari tubuh Bae membuat pipi Sullyoon merona. Si cantik menarik menjauh kepalanya, sedikit salah tingkah karena Bae tidak bergerak saat menatapnya biasnya Bae akan berteriak terkejut dan mengatakan jika ia adalah hantu.
"Ini aku bawa air minum sama kue. Tadi aku sempet buat soalnya aku yakin kamu butuh tenaga setelah latihan" Sullyoon menyodorkan paper bag itu dan hal itu mampu menarik kesadaran Bae kembali.
Dirinya menerima paper bag tersebut lantas menatap Sullyoon lagi. "Lo udah selesai kerjanya?"
"Belum aku cuman dateng buat ngasih itu doang, habis ini kerja bantu OSIS lainnya lagi" Jawab Sullyoon sembari mengulum senyum.
"Ya udah, nanti gua nyusul dan thanks ya buat ini" Bae tersenyum, dia terlalu lelah untuk bereaksi lebih. Makanan manis yang Sullyoon buat selalu enak dan jadi kesukaan Bae melebihi kue-kue mahal yang di jual di toko-toko kue dengan label terkenal.
Sullyoon tersenyum kecil. Angin berhembus dari luar jendela menerbangkan anak rambut kedua siswi itu yang tengah saling melemparkan senyuman dan tatapan mata hangat. Tatapan mata yang memiliki kehangatan sama.
Dunia bahkan seakan berhenti ketika keduanya sama-sama terpaku dengan pesona lautan masing-masing.
Dasar anak muda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beauty And The Beast
Hayran KurguBae mengambil lolipop yang di buang bocah SMP tadi dan mendekati Sullyoon yang nampak terpaku kearahnya, Bae tentu saja malu di pandang oleh bocah secantik Sullyoon apalagi dalam keadaan meler ingus seperti sekarang ini. "Ini lolipop kamu" Bae mengu...