꒰❝ᵎ🧸⋯ Beauty and the beast - 29⋯🧸ᵎ❞꒱

73 14 1
                                    

Bae menghembuskan nafasnya yang memburu sembari menatap lamat langit yang nampak cerah, apa langit ingin berbahagia atas apa yang baru saja terjadi. Pikirannya kosong setelah perdebatannya dengan Sullyoon apalagi ucapan terakhirnya yang membuat Bae menyesali tindakannya.

Mengapa kata-kata itu keluar begitu saja tanpa permisi, Bae benar-benar tak ingin berakhir dengan secepat ini. Semuanya terasa begitu berat hingga gadis yang duduk dilantai kotor rooftop sembari menyandarkan kepalanya pada pintu rooftop mengacak surai pendek nya dengan jengkel.

Sullyoon jelas terpancing dengan tindakan dan ucapannya yang melantur, mungkin kata-katanya menyakiti gadis itu namun apa yang bisa ia katakan? Kondisinya juga sedang tidak baik dan seharusnya Sullyoon yang mengenal bagaimana perangai nya bisa memaklumi itu dan bukan semakin memancing sikapnya.

"Sialan" Bae menghela nafas dengan kasar dan melepaskan sepatunya untuk dia lempar menuju kawat pembatas rooftop. Sepatu putih ber sol tinggi itu jatuh tergeletak begitu saja diatas lantai kotor. Bae menghembuskan nafasnya yang kesekian kalinya denga gusar.

Gadis itu blank, moodnya juga sama-sama tidak jelas. Campur aduk, hampa dan entahlah bagaimana gadis itu harus menjabarkannya. Ini semua terjadi karena Sullyoon dan semua yang terjadi nampaknya tidak akan bisa diperbaiki.

Ia harus apa?

"SIAL!!" Bae berteriak dengan kencang, meluapkan emosinya yang tertahan namun tidak membantu melegakan sedikitpun.

Perasaan hampa itu masih menghantui hatinya, gadis itu ingin menangis namun tidak ada air mata yang keluar. Dan lagi -lagi ia sendirian menghadapi semuanya dimana satu-satunya orang yang ia harapkan hadir tidak akan pernah datang memeluknya.

Keduanya sudah berakhir.

Suara bel terdengar hingga rooftop diikuti ramainya suara murid-murid yang bahagia karena waktu belajar telah selesai. Bae yakin mereka semua tengah berlomba-lomba keluar dari kelasnya dan melangkah menuju kantin saat ini.

Gadis cantik denga ekspresi kacau tertera jelas pada paras uniknya tersebut langsung berdiri dan meraih sepatunya lagi untuk ia kenakan dan melangkah menuju pintu keluar. Bae melangkah dengan tangan berada di saku rok miliknya. Pandangannya menunduk saat melangkah menuruni anak tangga satu-persatu dengan langkah lamban.

Butuh waktu lumayan lama untuk sampai dikelasnya, kelas itu telah kosong melompong saat Bae sampai dan mengangkat kepalanya untuk melihat suasana kelas. Fokusnya tertuju pada tas nya yang nampak sendirian tergantung di gantungan tepi meja sedangkan tas Sullyoon telah berpindah ke belakang.

Bae menghembuskan nafasnya dengan gusar.  Sullyoon sepertinya enggan sekali berdekatan dengannya sekarang atau mungkin Sullyoon memang sudah enggan menatap dirinya sekarang?

Bae tidak tahu harus bereaksi seperti apa jadi dirinya memilih duduk untuk mengambil tasnya dan menukar tempat duduknya dengan milik Sullyoon jadi dirinya yang akan mengalah duduk sendirian dibelakang.

Gadis itu mengusap tas milik Sullyoon perlahan sebelum mengaitkannya pada kait yang ada di pinggir meja lantas kembali dan duduk di kursi belakang. Dirinya mengambil earphone dari tas nya beserta sang smartphone dan mulai menyalakan musik.

Setelah telinganya tersumbat earphone, sang gadis mulai melipat tangan di atas meja dan mulai menenggelamkan wajahnya pada lipatan tangan. Manik itu kemudian terpejam dengan sendirinya saat ketenangan mulai menyambut perasaanya yang masih berantakan.

****

Sreett

Sodoran tangan yang memegang sekotak susu mengalihkan perhatian Sullyoon yang kala itu tengah terduduk memeluk lututnya di taman sekolah, sendirian pada awalnya sebelum si pemberi minuman datang menghampiri nya dan menawarkan susu kotak strawberry di depan wajahnya langsung.

Sullyoon mengangkat kepalanya dan menemukan Jang Kyujin tersenyum dengan hangat kearahnya, sementara itu ada Haewon yang mengikutinya dari belakang dengan kedua tangan memegang kantung kresek yang Sullyoon yakini berisi makanan.

Menyadari ekspresi bingung Sullyoon Haewon hanya tertawa kecil. "Ni anak celingukan kaya anak kucing hilang di kantin jadi gua panggil dan ajak aja kesini, sambil gua suruh bawa kresek isi minuman"

Sullyoon mengangguk lantas meraih susu tersebut dan bergumam. "Terimakasih" sembari melayangkan senyuman kecil nya kearah Kyujin yang mengangguk.

Gadis yang masih berada di tahun pertama tersebut langsung mengambil posisi duduk disamping Sullyoon sementara Haewon duduk didepan keduanya. Gadis itu membongkar isi plastik diikuti Kyujin. Kini roti lapis yang masih terlindungi plastik dan juga soda dan dua kotak susu sudah ada diatas rerumputan hijau.

Ketiganya langsung saja mengambil roti tersebut dan mulai memakannya dengan tenang, awalnya hanya hening yang melingkupi sebelum Kyujin memecahkan keheningan dengan sebuah pertanyaan kecil dari bibirnya.

"Kak Haewon, aku dengar kakak putus dari kak Lily" Pertanyaan itu meluncur dengan sedikit hati-hati, waja Kyujin nampak sedikit canggung menanyakan hal pribadi seperti itu namun sang gadis kucing sudah kepalang penasaran.

Sullyoon memastikan ekspresi Haewon, menatap gadis yang tengah menghentikan acara makannya itu.

Haewon menatap Kyujin cukup lama sebelum mengangguk. "Begitulah, apa yang diharapkan dari hubungan sesama jenis sih Kyu? Kalo gak stigma yang dilawan, ya tuhan lawannya"

Sullyoon termenung untuk sesaat mendengar nada Haewon yang nampak begitu santai, namun dirinya sangat yakin Haewon sedang tidak baik-baik saja meski gadis itu berusaha terlihat tenang saat ini.

"Aku denger berita ini dari gosip temen sekelas yang bilang kak Haewon selingkuh sama kak Sullyoon, maaf ya atas pertanyaan aku buat kakak gak nyaman" Kyujin berujar cepat, meras tidak enak hati telah membahas hal yang mungkin cukup sensitif untuk Haewon.

Haewon mengibaskan tangan didepan wajahnya dan tertawa kecil, bermaksud mengatakan kepada Kyujin jika hal tersebut tidak perlu dipikirkan terlalu jauh. "Aman lah Kyu, gak usah terlalu khawatir"

"Rasanya lucu ya" Gumam Sullyoon setelah menyimak dari tadi. "Dulu aku sama Kyujin deketnya sama Kak Lily siapa yang bakal ngira sekarang posisi itu diganti kak Hae"

"Ngomong-ngomong soal OSIS, ujian udah selesai dan sebelum kita naik kelas bakal ada pergantian ketua organisasi baru kan? Kakak berencana masuk OSIS?" Tanya Kyujin kearah Sullyoon, yang di tatap hanya menggeleng.

"Engga mau, capek" Sahut Sullyoon.

Haewon tersenyum kecil. Melihat Sullyoon yang mulai mengalir pembicaraannya dengan Kyujin. Setidaknya gadis itu benar-benar sudah membaik dari kejadian tadi. Meski Haewon tidak menjamin patah hati akan cepat sembuhnya tapi setidaknya gadis itu bisa menjaga Sullyoon dan meminimalisir rasa sakitnya.

Kenapa Haewon mau repot-repot melakukan hal ini? Entahlah, Haewon hanya ingin.

Hanya ingin memastikan jika tidak ada lagi orang yang harus terluka karena sebuah hubungan yang tidak memiliki kepastian akan bersama, karena bagaimanapun juga.

Cinta mereka salah.

*****

Hayolo karam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hayolo karam...

Beauty And The Beast Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang