13. Terakhir

97 8 0
                                    

Selamat membaca


"Bukan nggak suka tapi emang semestanya aja yang nggak ngedukung."

_Azharel Natashen

Author POV

Pukul 10.00, Zarel berjalan seorang diri dengan berbalutkan hoodie yang menutupi setelan tidurnya. Setelah bertengkar hebat dengan sang papa, dia memutuskan pergi hanya untuk menenangkan pikirannya. Lebam di wajah yang ia dapatkan beberapa minggu lalu sudah sedikit menghilang, namun Darren seperti nya lebih menyukai melukis di wajah anaknya dari pada di kanvas.

Langkah kaki gadis itu terus ia gerakkan dengan tak tentu arah, jika saja Darren menyadari dia tidak ada mungkin lelaki paruh baya itu akan mengamuk lagi.

"Kenapa gue ke sini ya." Monolog Zarel bertanya pada dirinya sendiri. Kakinya mendadak tertahan tepat di depan rumah yang sudah lama tidak ia kunjungi.

Menatap bangunan yang tampak hidup tentu membuat gadis itu bingung. Pasalnya beberapa tahun lalu saat Zarel dengan sengaja mengunjungi rumah ini untuk terakhir kalinya, tidak ada tanda-tanda kehidupan disana.

"Mungkin rumah nya dijual kali ya? Nggak mungkin kan kalau dia datang lagi?"

Dari arah berlawanan sorot lampu motor menerangi jalan, Zarel menaikkan tangannya untuk menghalau sinar yang menerpa wajahnya. Ia menyipitkan matanya, hingga sadar buru-buru Zarel menaikkan tudung Hoodie itu di kepalanya.

Hendak segera pergi tapi tangannya sudah lebih dulu di cekal erat.

"Zarel?"

Zarel mengalih kan pandangannya dari kedua cowok tersebut

"Kenapa bisa sampai sini?" Tanya Reyhan.

"Bukan urusan lo, boleh tolong lepasin gue mau pulang." Zarel menunjuk pergelangan tangan yang masih di cekal dengan ekor matanya.

Reyhan menggeleng tegas, "gue anterin."

"Gue bisa sendiri."

"Ini udah malem, nggak baik cewek keluyuran sendiri."

Zarel mendelik, "Gue bukan cewek lemah kali."

Damian yang hanya menyimak, melirik keduanya bergantian.

"Lepasin." Zarel menyentak tangan nya kasar tapi cekalan tangan Reyhan padanya tak juga terlepas.

"Daripada ribut, mending lo ikut kita party, ya nggak Rey?" Damian melirik Reyhan yang dibalas tatapan tajam cowok itu.

"Aelah, matanya pengen gue colok dah. Terserah Lo pada deh, gue masuk duluan nih."

Sebelum masuk, Damian menyempatkan berhenti di dekat gadis itu, membisikkan sesuatu tepat di telinganya yang sebenarnya masih bisa di dengar Reyhan.

"Kalau ada apa-apa call gue aja, takutnya Reyhan apa-apa in lo kan."

Damian mengedipkan sebelah matanya, dan langsung melangkah cepat sebelum bogeman Reyhan dilayangkan. Pasalnya mata cowok itu sudah seperti siap menerkam hidup-hidup.

Azharel (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang