Semoga suka sama chapter ini ya,
Jangan lupa vote
Tandai typo dengan komen ya
"Sesuatu yang saya lakukan, tidak pernah tanpa alasan."
_Darren Sanjaya
Selamat membaca
•
•
•Malam minggu bagi kebanyakan orang mungkin akan digunakan untuk menghabiskan waktu bersama pasangan mereka, tapi tidak untuk Reyhan Aruthala cowok yang kini mengenakan Hoodie abu juga jeans hitam itu sedang mengabiskan waktu di warung yang biasa mereka gunakan untuk mengukir momen bersama yang mungkin akan mereka rindukan suatu hari nanti.
Reza menghembuskan asap rokok nya untuk yang kesekian kali. Ia terlihat gusar jika dilihat dari ekspresi wajahnya. Sudah berapa batang rokok yang ia habiskan. Tidak biasanya lelaki itu hanya diam, biasanya banyak cekcok antara dirinya dan Damian.
"Kenapa lo?" tanya Reyhan mendekati Reza yang hanya duduk sendiri di dekat pos ronda yang kosong.
"Nggak papa gue."
"Ekspresi lo nggak bisa bohong za." Reyhan tau itu, karena katanya
Orang yang menghembuskan asap rokok kebawah memiliki arti negatif. Mereka sedang berada dalam kondisi resah, takut juga gelisah. Bahkan sedang menyembunyikan rasa kecewa dan marah.Reza terkekeh miris, bahkan dari banyaknya teman yang ada di sana hanya satu orang diantara mereka yang menyadari bahwa dirinya tidak baik-baik saja.
"Lo tau apa soal gue Rey, lo bahkan baru kenal gue setengah tahun lalu. Jadi nggak usah lo ikut campur dalam urusan pribadi gue."
Reyhan diam, tidak bisa mengatakan apa-apa lagi. Karena yang dibicarakan Reza memang benar adanya dan tentu saja ia tidak berhak untuk tau lebih dalam kehidupan lelaki itu.
"Lo tau? Kadang manusia itu cuman penasaran bukan peduli," lanjut lelaki itu, tapi kali ini tatapannya menghunus iris coklat terang milik Reyhan.
"Terserah lo za, tapi lo juga harus tau kalau nggak setiap manusia kayak gitu," ucap Reyhan meyakinkan.
Cowok dengan iris coklat terang itu terkekeh, ekspresi Reza sangat serius sekarang dan itu sangat aneh dimatanya.
"Woy sini lo za biasanya juga koar-koar lo sama gue."
Reza mengangguk tidak membantah sama sekali, cowok itu menghampiri Damian yang sedang bernyanyi ria bersama yang lain, tidak satu sekolah dengannya tapi di malam seperti ini banyak orang yang menghabiskan waktu disini membuat mereka saling mengenal.
Mereka asik dengan lagu biarkan ku putuskan saja yang diiringi suara ketukan meja dari tangan kreatif Sean. Membuat suasana kebersamaa sangat terasa malam ini.
"Lo nggak ikut ka?" tanya Reyhan menghampiri Arkan yang hanya duduk memperhatikan mereka dengan seplastik tea jus ditangannya.
"Idih, ogah gue." Cowok itu bergidik.
Reyhan meminum minuman dingin yang ada diatas meja juga camilan yang entah punya siapa. Memang diantara banyaknya anak yang nongkrong disini hanya keduanya yang duduk memperhatikan tidak berminat ikut bergabung. Sesekali cowok dengan Hoodie abu itu mengomentari suara yang terdengar fals di telinganya.
"Sini dong Rey, suara lo kan lumayan tuh," ajak Sean disela-sela nyanyiannya.
"Ogah, ntar suara gue jadi fals kalo sama lo."
KAMU SEDANG MEMBACA
Azharel (On Going)
Roman pour AdolescentsHarap follow sebelum baca ya! PLAGIAT DILARANG MENDEKAT!! _____°°•°°_____ Bagi anak perempuan, ayah adalah cinta pertama mereka. Tapi terkadang masih banyak mereka yang tidak beruntung. Sama seperti yang dialami Azharel Natashen. Tentang Zarel yang...