02. Keluarga

208 22 7
                                    

Ada yang kangen nggak nih sama cerita aku??

Oh Iyah, sebelumnya mau tanya. Kalian tau cerita ini dari siapa???

Jangan lupa vote dulu
Selalu dukung aku

Selamat membaca


Plak

Bug

"Masih berani pulang kamu hah," sentak Darren kasar. Mendapati Zarel pulang larut membuatnya emosi nya naik.

"Zarel a-ada urusan pah," ucap Zarel lirih. Tubuh nya lemas, tidak kuat dengan luka di tubuhnya yang terasa sakit.

"Apa urusan kamu lebih penting dibanding dengan pertemuan yang papa rencanakan hah." Darren menghempaskan tubuh Zarel sekali lagi, tidak peduli dengan lirihan penuh rasa sakit putrinya.

"A-ampun pah saki-t."

Mata Zarel sudah mengeluarkan cairan bening sedari tadi, tapi itu tidak akan menghilangkan emosi papah nya.

Prang

Suara gelas yang dibanting tepat disisi Zarel refleks membuat gadis itu memejamkan mata. Beberapa pecahan gelas itu mengenai wajahnya mengakibatkan luka yang mengeluarkan darah segar.

"Sekali lagi kamu membantah, saya tidak akan segan-segan memberikan yang lebih dari ini, ingat itu!" Peringatan dari sang papa membuat rasa takut menyelimuti dirinya.

Zarel tidak bisa berbuat apa-apa, Al hasil ia hanya menganggukan kepala. Setelahnya Darren pergi meninggalkan nya tanpa berniat sedikit pun untuk membantu.

Sampai kapan tuhan....

Dengan menahan sakit di sekujur tubuhnya Zarel memaksakan diri menaiki tangga menuju kamar di lantai dua.

Zarel bersandar pada pintu kamar yang tertutup menumpahkan cairan bening yang terus memaksa keluar.

"Salah gue apa .."

"Sampai kapan papah benci sama gue."

Tok tok tok

Dengan segera Zarel menghapus sisa air matanya. Dapat ia tebak siapa yang datang padanya malam-malam.

Ceklek

"Non, non nggak papa?" pertanyaan itu membuat Zarel semakin ingin menangis namun ia tahan karena tidak mau membuat khawatir orang yang telah menggantikan peran ibu dihidupnya.

"Aku nggak papa bi, cuman ditampar aja kok," ujarnya dengan senyum yang terlihat menyakitkan dimata bi Sari.

"Ya Alloh non, ma'afin bibi ya nggak bisa bantu kalo kayak gini." Dengan mata yang mulai berkaca-kaca bi Sari mengusap lembut pipi Zarel yang terdapat bekas kemerahan. "Bibi obatin yah."

Zarel mengangguk, "Bibi jangan nangis dong nanti Zarel ikut sedih."

"Bibi bisa liat kan aku nggak papa," lanjutnya.

"Yaudah, bibi ambil obatnya dulu yah non."

_____°°°_____

Azharel (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang