18. Hidup baru

94 8 0
                                    

Selamat membaca



Author POV

"Rel, lo deg-degan nggak?"

Zarel menoleh, "karena?" tanyanya.

"Ya inikan bukan pernikahan yang lo mau." Hazel terlihat mengusap tengkuknya, agaknya gadis ini juga gugup dengan kalimat yang baru saja terlontar.

Dia menghela nafas gusar, jika tidak tertutupi make up tipis ini mungkin akan terlihat dengan jelas kantung matanya yang menghitam. Ya dia tidur larut sekali, itupun karena bantuan obat-obatan yang ia tambah dosisnya.

"Semua bakal baik-baik aja." Fasha mengelus pundak Zarel, memberi sedikit ketenangan.

"Lo cantik rel, banget malah."

Zarel berdecak, mau sebanyak apapun orang yang memujinya cantik dia tidak akan percaya. Tatapannya jatuh pada pantulan dirinya di cermin. Asing, gaun elegan yang hanya digunakannya untuk ijab qobul, kepalanya yang dibaluti kain warna senada. Terlihat sangat bukan dirinya.

"Oh iya, Bella kemana?" tanyanya, menatap kedua sahabatnya dari pantulan cermin.

"Ada, di jalan kali."

Tidak berselang lama, pitu ruangan dibuka menampakkan Gisel yang sudah rapi. Wanita itu tersenyum hangat, terlihat bahagia.

"Ayo sayang, udah di suruh turun."

Zarel mengangguk, ia berjalan di bantu Gisel dan kedua sahabatnya. Menuruni setiap undakan anak tangga. Pikirannya mendadak kosong, bahkan saat ia sudah duduk pun, tak sekalipun Zarel mengangkat pandangannya.

Fasha mengelus lagi pundaknya, berbicara bahwa semuanya akan baik-baik saja, memberi semangat lewat isyarat bibirnya. Setelah itu Zarel benar-benar tidak mendengar apapun.

"Qobiltu nikahaha wa tazwijaha bil mahril madzkuur haalan."

Saat semua mengatakan sah, kesadarannya seperti di tarik keluar. Tangannya gemetar menarik tangan Nabil dan di tempelkan pada bibirnya. Raganya memang disini tapi hati dan pikiran Zarel berkelana entah kemana, sampai gadis itu tak merasakan bahwa tangan yang di genggaman nya terasa hangat.

Pucuk kepala nya ditahan, entah apa yang Nabil gumamkan tapi setelahnya dia meniupkannya pelan.

Disaat seperti ini, Zarel ingin sekali berhamburan ke pelukan Darren. Namun saat ingatannya kembali saat Darren membencinya ia terkekeh miris. Matanya sempat menangkap siluet Bella yang memberikan tatapan sulit diartikan. Gadis itu tidak datang sendiri, Arkan ada di sebelahnya.

"Gue bakal usahain apapun buat lo bahagia," ucap Nabil yang tidak ditanggapi Zarel.

_____°°°_____

"Kamu nggak mau di rumah mama dulu atau Zarel gitu?"

Nabil menggeleng, ia masih menunggu Zarel yang sedang bersiap menganti pakaian nya. Di ruangan ini masih ada Gisel, Arya, Darren, dan Daniel, mereka akan melepas Nabil untuk memulai hidup baru.

Gisel menempelkan punggung tangannya di kening Nabil, "masih hangat, nanti jangan lupa minum obat ya."

Nabil mengangguk, "iya ma."

Azharel (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang