꒰❝ᵎ🧸⋯ Beauty and the beast - 37⋯🧸ᵎ❞꒱

35 6 6
                                        

Haewon, pemeran figuran kita yang kekurangan uang karena sudah jarang disorot kini nampak melipat tangannya sambil bersandar pada dinding, menunggu Sullyoon di kelas sang gadis yang masih ada jadwal mengajar dari guru gendut fisika mereka yang sangat menyebalkan, dengan tidak sabaran, ia terus menoleh ke jendela kelas dengan harapan Sullyoon akan segera keluar.

Alasan terbesar ia berada disini adalah permintaan Kyujin, ia tidak ingat dekat dengan bocah itu namun secara tidak sengaja, Haewon malah terjerumus dan ikut campur dalam masalah percintaan konyol teman seangkatannya.

Bukan tidak sengaja sih, dia yang menguping pembicaraan Jiwoo dan Kyujin dan berakhir terkejut lantas berdiri sambil menggebrak meja hingga kursi yang ia duduki terjungkal dengan mengenaskan. Jika di ingat lagi, itu sangat memalukan, namun Haewon tidak memiliki pilihan lain selain ikut terlibat, bukan karena nyawanya terancam namun karena ia merasa jika hubungan mereka memang harus dipertahankan karena keduanya ingin mempertahankan.

Tidak seperti Lily yang secara terbuka meninggalkan dirinya tanpa kejelasan, Bae jelas sudah sangat berusaha untuk bisa bertahan bersama Sullyoon hingga ibunya berbuat sangat nekat dengan memanfaatkan Kim Jiwoo yang polos. Memanfaatkan anak polos itu benar-benar keterlaluan, kelakuan mak lampir macam begini Haewon rasa emang perlu banget di basmi.

Namun untuk urusan itu, Haewon tidak bisa berbuat banyak. Yang bisa ia lakukan hanya membantu meluruskan kesalahpahaman kedua bocah kemarin sore tersebut, bocah-bocah labil itu selain merepotkan, alay juga baperan tapi yang lebih repot adalah kenapa pula Haewon harus perduli?

Mengapa ia sangat perduli disaat hubungannya sendiri tidak jelas?

"ARGHH GILA!" Haewon menjerit dengan depresi, mengacak rambutnya sendiri tanpa sadar pandangan melongo dibalik kaca mata sang guru fisika yang baru saja membuka pintu dan kini memberikan atensi penuh pada Haewon dengan keterkejutan yang terlihat jelas pada wajahnya. Haewon awalnya tidak begitu menyadari jika ia telah tertangkap basah berperilaku aneh oleh sang guru, namun teriakannya bahkan bisa membuat seisi kelas di lantai tersebut keluar karena mendengar jeritannya.

Haewon tak perduli dengan rambutnya yang berantakan, ia hendak mencuri pandang lagi ke arah jendela namun saat menoleh, ia hanya menemukan tatapan aneh sang guru terhadapnya, lelaki itu sama sekali tidak bergerak setelah memergoki Haewon menjerit.

Haewon juga ikut terdiam, dia bingung harus bersikap apa karena tertangkap telah bertindak absurd, ini kenapa sekalinya dia muncul lagi malah kaya orang gila begini deh?

Guru itu menggelengkan kepalanya tak habis pikir, tidak pula menyapa Haewon dan berlalu begitu saja tanpa memperdulikan Haewon yang kini mencoba menenangkan dadanya yang seolah berhenti berdetak. Sial, ia malu sekali.

Siswa dan siswi satu persatu keluar, Sullyoon berikutnya dan tak menunggu waktu lama, Haewon langsung menarik tangan Sullyoon yang tentu saja terkejut dengan tindakan mendadak Haewon.

Sullyoon mengikuti sang gadis Oh itu dengan kebingungan, soalnya Haewon main tarik dia gitu aja macam sapi kurban.

Lorong-lorong panjang yang mulai sepi mengisi sunyi diantara kedua gadis itu, gema sepatu mereka menjadi pengisi keheningan yang melingkupi. Sullyoon sebenarnya agak takut Jika yang kini bersamanya mungkin saja bukan Haewon, melainkan hantu.

Memikirkan hal itu, Sullyoon jadi agak was-was apalagi saat Haewon berbalik menuju ruang rekreasi dance, dimana hari ini seharusnya tidak ada jadwal sama sekali. Saat pintu terbuka dan Sullyoon melangkah masuk, pegangan tangan Haewon terlepas darinya dan hal yang Sullyoon bisa lihat adalah Kyujin, Jiwoo dan Bae.

Tunggu. . .

BAE?!

"Tunggu, tunggu-"

"Diem!"

Sullyoon bungkam, mata melotot Haewon langsung membuatnya tak berkutik. Seisi ruangan memang telah hening sedari tadi dan Sullyoon tidak memiliki ide mengapa mereka dikumpulkan dalam satu ruangan.

Haewon menghela nafas, Kyujin mempercayakannya bagian ini karena sang adik kelas tidak percaya dengan omongannya sendiri, Jiwoo merasa ia tak akan bisa menjelaskan apapun dan hanya akan menangis berada di situasi mencekam seperti ini, sementara Bae, gadis itu bahkan tak berani mendongak semenjak Sullyoon masuk.

Bagus, Haewon memang hanya dimanfaatkan saja.

"To the point apa mau basa-basi dulu?" Tanya Haewon, berusaha bernada ramah meski matanya melotot dengan senyuman yang terlihat dipaksakan.

Jiwoo menatap Kyujin, Kyujin melirik Bae, namun Bae masih sibuk menatap lantai dengan pandangan yang sulit diartikan.

Haewon tahu ketiga orang ini tak bisa di andalkan, jadi dia menatap ke arah Sullyoon yang mengernyitkan dahinya dengan bingung, mata polos gadis Seol itu terlihat sangat menggemaskan di situasi yang tidak tepat.

"Kenapa gak ngomong?" Tanya Haewon pada Sullyoon yang hanya diam menatapnya.

"Katanya tadi aku disuruh diem?" Sullyoon memberikan nada bertanya pada akhir kalimatnya pada Haewon.

Haewon merapatkan bibirnya menjadi sebuah garis, menarik nafas dalam diam. Sullyoon gak salah, tapi Haewon tetap tak merasa gadis itu bersikap benar.

Haewon mengangkat tangannya, dan dengan gerakan cekatan menggeplak puncak kepala Sullyoon, tidak kencang namun cukup untuk membuat semua orang menatap Haewon.

"Stress gua lama-lama kalo kaya gini." Haewon mengurut pangkal hidungnya, ekspresinya benar-benar terlihat sangat putus asa sementara itu Sullyoon menyentuh puncak kepalanya dengan kebingungan.

"Jadi gini, gua tudep ya?" Haewon memastikan terlebih dahulu jika topik yang ia bahas adalah topik utama alasan dibalik mengapa Sullyoon dan Bae bisa berada disini. "Gua mau ngebahas antara Lo sama Bae."

Dua pasang mata itu menatap Haewon dengan pandangan  terkejut, keduanya sempat bertukar pandang namun saat pandangan itu saling mengunci, keduanya sama-sama memalingkan wajah dengan cepat dan Haewon menangkap gerakan itu dengan geli.

Tsundere amat, pikir Haewon secara spontan.

"Bae gak tahu soal ini jadi Lo gak perlu berpikiran ini rencana Bae." Haewon berusaha menjelaskan situasinya pada Sullyoon, meski sebenarnya Sullyoon sama sekali tidak berpikiran seperti apa yang Haewon katakan. Ia tak sedikitpun berpikir Bae akan meminta Haewon merundingkan masalah mereka.

Bukankah mereka berdua kompak untuk saling melupakan?

"Gua minta, Lo dengerin penjelasan Bae dan situasi Bae dengan seksama." Haewon menatap Sullyoon dengan pandangan memohon, Sullyoon menggigit bibirnya dengan ragu namun mengangguk sementara itu Haewon menoleh pada Bae yang masih shock. "Dan Bae, gua harap Lo menjelaskan tanpa ada yang Lo tutupi ke Sullyoon."

Haewon kemudian menatap ke arah Jiwoo. "Habis itu giliran Jiwoo yang menjelaskan, terakhir Kyujin bakal ngebahas sesuatu yang penting dan dia butuh kita semua untuk berantisipasi."

Sullyoon mengernyit. "Berpartisipasi dalam rangka apa?"

Tak ada jawaban, Haewon hanya tersenyum pada Sullyoon dan Bae secara bergantian, membuat rasa penasaran timbul dalam benak kedua hawa tersebut.

Beauty And The Beast Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang