CHAPTER 6

93 9 1
                                    

di sebuah ruang bawah tanah keluarga katagiri, terlihat 2 orang gadis kecil dan wanita dewasa.

Gadis kecil dan wanita dewasa tersebut adalah Risa dan ibunya, yaitu chise.

Mereka saat ini di ruang bawah tanah, sedang melatih sihirnya risa, karena saat ini Risa sudah berumur 10 tahun.

dalam 5 tahun ini, Risa telah melakukan pengetesan sihirnya berulang kali untuk mengetahui sihirnya Risa secara pasti.

namun setelah pengetesan sihir berulang kali, hasil tesnya pun tetap sama.

setelah 5 tahun dan Risa berumur 10 tahun ini, kedua orang tuanya pun menyerah mengetesnya lagi dan berharap hasil tes sihirnya Risa tidak membahayakan bagi Risa sendiri.

dan setelah itu, ibunya Risa, yaitu chise, berniat untuk melatih Risa dengan keras. Demi keselamatan Risa.

*duar!......

"hah hah hah hah! Ini benar-benar hah! Melelahkan!" ucap Risa lelah setelah melepaskan serangan sihir kearah dinding ruang bawah tanah didepannya sambil menjatuhkan tubuhnya kebelakang dengan posisi tangan telentang.

Chise yang melihat itu hanya bisa tersenyum, melihat keadaan Risa yang terlihat kacau balau.

setelah itu, chise mulai bertepuk tangan, untuk memanggil Risa dari hampir kehilangan kesadaran dan kemudian mulai membuka mulutnya untuk berbicara.

"hey Hey! ini belum selesai lho latihannya!" ucap chise menegaskan.

"bentar ma! Hah! Kasih istirahat dulu sebentar ma hah hah!" ucap Risa sambil terengah-engah di lantai putih dengan keringat sudah membasahi seluruh tubuhnya.

Setelah 5 menit, Risa akhirnya mulai latihan lagi.

"udah ma, yok latihan lagi!" ucap Risa sambil bangkit dari tidurnya untuk berdiri.

"okeh! oh ya Risa, kali ini coba kontrol sihir kamu lebih kuat ya? tadi aku lihat gelombang sihir kamu goyah sedikit!" ucap Risa menegaskan.

Risa yang mendengar itu hanya menuruti perkataan chise dengan menganggukan kepalanya kebawah.

Setelah itu, Risa mulai merapalkan mantra sihirnya sambil menutup kedua matanya untuk berkonsentrasi, dan tidak lupa juga sambil merentangkan kedua tangannya kedepan

[Ω νερό, άκουσε τη διαταγή μου να επιτεθείς στους εχθρούς μου με τους πίδακες νερού σου]

"water ball!....." seru Risa dengan keras.

Setelah itu, di kedua tangan Risa yang di rentangkan itu, mulai muncul lingkaran sihir kecil berwarna biru, dan setelah itu sebuah air berbentuk bola kecil, sukuran bola baseball muncul disana.

"okeh, bagus. Kalau begitu selanjutnya coba luncurkan bola air itu kearah dinding didepanmu!" ucap chise.

risa yang mendengar perintah chise, mulai melaksanakan perintah chise tersebut, dengan membayangkan bola tersebut bergerak kearah dinding didepannya.

setelah itu bola itu, terlihat bergerak dengan cepat meluncur kearah dinding hingga menabraknya, yang menyebabkan sampai dinding terlihat berlubang.

*duarr!

bunyi benturan bola air dan dinding, terdengar keras, namun untungnya ruang bawah tanah ini memiliki sihir kedap suara.

Jadi walaupun disini membuat ledakan yang sangat amat keras pun, tidak akan bisa terdengar dari luar ruang bawah tanah ini.

"wow! Aku tidak menyangka kalau sihir bola air mu saja bisa sampai membuat ledakan keras seperti ini." ucap chise sambil menutup kedua telinganya dengan kedua tangannya.

""m-maaf ma, sepertinya aku terlalu berlebihan dalam memasukan energy sihir ku he he he he." ucap Risa dengan nada gugup diawalan, namun di akhiri dengan tawa kaku.

"haiz..... Kan aku sudah bilang, jangan terlalu berlebihan dalam memasukan "mana" nya!" ucap chise sambil menghela nafas.

"sudahlah, mari mengesampingkan itu dulu untuk sekarang, sepertinya kita harus mengakhiri latihan untuk hari ini." Ucap chise sambil melihat jam digitalnya di tangan kirinya.

di jam tangan chise, sekarang terlihat menunjukan pukul 6 sore.

"baik ma." jawab Risa dengan keras.

Setelah itu, Risa dan chise mulai meninggalkan ruang bawah tanah tersebut.

Setelah sampai di ruang makan, Risa dan chise melihat Yuki yang sedang duduk disana.

"maaf menunggu sayang." ucap chise meminta maaf.

Yuki yang mendengar itu, hanya berdeham sambil menganggukan kepalanya pelan.

"Risa kamu bantu aku menyiapkan makanan untuk kita makan ya!?" ucap chise kepada Risa sambil berjalan menuju dapur di ruang makan.

"okeh ma!" jawab Risa dengan senang, sambil berjalan menuju dapur mengikuti chise tadi.

"kita mau buat apa ma hari ini?" tanya Risa kepada chise, yang sekarang mereka berdua telah berada di dapur.

"kita akan buat makanan biasa saja, yaitu daging goreng." jawab chise pada Risa.

"kalau gitu, aku bantu yang potong daging ya ma?" ucap Risa sambil memegang pisau di telenan untuk memotong daging.

"okeh! Hati-hati dengan pisaunya ya!?" ucap chise memperingatkan Risa.

Setelah itu, mereka berdua mulai memasak sampai 5 menit lamanya.

Setelah selesai Risa dan chise mulai membawanya ke meja ruang makan, untuk di sajikan.

"baiklah waktunya kita makan!" ucap Risa semangat, sambil duduk di kursinya.

chise juga mulai ikut duduk, dan mulai makan bersama.

Skip setelah makan.

setelah beberapa saat, acara makan malam selesai dengan damai.

Risa yang sudah menyelesaikan makannya, mencoba berdiri dari duduknya untuk pergi kekamarnya untuk tidur.

Namun ketika baru mengangkat pant*tnya, Yuki berbicara kepadanya.

"Risa jangan pergi dulu, papa dan mama mau coba berbicara dulu soal masa depan mu." ucap Yuki dengan datar.

Risa yang mendengar itu, hanya bingung, sambil memiringkan kepalanya kesamping kanan dengan lucu seolah bertanya.

"mau bicara apa ma? Pa?" tanya Risa, sambil menjaga kepalanya masih dimiringkan.

"kamu berbakat dalam sihir Risa, jadi kami berniat untuk memasukan kamu ke academy sihir Calista." ucap Yuki kepada Risa.

Academy sihir Calista adalah sebuah sekolah yang dibangun untuk mendidik anak-anak yang berusia 16 tahun keatas dalam mengunakan sihir.

academy sihir ini, terletak di sebuah benua center, yaitu di sebuah benua yang di huni oleh semua ras tanpa saling membedakan.

Academy sihir Calista di bangun pada 50 tahun yang lalu, oleh para pemimpin di setiap 5 benua.

"jadi apakah kamu bersedia bersekolah disana?" tanya Yuki kepada Risa.

"kasih aku waktu untuk berpikir sampai besok pa." ucap Risa.

yuki dan chise yang mendengar itu, mengiyakan permintaan Risa tersebut.

"kalau sudah, Risa pamit dulu ya ma! pa!" ucap Risa berpamitan kepada Yuki dan chise didepannya.

"okeh, selamat malam sayang, jangan tidur larut malam ya!?" jawab chise dengan tulus.

Ketika Risa sudah sampai di kamarnya, Risa langsung merebahkan tubuhnya dengan posisi telentang.

Setelah itu, Risa mulai mengangkat tangan kanannya keatas, menghadap kelangit-langit kamar.

"haiz!...... apakah aku harus bersekolah di sana!?" batin Risa sambil menatap tangan kanannya yang masih mengarah keatas.

setelah itu mata Risa mulai terasa berat karena lelah dan ngantuk, sehingga tangan yang tadinya terangkat, tiba-tiba jatuh dengan lemah.

dan setelah itu Risa menyerah pada rasa kantuknya, dan mulai tertidur pulas di kasur empuknya.

Reinkarnasi Menjadi Gadis Dimasa Depan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang