26. Bertemu Mama

88 7 0
                                    

Selamat membaca


Author POV

"Kenapa kesini? Gue mau pulang."

"Mama yang suruh. Nggak usah tegang gitu, nggak papa yang tadi jangan dulu dipikirin ya."

Setelah memastikan motornya terparkir rapi di garasi, cowok itu menghampiri Zarel yang menunggunya. "Ayo."

"Mata gue sembab nggak?"

"Merah dikit."

Karenanya Zarel tidak bergerak sedikitpun, yang dia lakukan adalah menunduk seraya memainkan jarinya.

Nabil yang melihatnya, menghembuskan nafas pelan. Ditariknya lengan itu hingga membuat Zarel mendongak. "Ayo, mama udah nunggu."

Setelahnya Zarel pasrah saat tangannya ditarik pelan.

"Assalamualaikum."

"Wa'alaikumussalam." Sahutan dari dalam bersamaan dengan Gisel yang menunjukkan wajah sumringah.

Nabil menyalimi tangan sang mama begitupun dengan Zarel.

"Eh, ini mantu mama kamu apain bil?" Gisel melirik keduanya bergantian. Rasanya ada yang tidak biasa melihat gadis itu murung seperti ini.

"Zarel pengen istirahat ma. Nanti aku ceritain." Nabil meyakinkan Gisel dengan sorot matanya.

Setelah mendapat persetujuan dari sang mama, Nabil membawa gadisnya menuju kamar. Meskipun penasaran, Gisel tetap mengerti ada yang tidak beres dan memberi Nabil waktu untuk memprioritaskan Zarel terlebih dahulu.

"Ada apa ma?" Arya baru saja datang dengan secangkir kopi ditangannya. Dia baru saja selesai mandi dan berniat bersantai sembari menonton TV.

Gisel menoleh kemudian menunjuk kamar Nabil dengan ekor matanya. "Nabil datang sama Zarel. Tapi aku lihat Zarel nya murung gitu, takutnya ada apa-apa."

Arya manggut-manggut, "udahlah, kan ada Nabil yang bisa jaga dia." Pria paruh baya yang merupakan ayah dari Muhammad Nabil Haziq meletakkan secangkir kopi di meja dan mengambil selembar majalah untuk dibaca.


_____°°°_____


"Udahlah ngomong sama lo, nggak akan bisa ngertiin gue!"

Nabil menghembuskan nafasnya pelan, Zarel pergi begitu saja setelah perdebatan yang menguras emosi gadis itu. Awalnya, Nabil sengaja membawa Zarel ke belakang rumahnya untuk menikmati suasana malam -Nabil punya halaman yang luas- dengan percakapan ringan hingga Zarel tak bisa menahan perasaannya sendiri karena fakta kemarin.

"Ributin apa bil? Zarel sampai nangis gitu." Mama Gisel mengambil tempat disamping anaknya. Menahan Nabil yang hendak beranjak dan menggeleng.

"Nggak usah dikejar."

"Tapi ma-"

"Nggak Nabil, kamu nggak mau kan Zarel tambah nangis?"

Nabil mengangguk dengan kepala yang menunduk lesu, dia kembali pada posisinya.

"Cerita sama mama ada masalah apa?" tanya Gisel lembut.

Azharel (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang