Sebelum baca jangan lupa vote ya
Selamat membaca
•
•
•"Tumben Lo suhud biasanya juga mau masuk baru dateng," ujar Fasha, ia meletakan tas nya di kursi samping Zarel. Keduanya memang sebangku bahkan saat masih duduk di bangku SMP.
Kelas masih terlihat sepi lantaran jam baru menunjukan pukul 06.10, untuk seorang Fasha sudah biasa ia datang di jam ini tapi tidak untuk Zarel. Biasa nya gadis itu akan datang bila bel akan berbunyi.
Fasha menyadari sesuatu yang tidak biasa, Zarel tidak menyahuti ucapannya. Gadis itu sejak tadi hanya menyembunyikan wajahnya antara lipatan di atas meja.
"Rel," panggilan itu membuat Zarel mendongak menatap Fasha dengan mata sembab. Mata yang tadinya sudah tidak mengeluarkan air mata, kini kembali berkaca-kaca.
Fasha yang tidak tega segera membawa sahabatnya kedalam dekapan. Ia yakin pasti sesuatu terjadi pada Zarel.
Melepaskan dekapan Fasha bertanya dengan nada khawatir, "Lo kenapa rel?"
"Gue tau, gue salah. Tapi gue juga sakit waktu itu sya, gue juga kehilangan mama."
"Gue nggak ngerti kalo papah udah main fisik itu kayak bukan papah gue sya. Dia nggak pernah kayak gitu waktu ada mama."
"Sebenci itu ya papah sama gue sya," nada lirih itu terdengar menyayat hati, hanya Fasha yang tahu bagaimana kehidupan gadis dihadapannya.
Dua tahun silam, Zarel dan ibunya pernah mengalami kecelakaan yang cukup parah mengakibatkan hilangnya nyawa seorang yang dulu berjuang untuk Zarel. Saat itu, ia yang masih duduk di bangku SMP ingin mencoba belajar mengendarai mobil dengan Darren. Hanya saja Darren yang sedang sibuk-sibuknya tidak bisa meluangkan waktu untuk putrinya, Zarel kecewa karena ayahnya tidak bisa menepati janjinya.
Rina yang melihat putri tersayangnya hanya cemberut tentu tidak tega, alhasil ia meminta izin pada Darren untuk menggantikan nya mengajari putri mereka. Awalnya Darren menolak dengan alasan takut terjadi sesuatu pada dua wanita yang ia jaga, tapi Rina terus memaksa hingga akhirnya Darren mengiyakan.
"Lo diapain lagi sama bokap Lo rel." Fasha mengusap pipi Zarel menghapus sesuatu yang ia yakini digunakan Zarel untuk menutupi lukanya. Dan ya, bekas tamparan juga garis yang memanjang di kening gadis itu bisa Fasha lihat sekarang.
"Rel lo-"
Zarel menyeka sisa air matanya, mengatur nafasnya yang masih tercekat. Ia tidak bisa memperlihatkan sisi rapuhnya pada yang lain. Berusaha terlihat baik-baik saja, Zarel berucap, "Udah sya gue nggak mau ada yang lihat."
"Sekarang lo bantuin gue buat nutupin ini semua."
Fasha tidak bisa berbuat apa-apa, melihat Zarel yang sudah merubah ekspresi wajahnya menjadi ceria-yang dipaksakan- itu sungguh membuat hati nya sakit. Fasha tidak tau seberapa kuat hati Zarel untuk menghadapi ini.
Tanpa keduanya sadari didepan kelas XII MIPA 2, seseorang sejak tadi mendengar kan apa yang keduanya bicarakan.
Sebenarnya lo siapa?
_____°°°_____
"Ih, anjir serius dia satu ekskul sama Lo," kaget Hazel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Azharel (On Going)
Teen FictionHarap follow sebelum baca ya! PLAGIAT DILARANG MENDEKAT!! _____°°•°°_____ Bagi anak perempuan, ayah adalah cinta pertama mereka. Tapi terkadang masih banyak mereka yang tidak beruntung. Sama seperti yang dialami Azharel Natashen. Tentang Zarel yang...