05. Pertemuan tidak disengaja

127 14 2
                                    

Kalau suka jangan lupa vote dan komen ya

Selamat membaca



"Apapun alasannya gue nggak akan biarin siapapun nyakitin Lo."
_Reyhan Aruthala


Author POV

Seperti yang sudah Zarel janjikan pada Darren, malam ini gadis itu sudah mengenakan dress yang diberikan papahnya. Rambut nya ia gerai indah, menutupi leher jenjang miliknya.

 Rambut nya ia gerai indah, menutupi leher jenjang miliknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ting!

Papah

Segera turun,
atau kamu berangkat sendiri.

Dengan sedikit tergesa, ia memoleskan sedikit lip tint pada bibirnya yang terlihat pucat kemudian segera menuruni tangga menemui Darren.

Memandangi putrinya dari atas ke bawah kemudian memalingkan wajahnya dan berlalu pergi tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Melihat itu Zarel hanya menghela nafas dan segera mengikuti papahnya.

Ia tau papahnya pasti menggunakan mobil jika bepergian tapi Zarel tidak bisa melewatkan kesempatan bersama papahnya jadi ia berusaha menyingkirkan rasa takut yang menghantuinya. Kadangkala ada waktu dimana traumanya muncul saat melihat hal yang bersangkutan.

Tidak ada percakapan apapun antara ayah dan anak itu, keduanya sama-sama terdiam. Zarel yang berusaha terlihat baik-baik saja dengan memalingkan wajahnya kearah jendela, sesekali ia memejamkan matanya lantaran bayangan yang terus berputar dikepalanya, tangannya bergetar. Nafasnya ia atur sebisa mungkin walau rasa sesaknya tidak bisa ia atasi. Mata gadis itu sudah ingin menangis tapi ia tahan sebisa mungkin.

Lawan rel, Lo bisa...

Darren menghentikan mobilnya di sebuah restoran yang cukup besar. Tidak tahan dengan rasa cemas nya Zarel segera membuka pintu mobil, tapi sebuah suara menghentikan gadis itu, "Ingat, jangan mempermalukan saya."

Zarel tersenyum getir kemudian mengangguk.

Anak dan ayah itu berjalan keluar menuju privat room yang telah dipesan. Disana sudah duduk sepasang pasutri yang tidak dikenalinya. Seorang wanita kisaran umur dibawah papahnya itu menggunakan hijab warna senada dengan baju yang dikenakannya, dari raut wajahnya Zarel bisa menilai kalau dia ibu yang lemah lembut. Mereka tersenyum saat melihat dirinya.

"Maaf sudah menunggu."

"Tidak apa Darren, santai saja kami juga baru saja datang," ucap lelaki yang tidak diketahui nya.

"Ini anak kamu ren, cantik sekali ya," pujian yang terdengar hangat membuat sebuah lengkungan manis tercetak dibibir Zarel.

"Kenalin ini tante Gisel, sama om Arya." Darren mengenalkan keduanya dengan nada lembut seolah ia adalah ayah yang baik.

Azharel (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang