06. Tragedi di lapang

136 16 6
                                    

Tau cerita ini dari mana??

Vote nya jangan lupa, spam komen juga nggak papa. Asal jangan bawa-bawa lapak Laen ke sini ya.

Selamat membaca


Di SMANDA, sistem pembelajaran tidak efektif karena ada beberapa hal yang harus mereka persiapkan untuk milad sekolah mereka. Banyak dari mereka yang hanya menghabiskan waktu di kantin, perpustakaan untuk murid yang ambis dan bolos untuk mereka yang bosan.

"Woy kan," panggilan Reza mengalihkan atensi Arkan yang memimpin anggota nya untuk mempersiapkan acara.

"Sibuk banget pak ketu." Damian datang disusul dengan temannya yang lain.

"Ngapain pada kesini?" tanya Arkan datar.

Reyhan mengedikan bahunya tak tahu, ia hanya mengikuti mereka saja. Sementara yang diikuti sudah menghilang, sibuk menggoda anak OSIS yang sedang bekerja.

Memperhatikan sekitar lapang, cowok itu menemukan beberapa pasang mata yang menyorot ke arahnya, menatap kagum. Tapi dia tidak terlalu peduli dengan itu.

Di tengah aktivitas orang yang sibuk-sibuknya beberapa orang gabut memanfaatkan waktu mereka dengan bermain voli, yang semakin menghambat pekerjaan anak OSIS.

"ZIDAN, LO BISA DIEM NGGAK SIH."

"BERESIN NGGAK!!."

Cewek yang diketahui bernama Eris menjewer telinga orang yang merusak pekerjaannya. Barang yang sudah tertata rapi berserakan karena lemparan bola voli yang meleset.

"Stt, maaf nggak sengaja sumpah." Zidan berusaha melepaskan jeweran yang semakin kuat.

"Anjir sakit lepasin."

Beberapa orang yang berada disekitar lapang tertawa lepas, menertawakan nasib cowok itu.

"UDAH GUE BILANGIN JANGAN MAIN VOLI, LO HALANGIN KERJAAN ANAK OSIS TAU NGGAK!!"

"Iya deh si paling OSIS." Zidan berlari saat jeweran di telinganya lepas. Cowok itu menjulurkan lidahnya meledek, membuat amarah Eris memuncak.

Terjadi lah acara kejar-kejaran bak film Tom and Jerry. Zidan yang terus meledek dan tertawa karena puas dan Eris yang masih tidak terima dikatakan babu sekolah.

"SINI LO."

"OGAH, DEKET-DEKET SAMA BABU BANYAK KUMANNYA."

Zidan mendekati Reyhan dan melindungi dirinya ditubuh jangkung cowok itu. "Rey, tolongin gue Rey. Banteng lepas dari kandangnya."

"Sini Lo." Dengan tangan sepatu yang sengaja ia lepas, Eris berusaha menjangkau tubuh Zidan yang berada dibelakang Reyhan.

Zidan dengan tidak berdosa nya memutar-mutar tubuh cowok itu untuk melindunginya dari pukulan tertubi-tubi.

"SINI NGGAK LO."

Tertawa lepas diatas penderitaan Reyhan yang malah mendapat pukulan menggantikan dirinya.

"Bocah Lo pada diem," cegahan cowok itu tidak mereka dengarkan.

"Anjir sakir ris."

"BANCI LO."

"GUE BUKAN BANCI TAPI WARIA."

"LO NGESELIN BANGET SIH."

"APA?? NGANGENIN??"

Eris terlampau kesal, gadis itu melempar sepatu ventela nya asal.

Buk

"Arghh..."

Azharel (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang