25

425 37 7
                                    

Wajah View bersinar sinar, telaten memperbaiki posisi dasi sang suami dengan senyum merekah lebar. Penampilan menarik penuh karismatik serasa menghilangkan kewarasannya, tak akan pernah bosan dan melewatkan kesempatan dimana dia bisa menatap wajah tegas itu.

View menyunggingkan senyum, sedikit lebih hati-hati berjalan berseberangan membantu suaminya. "Sudah, sempurna"

Joong mengangguk, menatap siluet dirinya di cermin dengan perasaan campur aduk. "Aku keluar duluan, bersiaplah..."

Meninggalkan sang istri sendirian di kamar, Joong melangkahkan kaki ke arah teras rumah. Hari sudah gelap, tepat perayaan ulang tahun anak dari Presdir mengharuskannya sekeluarga turut hadir memberi ucapan tulus yang dibuat-buat. Tangan Joong merogoh sebatang rokok dengan begitu telaten menyalakan korek, menciptakan kepulan asap mengintruksikan kepuasan. Wajahnya begitu tegas namun masam, dia bukan tipe suami yang suka membawa keluarganya ke acara-acara resmi, entah mengapa rasanya begitu bersalah.

Saat orang mulai berangan-angan tentang keluarga bahagianya, semua menjadi begitu bodoh penuh dengan omong kosong. "Sialan..." Joong meludah ke pekarangan, hatinya tercubit begitu saja.

Sudah lama sekali, sejak terakhir kali. Dimana dia terbangun dengan harapan, namun kini kembali tidur mendapat mimpi tak berkesudahan. Hati suram, penuh ketidak-relaan. Tawa hambar yang pendek, tak pernah berarti apa-apa. hari ini dia kembali tersadar bahwa hatinya belum kembali, namun raganya tetap berdiri tegap memperjuangkan kehidupan normal layaknya orang-orang.

"Joong..."

Terlalu banyak diam, suara lembut wanita yang berstatus sebagai istri nya membuat sedikit keterkejutan. Joong menatap wajah cantik itu dengan sendu, putri kecil mereka bahkan merengek naik di gendongannya. Sangat hati-hati ia menggandeng keluarganya berjalan ke mobil, bersiap untuk pesta perayaan ulang tahun seorang putri Presdir.

.
.
.
.
.

Suara mulai riuh, semacam pesta menciptakan suasana gegap gempita. Siapapun mungkin akan terkejut dengan skala acara yang menyajikan pemandangan unik, dari depan hingga ke ujung cafe banyak menu tambahan yang sudah siap menampung para tamu undangan.

Untuk seorang putri Presdir nampaknya terlalu kecil menampung Persiapan pesta yang menghambur-hamburkan uang semacam itu, namun inilah inisiatifnya mendekati seorang pengusaha tampan yang secara terbuka ia didekati belakangan ini.

Bau semerbak, beraroma anggur tercium dari segala arah. Semacam bunga-bunga telah teratur dengan sejenis terali terali yang menjalar di antara pintu masuk hingga ke tembok-tembok kaca, efeknya begitu menyenangkan dan mencengangkan. Clematis, night glory, lilac, dan red rose, terlihat menjalari setiap aspek di bagian lain menampilkan kesan yang begitu mendalam dan vulgar namun tetap bersinar lembut.

Joong sedikit berpaling, merasa terganggu dengan pemandangan berlebihan ini. Anaknya sudah memekik girang menyamai kucing-kucing di lantai cafe, tamu undangan begitu teratur menikmati gelap merona yang memukau di tengah hikmatnya acara ini.

"Siapa sangka, putri Presdir menyuguhkan pesta yang santai dan elegan" ujar View

"Aku pikir ini akan menjadi sopan, pesta seperti ini sangat tidak layak untuk seorang putri Presdir" dari semua tema pesta yang Joong tau selama ini, menurutnya sekarang adalah yang paling tak masuk akal

Sang istri tertawa kecil, dia jadi skeptis "bagaimana pun, Rachel beruntung karena Presdir tak ada disini. Dia jadi bebas memilih perayaannya sendiri"

Joong lagi-lagi menghela nafas, nyaman saja. Semua pengunjung acara ini nampak melakukan aktivitas mereka dalam berbagai kelompok, dan dia sendiri nampak tak suka berlama-lama. Anaknya sudah fokus pada hewan berbulu yang menggemaskan, serta istrinya berbaur dengan wanita-wanita lain.

Sangat khas dengan aroma minuman memabukkan, berbotol-botol sampanye nampak terkemas rapi di tiap sisi meja. Dia hampir pergi, sebelum mendapati sosok lelaki berpenampilan lebih maskulin berdiri di samping dinding cafe, mengelus salah satu kucing dan nampak mengangkat hewan itu penuh perhatian.

"Dunk...."

.
.
.
.
.
.
.

To be continued

Jangan lupa follow dan ninggalin jejak 💛💛💛

Aisle Of Pain [Joongdunk]18+[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang