08. Di bonceng Zarel

127 13 3
                                    


Jangan lupa vote, komen dan follow akun aku sebelum baca!!

Boleh promosi kalau kalian emang suka cerita aku.

Komen bebas, asal diusahakan Jangan bawa lapak lain ke sini ya.

Selamat membaca



"Makasih untuk yang kesekian kali nya."

Zarel menyerahkan helm digenggaman nya pada Reyhan, cowok itu hanya diam di atas motornya tanpa berniat turun.

"Minimal nawarin masuk kek." Sindir Reyhan.

"Emang lo mau?."

Reyhan mengangguk hendak turun dari motornya tapi kalimat Zarel selanjutnya berhasil menghentikan cowok itu, "nggak usah lah ya lain kali aja." Zarel cengengesan.

Bukan mengusir atau apa, Zarel hanya tidak ingin cowok itu tau lebih dalam kehidupan kelam nya. Karena sedari tadi Zarel sudah waspada saat netra nya menangkap mobil Darren terparkir rapi di halaman rumah. Takut jika Darren akan marah besar melihat ia pulang dengan lelaki asing, marah nya Darren bukan sebab melindungi tapi mungkin karena tidak mau perjodohan konyol yang di rencanakan gagal.

"Yaudah gue pulang."

Memakai kembali helm full face dan melajukan motornya kembali, ia teringat sesuatu, "kita...temenan kan?" Tanya cowok itu ragu.

Zarel mengangguk, dibalik helm full face yang dikenakan Reyhan lengkungan manis itu terbit tanpa gadis itu sadari hingga motor sport itu kembali melaju membelah jalanan yang cukup ramai.

"Pacar kamu?" Suara tegas yang terdengar menusuk Indra pendengaran itu Zarel dengar saat pertama kali menginjakkan kaki nya di rumah.

"Teman pa." Zarel menunduk tidak berani menatap netra yang sudah tidak seteduh dulu.

"Bagus, jauhi laki-laki itu Azharel. Hidup kamu sudah saya atur."

Zarel mengangguk takut, takut jika papa nya akan melakukan kekerasan fisik lagi, ia lelah dengan semua nya.

Menghela nafas lega, karena tidak ada drama yang mampu menggores luka yang sudah dalam. Darren hanya mengatakan dengan tekanan di kalimat nya, tidak ada bentakan yang biasa ia dengar.

"Non, udah pulang." Itu pernyataan yang membuat Zarel tersenyum teduh.

"Bibi udah masak banyak, nanti dimakan ya." Mengusap samping kepala Zarel lembut. Setidaknya jangan sampai orang dihadapan saya terluka tuhan..

"Iya nanti aku makan kalau udah mandi ya bi."

Bi Sari mengangguk, membiarkan Zarel pergi menuju kamar yang terletak di lantai dua. Menatap anak majikan yang sudah ia anggap anak sendiri itu dengan tatapan iba.

_____°°°_____

Jam 19.35, Zarel sudah duduk di meja makan. Menyantap berbagai macam lauk pauk yang sudah disediakan seorang diri. Tidak ada bi Sari yang biasa menemani, mungkin wanita itu sudah terlelap lebih dulu.

Hanya terdengar suara dentingan sendok yang ia ciptakan sendiri, hati kecil nya berharap makan malam seperti ini bisa dilakukan bersama dengan papa dan mama nya seperti dulu. Tapi itu hanya angan-angan yang mungkin tidak bisa ia rasakan lagi.

Azharel (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang